Kidung Cinta I

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 29 Mei 2010 | 23.28

Karunia terindah, terbesar berpantulkan….
Pada cinta, yang tumbuh....
Dari pancaran Rahman Rahim Tuhan…

Cinta adalah bunga dari daun kasih sayang..
Dahan pengorbanan, akar ketulusan....
Yang tumbuh…
Dari lahan hati yang suci murni…

Cinta kan tumbuh subur bila disirami..
Dengan air kedamaian dan pupuk ketulusan…
Cinta itu suci, bak bayi yang dilahirkan…
Tanpa khilaf, dosa apatah lagi kesalahan…

Cinta adalah kekuatan, berkemampuan…
Mengubah biadab menjadi beradab…
Mengubah Kebengisan menjadi kelembutan…
Mengubah malas menjadi semangat…
Mengubah setres menjadi bahagia…

Cinta adalah energi yang mampu…
Menebar kedamaian seantero alam…
Cinta membutuhkan pembuktian yang
Tergambar dalam perjuangan dan pengorbanan…

Dialog antara Akal, Nafsu dan Hati tentang memilih Wanita

Suatu ketika, diruangan khusus yang hampa, kosong, sepi dan sunyi tak berpenghuni nampak ketiga pemimpin besar Kerajaan Jasad Manusia(yang selanjutnya disingkat menjadi KJM) yaitu, Akal, Nafsu dan Hati, sedang asyik berdialog. Tak ada yang tahu kenapa mereka tumben-tumben ngumpul jadi satu kayak sedang ngadain sidang pleno membahas tentang unek-enek, tetekbengek warga negaranya.

Terjadilah hiruk-pikuk, desas desus dikalangan rakyat KJM, mereka sedang ngrumpi tentang perkumpulan mendadak gawat darurat yang sedang di selenggarakan oleh raja mereka. Ada yang bilang :” Ah mungkin aja sedang ngebahas masalah kenaikan gaji pegawai kerajaan”, ada juga yang nyeletuk:” menurutku sih paling mau ngadain perang ”, ada yang komentar:” alah ngapain juga ngurusin mereka, yang penting sebagai rakyat kita kan aman tentram, bahagia sentausa”.

Rupanya desas-desus itu sampai ke istana kerajan KJM. Untuk menghindari kesalah pahaman, dengan segera para raja KJM mengutus Majelis Kedaulatan Mulut(MKM) untuk mengumumkan secara terbuka bahwa mereka sedang mengadakan dialog tentang wanita. Dan dialog secara resmi, akan diadakan dalam gedung kerajaan yang akan disaksikan secara terbuka oleh rakyat KJM, ya mungkin aja biar terkesan demokratis gitu.

Mendengar pengumuman itu rakyat merasa kebingungan, ngapain para raja ngebahas tentang wanita , apa pentingnya? Apa manfaatnya? Apa relevansinya?. Walaupun merasa bingung tetap saja mereka datang karena jarang-jarang lo mereka di undang oleh para raja, ya syukur-syukur dapet makan enak atau order-order lain yang di tujukan untuk kemaslahatan rakyat.

Berkumpulah rakyat pada ruang yang telah disediakan oleh pegawai kerajaan, dengan penuh takdhzim dan khidmad. Ketika itu yang menjadi Mc adalah pentolan MKM, yang punya otoritas sebagai pegawai komunikasi kerajaan.

Dengan suara baritonya Mc memulai acaranya dengan mengucapakan, :’’ Para raja, pegawai dan rakyat sekalian yang saya hormati, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh salam sejahtera semoga anda sekalian selalu di karunia kesehatan oleh Allah ta`ala amiin. Sebagai Mc, biar waktu ga molor segera saja saya persilahkan kepada para raja untuk memulai dialognya.

Mulailah dialog diantara mereka:

Akal: Wanita menurutku sebagai mitra kerja yang membantu pria untuk menjalankan tugas-tugasnya, jadi kalau milih wanita ga perlu ngelihat fisik, yang penting punya kemampuan, beres dah.

Nafsu: Saya kurang setuju, bagi saya fisik sangatlah penting, karena wanita tanpa kecantikan fisik tidaklah bermakna, rasanya akan hambar, karena sebagai mitra tak hanya cukup mempunyai skill kalau fisiknya jelek bikin kerja ga semangat bahkan males.

Hati:Menurut hemat saya, pendapat kalian ada benernya dan ada kurang tepatnya. Benernya, pendapat akal memang lebih melihat ke inti daripada fungsi wanita, namun kurang tepat jika menafikan fisik sama sekali, karena fisik juga bisa turut membantu mendorong semangat kerja bila ditempatkan pada kapasitasnya. Sedang benernya nafsu terletak pada tidak mengabaikan fisik walaupun yang perlu di kritisi bahwa fisik peranannya bukan pada wilayah inti, dia bak kebutuhan secunder yang dapat menyokong kebutuhan primer. Secara ideal, memang syogyanya kita bisa memiliki keduanya karena bila kedua hal itu menyatu hidup akan terasa lengkap dan sempurna. Namun bila keduanya tidak mungkin bersatu secara utuh ya diambil sebisanya tanpa harus menafikan sama sekali.

Dengan penuh riuh tepuk tangan para rakyat sangat mendukung pendapat raja Hati, karena memang selama ini dia dianggap sangat bijaksana. Belum selesai diskusi, tiba-tiba listrik mati, jadi dengan terpaksa Mc meminta maaf pada rakyat bahwa dialog terpaksa ditunda sementara waktu, karena da kesalahan teknis, dialog akan dilanjutkan pada pekan depan.

Suara gemuruh terdengar, huuuuuuuuuuuuuuuuuu……..huuuuuuuuuuuuuuuu…..gimana sih panitianya ko tiba-tiba listrik mati padahal dialog baru dimulai dan cukup seru, untung aja kita dah makan kalo ga tambah kecewa aja kita, ya mudah-mudahan pekan depan bisa lancar dan lebih menarik. Keluarlah rakyat dengan agak kecewa, bahkan ada yang nyeletuk, yakhrab baitak(ancor rumah lo, sialan), untung aja dia ga kedengaran pejabat, kalau sampei ketahuan mungkin orang itu akan ditangkap.

Doa Menjelang Ujian

Ya Rahman ya Rahim

Karuniakanlah pada kami dari pancaran rahman-Mu kesanggupan
Tuk menjalani ujian dengan sukses dan lancar

Ya Rahman ya Rahim

Anugerahkanlah kepada kami dari pantulan rahim-Mu kemampuan
Tuk menjadikan ujian sebagai upaya menggapai kasih sayang-Mu

Ya Rabbi ya Ilahi

Bimbinglah kami melalui ujian ini
Tuk menjadi insan yang beradab bukan biadab

Ya rabbi ya Ilahi

Jadikanlah kami melalui ujian ini
Manusia merdeka yang kan selalu mengabdi pada-Mu

Yal Haq yan Nur

Berikanlah kepada kami dalam menjalani ujian ini
Kebenaran hakiki yang berasal dari-Mu

Yal haq yan Nur

Berikanlah kepada kami dalam menjalani ujian ini
Cahaya kebenaran yang kan selalu membimbing kami ke jalan mustaqim

Ya Quddus ya Salaam

Dalam menjalani ujian ini , melalui kesucian-Mu
Hibahkanlah kepada kami semangat tuk berusaha mencucikan diri dari noda dosa

Ya Quddus ya Salam

Dalam menjalani ujian ini, melalui salam-Mu
Jadikanlah kami manusia yang menebarkan kedamain pada sekalian alam

Yar Raqiib Ya Syahid

Kami sadar dan kami tahu engkau adalah maha Pengawas
Lenyapkanlah dalam ujian ini ketakutan pada pengawasan selain pengawasan-Mu

Yar Raqiib Ya Syahid

Engkau adalah maha yang Menyaksikan segala sesuatu
Saksikanlah bahwa kami menempu ujian hanyalah tu mencari ridha-Mu

Ya Tawwab ya Gaffar

Sungguh teramat banyak kesalah yang kami perbuat
Kasihkanlah dalam ujian ini kesadaran tuk selalu bertaubat kepadamu

Ya Tawwab ya Gaffar

Sungguh, kami adalah insan yang sarat akan dosa
Hadiahkanlah dalam menjalani ujian ini keinginan tuk selalu memohon ampunan-Mu

Ya Sami` ya Bashir

Kabulkanlah doa-doa kami yang hina dina ini
Jadikanlah kami insan yang selalu mendengar titah-Mu

Ya Sami` ya Bashir

Melalui ujian ini, berikanlah kami
Visi misi yang kan selalu diarahkan menuju rahmat dan ridha-Mu

Allahumma Aamiin.

Sepak Bola

Bola...oh...bola...

Diatas lapangan kau di tendang...

Menjadi rebutan banyak orang...

Banyak yang menyenangimu...

Sampai terkadang melupaimu...

Bahwa kau adalah permainan...

Yang sejatinya adalah hiburan..

Bahwa kau adalah olah raga...

Yang intinya ialah olah badan...

Sebagai benda, kau memang tak punya pilihan...

Kemana saja kau di tendang...

Pastilah mengiyakan...

Bila sejatimu terlupakan...

Wujudmu kan menimbulkan...

Percekcokan atau bahkan perkelahian...

Bila intimu terpeliharakan...

Adamu kan menjadi hiburan dan kesehatan...

Yang menyenangkan banyak orang...

Walaupun kau hanya satu dalam lapangan...

Namun, itulah letak keasyikan...

Sebagai permainan kau banyak menyuguhkan...

Arti kebersamaan dan kekompakan...

Dalam menggapai satu tujuan...

Terkadang kau terselewengkan...

Tuk menjadi taruhan...

Namun apalah pedulimu...

Tetap saja kau kan tetap berdiam tak bergeming...

Mengikuti kemauan orang...

Kehadiranmu dalam lapangan...

Melahirkan wasit, kiper, back, gelandang hingga penyerang...

Di pinggir lapangan banyak penonton...

Sorak sorai melihatmu dipermainkan...

Walau sebenarnya kau banyak jasa...

Tetap saja kau kan tak dianggap...

Melebihi yang mempermainkanmu...

Mereka yang sudah terkenal memainkan...

Sering di dewa-dewakan dan dimanja-manjakan...

Bahkan di jadikan panutan baik gaya maupun kehidupan...

Apapun yang terjadi di lapangan...

Kau tetaplah olah raga dan permainan...

Beruntunglah orang yang menempatkanmu pada sejati dan intimu...

Yang tak lebih hanya sekedar olah badan dan permainan...

Merugilah orang-orang yang mengabaikan sejati dan intimu...

Hingga menjadikanmu diatas segala-galanya melampaui Tuhan....

Bola....oh....bola...

Sampai jumpa lagi kawan........

Semangat Berintang Malas

Makin dekat ujian menjelang….
Siaga tak kunjung siap adanya…
Kepala bergeleng pusing meniba…
Hati khawatir getir lalu lalang..

Usaha tercurah, gairah menghalang…
Menguras semangat, nafsu merintang…
Mengumpul energi, cepat menghilang…
Menggalang kuat, asa menghilang...

Prahara malas menerpa dengan penuh kencangnya…
Meluluh-lantak semangat membeludak …
Menyerah kalah kah dalam ratapan penuh iba….
Meratap kuatkah terseok-seok bertuah mengelak…

Tidak, kau tak boleh menyerah pasrah…
Hiduplah kembali menyongsong gapai cita…
Gulir kembali semangat yang tlah lebur mendebu..
Bangunlah, gebu semangat kan mengantarmu pada kesuksesan yg di tempu….

Dawai Cinta Kembali Hampiri

Begitu lama sepi jauh menghantui…
Menemani kesendirian tertinggal pergi…
Lamunan semu menghembus halus….
Jiwa kerontang terabai tak terurus…

Ketika kalbu menghenyak pergi…
Melupa segala kenangan yang terjalin …
Sosok pergi, terdengar kan kembali…
Tiba-tiba tertegun mengetuk batin…

Wajah ayu tersipu penuh malu..
Mata berkeling menyelinap menyusuri…
Keheningan jiwa menyusup sunyi…
Tak menghirau, sukma kian melaju…

Jengkal demi jengkal menapakkan…
Langkah kaki lindap, bayu menerpa…
Maju bertegun, aroma menghempaskan…
Sanubari tergetar, segan menyapa…

Suara syahdu mendekat kian hampiri…
Memanggil-manggil dengan penuh mesrah…
Jantung berdegup tak kuasa percayai…
Seolah dalm bayang kelam, mimpi bersinggah…

Mata tercengang memandang penuh arti…
Apa hanya mimpi merasuk inti kalbu…
Jemari tangan lepas landas meraba pasti…
Nyatanya bukan khayal hampir menipu…

Wajah sumringah terharu penuh tanya…
Kemana saja lama pergi berlabu…
Rindu kalbu merenyuh duka lara…
Meratapi kepergian bersanding rindu…

Tak kuasa mata menahan tangis bahagia…
Lama menunggu datang kembali…
Asa bersorak riang mendawai cinta…
Semerdu kicauan burung kenari…

Manusia Jadi-Jadian

Berawal dari penasaran, akhirnya Angga memutuskan keluar meyakinkan diri sejauh mana kebenaran yang dikatakan oleh Gunawan. Kata gunawan ia merasa sedikit trauma sekembali dari luar rumahnya, bahkan ia memutuskan tidak akan keluar rumah kalau tidak sangat terpaksa. Pasalnya, ia merasa ketakutan dan merasa tidak percaya ternyata diluar banyak manusia jadi-jadian, dan anehnya ga ngenal waktu, mereka bisa beraksi siang malam tanpa henti.

Bergetar juga sebenarnya diri Angga mendengar cerita Gunawan, dalam imajinasinya yang campuraduk, Angga membayangkan sosok babi ngepet, gondoruwo, sundel bolong, laraspati, buaya putih, dan lain-lain yang jadi-jadian.

Dengan cukup gugup ia melangkahkan kakinya ke luar rumah membawa sepada kesayanganya. Di ayuhkanlah sepedanya dengan pelan. Tak sampai limaratus meter dari rumahnya, ia melihat fenomena yang cukup menyedihkan, ada seorang nenek tua jatuh telungkup, wajahnya lebam, keningnya bercucuran darah, ini akibat tamparan anaknya sendiri yang marah karena ga di kasih uang untuk beli rokok. Begitu kasihanya Angga, hatinya terenyuh dan ingin membantu nenek tua itu. Diantarlah nenek itu ke rumah sakit untuk berobat, kemudian diantar kerumahnya. Dengan senyuman nenek itu mengucapkan: “Terima kasih ya nak, kau memang benar-benar anak yang baik, semoga kemu mendapat balasan kebaikan”. “Sama-sama nek”….(timpalnya).

Selepas dari rumah nenek tua itu, ia melanjutkan perjalananya. Di sela-sela perjalanan, ia di kejutkan kembali oleh kejadian yang menurutnya sangat biadab dan tidak layak dilakukan oleh manusia. Ia melihat anak-anak kecil yang masih ingusan diperlakukan layaknya seorang budak. Mereka disuruh kerja angkat batu tanpa di kasih upah dan makan minum. Kalau merasa capek mereka akan segera di pukul pakai kayu rotan oleh para mandor bangunan. Berkaca-kacalah mata Angga, mungkin hanya itu yang ia bisa karena ga mampu menolong lebih jauh.

Sangat sedih sebenarnya melihat kejadian itu, tapi apalah daya memang ia tidak bisa bantu apa-apa kecuali hanya prihatin dan sedih. Diusaplah air matanya, ia meneruskan perjalananya, kali ini di ayuhkanlah sepedanya dengan begitu kencang, dalam hatinya ia bertekad tidak mau melihat kejadian biadab serupa. Rupanya, karena terlampau kencang menyusuri jalan menurun, ia lepas kontrol sampai jatuh tersungkur ke semak-samak belukar pinggir jalan.

Ia mengalami luka memar. Dari pinggir jalan terdengar suara gaduh…Sukur….sukur……sukur…
..rasain lo, emang enak jatuh..hahahaha. Mendengar itu semakin sakitlah hatinya. Ia merasa seolah tidak tersisa lagi manusia baik. Masak orang jatuh ga di tolong malah di sukurin.

Bangkitlah ia dengan sedikit sempoyongan berdiri membawa sepedanya ke jalan raya. Karena merasa tidak kuat, ia memutuskan untuk kembali kerumah.

Sesampainya dirumah, Gunawan sangat kaget, melihat kondisi Angga yang penuh luka memar. Dengan segera ia ke kamar mengambil obat merah. Sambil menyeka luka Angga ia bertanya, Ngga, kamu bis ngapain kok babak-blundas gini? Bis dihajar orang ya? Dengan mengernyitkan wajah Angga menjawab: “ aku habis jatuh ke semak belukar” sebenarnya luka-luka ini ga seberapa di banding perlakuan orang yang ku terima. Melihat aku jatuh mereka malah mentertawakanku, sungguh aku merasa sakit hati seakan ga ada peri kemanusiaan lagi. Oh gitu ya….( potong Gunawan). Angga meneruskan cerita yang ia alami selama di perjalanan, Gunawan menyimak dengan penuh simpati dan kasihan.

Oh ya Gun, katamu tadi diluar banyak manusia jadi-jadian, kok aku ga melihat apa-apa?(tanya Angga). Sambil nyengir Gunawan menjawab:” yang ku maksud manusia jadi-jadian itu bukan hantu, atau setan jadi-jadian, yang ku maksud dengan manusia jadi-jadian ialah tak jauh seperti yang kau alami Ngga, Aku melihat manusia sudah tidak menampakkan kemanusiaanya, banyak diantara mereka melakukan perbuatan biadab yang tidak manusiawi. Ada yang egois, ada yang penindas, ada yang penipu, ada yang melakukan tindakan layaknya binatang bahkan kayak Iblis juga ada.

Dari kejadian yang kau ceritakan tadi dari mulai nenek yang di tampar anaknya, anak kecil yang di perlakukan macam budak, sampai kamu jatuh ga ditolong malah ditertawain, itu merupakan bukti nyata kalau kemanusiaan mereka telah semakin hilang. Ada manusia yang kehewan-hewanan, ada yang kesetan-setanan, ada yang ke hantu-hantuan dan macem-macem deh, kayak manusia jadi-jadian. Malah, yang aku alami itu lebih parah dibandingkan yang kamu alami. Aku melihat banyak kejadian-kejadian yang tidak manusiawi. Mereka ditindas, di eksploitasi, di jual, di perbudak seolah tidak berharga lagi kemanusiaanya. Makanya Ngga, aku memutuskan tidak keluar rumah dulu karena aku masih trauma dan belum siap ngadepin mereka. Ya sambil nyari-nyari jalan keluar gitu deh.

Oh gitu toh maksudmu, kirain kayak hantu-hantu gitu heeeeeee. Sekarang aku mengerti bahwa manusia semakin banyak yang keluar dari hakikat kemanusianya. Banyak mereka yang jasadnya manusia tapi sifat dan sikapnya lebih mencerminkan kebinatangan, kesetanan, keiblisan. Kita berdoa kepada Allah semoga kita di jadikan manusia seutuhnya, yang peka terhadap sosial, saling membantu, mengayomi dan yang terpenting ialah MEMANUSIAKAN MANUSIA. Ini adalah tugas kita untuk menciptakan kesadaran bersama agar mereka benar-benar menjadi manusia utuh.

Amiin ya Rabb..(saut Gunawan). Aku juga berdoa semoga Kita ga jadi manusia jadi-jadian yang berubah wujud menjadi tidak manusiawi lagi.

Oh ya Ngga kamu laper ga?Barusan aku masak rendang lo..hehehe…..Iya iya…(jawab Angga)..aku laper banget, kita istirahat dulu mikir manusia jadi-jadian entar kalo dah tenang kita memikirkan solusinya untuk mengatasi, menyadarkan mereka agar menjadi menusia sebenarnya. Sip dah…semoga kita sukses. Amiin…...........

Antara Harapan dan Jalan

Kesadaran akan perubahan..
Memberikan secercah harapan
Walau terangkum dalam kebersahajaan..
Namun kan tetap mengalirkan...
Sebongkah angan dan harapan..

Keheningan jiwa kian menghembuskan..
Kesucian tingkah dan kelakuan..
Dari belakang layar tersibak berbagai rintangan..
Yang semakin pelik tapi mengesankan..
Ujian dan cobaan silih bergantian..
Menguji kekebalan jiwa dan perasaan..
Akankah engkau maju dengan keterbatasan..
Akankah engkau menjadi pilu memalukan..
Semua terserah engkau kawan..

Jalan-jalan terlihat semakin terang..
Menawarkan berbagai titian..
Apatah itu kebejatan..
Atau kebajikan..
Pun jua tak terpungkirkan..
Disana ada kesamaran..
Kesamaran pilihan..
Kesamaran penilaian..
Kesamaran kesan..

Apapun itu pilihan..
Tak usahlah engkau risaukan..
Karena setiap keputusan..
Kan melahirkan kesadaran..
Setiap kejadian melahirkan kebijaksanaan..
Tinggal melihat sikap dalam penentuan..
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan