Kegigihan Tikus

Written By Amoe Hirata on Selasa, 25 Oktober 2016 | 12.47

            
SIANG hari, dari lubang kecil tembok kayu triplek kos-kosan, keluarlah satu tikus untuk mengais rezeki di dalamnya. Agak geli juga rasanya. Aku kejar, aku gertak, nyalinya pun ciut kemudian dengan terbirit-birit memasuki lubang kecil yang dibuatnya.

Lupakan Mantan dan Tatap Masa Depan!

Written By Amoe Hirata on Senin, 24 Oktober 2016 | 10.28

“MAY…!” Teriak Lili. Menggedor – gedor pintu.
“Tante, yakin May ada di dalam?” Tanya Lili membelalakkan matanya.
Tuh anak belum keluar sejak pagi tadi!” Jawab Tante Eni.
“Duh, kamu bikin Tante takut.” Tante Eni tambah gusar berujung panik.
Lho? Kok aku sih Tan,” Protes Lili. Tante Eni diam. Wajahnya berubah pucat bercampur cemas. Kemudian keduanya kompak menggebuk pintu kamar May.

Mau Pasangan Ideal? Sadar Diri Dong!

Written By Amoe Hirata on Minggu, 23 Oktober 2016 | 14.47

“ANA siap menikah!” kata Hafiz mantap. Salim mengamini dan menimpali alhamdulillah.
“Antum sudah punya calonnya akhi?” ditanya demikian Hafiz malah cengar-cengir, membuat Salim penasaran dan mencoba menebak arah pembicaraan ini.

Petualangan Pela-Pela [Bagian: I]




BAJILO (Bajing Loncat Cilik) banyak dijumpai di jalur lintas polisi seperti jalur Pantura dan Cikampek yang menghubungkan antara Jakarta dan kota-kota lain di pulau Jawa,” Sari berlagak, membaca keras-keras dengan intonasi suara tertata dari koran lampu merah yang dipegangnya. Memecah kesunyian dalam kediaman yang lain. Tia, Kristin dan Yuke. Sari meniru pembawa berita, serupa mimik wajah dan gaya, sedikit dibuat-buat tapi tidak begitu buruk bila dimaksudkan untuk sekedar menghibur, Yuke mendelik ke arah Sari, tatapan sinis di matanya yang sipit seolah berkata ‘berisik!’. 

Mengetuk Pintu Surga Mertua

Written By Amoe Hirata on Jumat, 21 Oktober 2016 | 05.22

Untung mertua gue udah mati. Jadi gak ribet deh.” “Istighfar Re!” Ami menepuk pundak Rere, sedikit mengagetkan dan membuat Rere segera berujar Astagfirullah.
            “Maksud gue gak sekasar itu. Abis ngedenger ceritanya si Wilda dan mertuanya kaya serem banget,” Kata Rere membela. Wajah Wilda berubah masam dan Rere segera meminta maaf sekiranya ucapannya yang keceplosan itu tidak berkenan di hati Wilda.
            Pagi menjelang siang hari ini mereka sedang duduk-duduk santai di pelataran TK. Matahari menunggu buah hati mereka selesai belajar. Dan sebagaimana ketika ibu-ibu sedang kumpul ada sajalah yang mereka bicarakan. Dimulai dari Wilda yang mengeluhkan kondisi dirinya yang selalu diatur oleh sang ibu mertua.
            “Tapi emang bener serem sih, bayangin aja udah 5 tahun gue nikah dari urusan gue masak apa hari ini buat suami sama anak gue mertua selalu ngatur. Itu baru urusan dapur belum lagi kalau gue lagi ada masalah sama Mas Pram, Mama mertua lebih ikut campur lagi dan pastinya lebih ngebela anaknya ketimbang gue.”

Dua Generasi Pembebas Palestina III

Written By Amoe Hirata on Rabu, 19 Oktober 2016 | 11.16

Dr. Majid Al-Kilani mengatakan dalam bukunya (Hakadza dhahara jīlu shalāhuddin wa hakadza ‘ādat al-Qusd), di dunia Barat jika orang merasa gagal, maka dia melakukan bunuh diri (istilahnya: intahara nafsan). Sedangkan dalam tubuh umat Islam, jika merasa gagal tidak melakukan bunuh diri, tapi membunuh fungsi sosial (istilahnya: intahara ijtima’iyyan).

Dua Generasi Pembebas Palestina II

Written By Amoe Hirata on Senin, 17 Oktober 2016 | 15.00

SETELAH menjelaskan secara singkat tentang judul, tibalah saatnya kepada permasalahan inti. Ada dua generasi yang tercatat dalam gelanggang sejarah umat Islam sebagai pejuang pembebasan Palestina: Pertama: Generasi sahabat. Kedua: Nuruddin Zanki dan Shalahuddin al-Ayyubi.

Dua Generasi Pembebas Palestina I

            Hari Ahad, bakda shalat Dzuhur (16/10/2016), aku berkesempatan menghadiri acara yang dihelat SOA (Spirit of Aqsha) mengenai pembebasan Palestina. Kali ini, yang didapuk menjadi presentator adalah Ustadz. Asep Sobari, Lc (Pimpinan Sirah Community Indonesia).
            Tema yang diangkat cukup menarik, “Dua Generasi Pembebas Palestina.” Menarik karena, dari judul ini audiens akan dibuat penasaran mengenai karakteristik dari dua generasi  yang sama-sama memiliki konsentrasi dalam pembebasan Palestina.

Nusran Wahid; Gagal Paham Hadits [Bagian: II]

Written By Amoe Hirata on Kamis, 13 Oktober 2016 | 14.10

Ketiga, secara pemahaman, ini sangat tidak tepat jika digunakan untuk menafikan keputusan MUI mengenai penistaan agama. Pasalnya, generasi terbaik memang ada tiga generasi secara kolektif yaitu pada masa nabi, sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Meski demikian, tidak menafikan kebenaran ulama setelahnya sebagai pewaris para nabi. Dalam hadits diriwayatkan:
إِنَّ العُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, yang diwariskan mereka adalah ilmu.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi). Kalau sekiranya al-Qur`an hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui makna al-Qur’an, maka akan sia-sia hadits ini yang menyatakan bahwa ulama pewaris para nabi. Justru hadits ini menunjukkan bahwa ulama juga bisa memahami ayat-ayat al-Qur`an, karena mereka adalah pewaris ilmu para nabi.

Nusran Wahid; Gagal Paham Hadits [Bagian: I]

Written By Amoe Hirata on Rabu, 12 Oktober 2016 | 07.00

            

ADA argumentasi menarik untuk dikritisi yang dipaparkan Nusran Wahid pada acara ILC (11/10/2016) ketika membela Basuki Cahaya Purnama.  Politisi Golkar yang kerap menimbulkan kontroversi ini menyitir hadits nabi untuk mematahkan pernyataan MUI yang memutuskan Ahok telah menista agama.

Rumput Hijau Tetangga

Written By Amoe Hirata on Senin, 10 Oktober 2016 | 13.47

“Kok rumput tetangga terlihat lebih hijau ya pak?” Tanya ibu Upi kepada suaminya
“Ah, masa sih bu?” Pak Karman melirik ke halaman tetangga sebelah selatan rumahnya sebentar kemudian melanjutkan aktivitasnya membaca koran.
            “Sama-sama rumput bu,” selorohnya
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan