BLUSUKAN –yang dalam bahasa Jawa berarti masuk ke tempat tertentu untuk mengetahui sesuatu- seringkali dijadikan sebagai komoditi tertentu bagi sebagian pejabat politik. Aktivitas ini kadang dilakukan tidak lebih untuk mendongkrak citranya sebagai tokoh publik yang membutuhkan popularitas tinggi untuk melanggengkan kekuasaan.