Home » » Dialog antara Akal, Nafsu dan Hati tentang memilih Wanita

Dialog antara Akal, Nafsu dan Hati tentang memilih Wanita

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 29 Mei 2010 | 23.22

Suatu ketika, diruangan khusus yang hampa, kosong, sepi dan sunyi tak berpenghuni nampak ketiga pemimpin besar Kerajaan Jasad Manusia(yang selanjutnya disingkat menjadi KJM) yaitu, Akal, Nafsu dan Hati, sedang asyik berdialog. Tak ada yang tahu kenapa mereka tumben-tumben ngumpul jadi satu kayak sedang ngadain sidang pleno membahas tentang unek-enek, tetekbengek warga negaranya.

Terjadilah hiruk-pikuk, desas desus dikalangan rakyat KJM, mereka sedang ngrumpi tentang perkumpulan mendadak gawat darurat yang sedang di selenggarakan oleh raja mereka. Ada yang bilang :” Ah mungkin aja sedang ngebahas masalah kenaikan gaji pegawai kerajaan”, ada juga yang nyeletuk:” menurutku sih paling mau ngadain perang ”, ada yang komentar:” alah ngapain juga ngurusin mereka, yang penting sebagai rakyat kita kan aman tentram, bahagia sentausa”.

Rupanya desas-desus itu sampai ke istana kerajan KJM. Untuk menghindari kesalah pahaman, dengan segera para raja KJM mengutus Majelis Kedaulatan Mulut(MKM) untuk mengumumkan secara terbuka bahwa mereka sedang mengadakan dialog tentang wanita. Dan dialog secara resmi, akan diadakan dalam gedung kerajaan yang akan disaksikan secara terbuka oleh rakyat KJM, ya mungkin aja biar terkesan demokratis gitu.

Mendengar pengumuman itu rakyat merasa kebingungan, ngapain para raja ngebahas tentang wanita , apa pentingnya? Apa manfaatnya? Apa relevansinya?. Walaupun merasa bingung tetap saja mereka datang karena jarang-jarang lo mereka di undang oleh para raja, ya syukur-syukur dapet makan enak atau order-order lain yang di tujukan untuk kemaslahatan rakyat.

Berkumpulah rakyat pada ruang yang telah disediakan oleh pegawai kerajaan, dengan penuh takdhzim dan khidmad. Ketika itu yang menjadi Mc adalah pentolan MKM, yang punya otoritas sebagai pegawai komunikasi kerajaan.

Dengan suara baritonya Mc memulai acaranya dengan mengucapakan, :’’ Para raja, pegawai dan rakyat sekalian yang saya hormati, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh salam sejahtera semoga anda sekalian selalu di karunia kesehatan oleh Allah ta`ala amiin. Sebagai Mc, biar waktu ga molor segera saja saya persilahkan kepada para raja untuk memulai dialognya.

Mulailah dialog diantara mereka:

Akal: Wanita menurutku sebagai mitra kerja yang membantu pria untuk menjalankan tugas-tugasnya, jadi kalau milih wanita ga perlu ngelihat fisik, yang penting punya kemampuan, beres dah.

Nafsu: Saya kurang setuju, bagi saya fisik sangatlah penting, karena wanita tanpa kecantikan fisik tidaklah bermakna, rasanya akan hambar, karena sebagai mitra tak hanya cukup mempunyai skill kalau fisiknya jelek bikin kerja ga semangat bahkan males.

Hati:Menurut hemat saya, pendapat kalian ada benernya dan ada kurang tepatnya. Benernya, pendapat akal memang lebih melihat ke inti daripada fungsi wanita, namun kurang tepat jika menafikan fisik sama sekali, karena fisik juga bisa turut membantu mendorong semangat kerja bila ditempatkan pada kapasitasnya. Sedang benernya nafsu terletak pada tidak mengabaikan fisik walaupun yang perlu di kritisi bahwa fisik peranannya bukan pada wilayah inti, dia bak kebutuhan secunder yang dapat menyokong kebutuhan primer. Secara ideal, memang syogyanya kita bisa memiliki keduanya karena bila kedua hal itu menyatu hidup akan terasa lengkap dan sempurna. Namun bila keduanya tidak mungkin bersatu secara utuh ya diambil sebisanya tanpa harus menafikan sama sekali.

Dengan penuh riuh tepuk tangan para rakyat sangat mendukung pendapat raja Hati, karena memang selama ini dia dianggap sangat bijaksana. Belum selesai diskusi, tiba-tiba listrik mati, jadi dengan terpaksa Mc meminta maaf pada rakyat bahwa dialog terpaksa ditunda sementara waktu, karena da kesalahan teknis, dialog akan dilanjutkan pada pekan depan.

Suara gemuruh terdengar, huuuuuuuuuuuuuuuuuu……..huuuuuuuuuuuuuuuu…..gimana sih panitianya ko tiba-tiba listrik mati padahal dialog baru dimulai dan cukup seru, untung aja kita dah makan kalo ga tambah kecewa aja kita, ya mudah-mudahan pekan depan bisa lancar dan lebih menarik. Keluarlah rakyat dengan agak kecewa, bahkan ada yang nyeletuk, yakhrab baitak(ancor rumah lo, sialan), untung aja dia ga kedengaran pejabat, kalau sampei ketahuan mungkin orang itu akan ditangkap.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan