Pidato Akhir Tahun Sarikhuluk

Written By Amoe Hirata on Minggu, 31 Desember 2017 | 20.00

PENDOPO Al-Ikhlash dan pelatarannya malam ini dipadati warga Kampung Jumeneng. Bukan untuk menunggu detik-detik akhir tahun yang dihiasi dengan petasan, kembang api, terompet dan berbagai atribut perayaan akhir tahun lainnya, tapi mau mendengar pidato akhir tahun Sarikhuluk yang sudah vakum beberapa tahun.

Relasi Antara Islam dan Keraton: Fakta atau Mitos?

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 25 November 2017 | 19.49

KERATON (khususnya Surakarta dan Yogyakarta) bila dilihat pada zaman ini, yang lebih menonjol terlihat sebagai institusi kebatinan Jawa; tidak mencerminkan ajaran Islam; berisi adat mistis; terpisah dari Islam; bahkan hubungan antara Islam dan keraton dinafikan buktinya, sehingga orang yang melihatnya keduanya adalah entitas yang terpisah. Benarkah demikian?

Otak Lumpur Vs Kepala Batu

Written By Amoe Hirata on Rabu, 08 November 2017 | 16.16

“Mengikuti perkembangan percecokan anak bangsa memang ga ada habisnya,” ungkap Paiden mengawali kegiatan diskusi nonformal bin nonprofit yang diberi nama agak simpel tapi terkesan merakyat: NGOPI. Aktivitasnya memang di-sambi ngopi, tapi rupanya itu adalah singkatan dari: Ngopeni Ilmu (Memperhatikan Ilmu). Nama ini diinisiasi oleh Sarijan yang sudah diverifikasi dan di-ACC –cie guaya istilah apa itu- oleh Mbah Sarikhuluk.

Usia ABG Tapi Jasa Gede

Written By Amoe Hirata on Selasa, 07 November 2017 | 18.53

“Ayah!” panggil Evan kepada orangtunya yang bernama Wibowo. “Iya Van, ada apa?” “Maaf sebelumnya, Evan ingin curhat sama ayah, di sekolah, Evan sering dianggap kurang gaul, kutu buku, cupu, culun, kudet dll deh pokoknya. Bagi mereka, gaul itu, khususnya di zaman digital kaya’ sekarang ini, harus punya gadget teranyar, main browsing-browsing-an, ngetweet, facebook-an, instagram-man dan semacamnyalah emboh (ga tau) namanya apa.”

Bibir, Beber, Bubar dan Bubur

"Jo, sekarang lagi musim pembubaran pengajian oleh ormas tertentu. Jane piye toh, ormasnya yang terlalu reaktif, opo ustadznya yang keliru?" tanya Ariono kepada Paijo.

Poligami Dicaci, Prostitusi Dimaklumi

Written By Amoe Hirata on Jumat, 13 Oktober 2017 | 14.31

Sumber Gambar: Tribunnews
            JAGAT media tanah air baru-baru ini –bahkan hingga sekarang- heboh dengan aksi ustadz kondang, Arifin Ilham. Dai yang biasa memimpin majelis dzikir ini, memajang foto tiga istri bersama dirinya di media sosial. Karuan saja, hal ini mendapat respon yang beragam; banyak yang menghujat, mencaci, nyiyir, mem-bully, dan tak sedikit pula yang membelanya.

Egodealisme

Written By Amoe Hirata on Jumat, 29 September 2017 | 22.45


          “Bu, kok aku sering mimpi ujian ketika di sekolah dengan hasil yang kadang memuaskan dan tidak. Meski demikian, apa yang ku rasakan sama, yaitu: selalu ingin menjadi yang nomer satu di kelas, menjadi juara kelas, menjadi yang terbaik di antara teman-teman tentunya dalam bidang akademis. Kalau pas aku tidak peringkat satu di mimpi, rasanya nyesek banget bu. Jujur aku sangat menikmatinya, dan membayangkan berada di suasana itu kembali,” tanya Saimon kepada Bu Dosennya, Ayu Erlita, yang mengajar Psikologi.

Menuju Tasyrîq

Written By Amoe Hirata on Senin, 28 Agustus 2017 | 13.07


          DI bawah naungan pohon kelor, Sarikhuluk pada waktu Dhuha istirahat sejenak bersama sahabat-sahabatnya setelah mengeluarkan peluh di sawah miliknya. Kopi, gorengan, ada juga rokok dihidangkan sedemikian rupa oleh Mbok Tuti, yang merupakan nenek dari Paieden yang terkenal dermawan dan khas dengan racikan kopinya.

Ujian Ramadhan Sedang Berlangsung

Written By Amoe Hirata on Rabu, 05 Juli 2017 | 14.39

            SATU bulan penuh umat Islam telah menjalani sekolah di Madrasah Ramadhan, kini saatnya, sebelas bulan ke depan, hingga berjumpa Ramadhan kembali, adalah waktu yang paling siginifikan dalam menentukan kelulusan. Akan dirasakan oleh masing-masing individu, apakah dirinya sukses menjalani ujian ini, atau justru gagal.

Malam 17 Ramadhan

Written By Amoe Hirata on Minggu, 11 Juni 2017 | 18.56

Tibalah hamba,
Pada angka tujuh belas
Momen luar biasa
Ketika surat cinta berbalas

Tadarus al-Qur'an Ramadhan Melahirkan Budaya Tadabbur

Written By Amoe Hirata on Jumat, 09 Juni 2017 | 00.25

Tadarus al-Qur`an Ramadhan Melahirkan Budaya Tadabbur
AMALAN yang sudah mentradisi di malam bulan Ramadhan di antaranya adalah: Tadarus al-Qur'an. Pada umumnya, umat Islam menghabiskan waktu malam bulan agung ini dengan membaca al-Qur'an.

Mari Membangun Rumah di Surga

Written By Amoe Hirata on Senin, 05 Juni 2017 | 16.06


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ya Allah Ramadhankan Bulan-Bulan Hamba

Written By Amoe Hirata on Jumat, 02 Juni 2017 | 16.45

Ramadhan
Sering dianggap tamu
Banyak diharapkan
Oleh para perindu

Nilai Waktu Bagi Toean A. Hassan

Written By Amoe Hirata on Senin, 29 Mei 2017 | 14.02

DI balik ketenaran A. Hassan sebagai ulama tegas, jago debat, ahli agama baik lisan maupun tulisan, ada rahasia menarik yang menunjang kesuksesan beliau. Sebagaimana ulama-ulama lain, beliau sangat berdisiplin waktu. Ulama kelahiran Singapura 1887 ini adalah sosok yang sangat disiplin dalam mengelolah waktu baik sejak kecil maupun hingga wafatnya.

Belajar Pada Kasus Pembubaran Masyumi

Written By Amoe Hirata on Selasa, 09 Mei 2017 | 13.50

           VIRALNYA pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (08/05/2017) mengingatkan kita pada eristiwa pembubaran Partai Masyumi (17/08/1960) melalui Keputusan Presiden No. 200. Sejak Dekrit 5 Juli 1959, Presiden Soekarno dengan sokongan penuh pihak militer berusaha kembali ke UUD 1945. Dengan demikian dirinya memiliki wewenang penuh untuk memutuskan sesuatu (Thohir Luth, 1999: 51). Oleh karenanya, dengan leluasa ia bisa memaksakan kehendak berdasarkan sistem demokrasi terpimpin. Siapa saja yang bersebrangan, pasti akan diganyang. Justru partai yang berkali-kali memberontak seperti PKI malah disayang.

Balada Meme-isme

Written By Amoe Hirata on Senin, 08 Mei 2017 | 13.30

"Kemajuan teknologi-informasi begitu mencengangkan. Masyarakat dimanjakan dengan aplikasi-aplikasi yang memudahkan mereka berkreasi," ucap Karjo mengawali diskusi di pendopo al-Ikhlas.
"Lha terus masalahnya apa Jo? Kan menambah daya kreasi itu bagus?." timpal Paidi.

Ribāth Dalam Al-Qur`an

Written By Amoe Hirata on Rabu, 05 April 2017 | 13.37

DALAM al-Qur’an ada kata rabth dan ribāth. Rabth merupakan fi’il muta’addi (transitif: memerlukan objek) derivasi kata ribāth yang berati mengikat atau menjalin.

Kemasyhuran

Written By Amoe Hirata on Rabu, 22 Maret 2017 | 14.17


Di antara manusia
Ada yg bercita
Masyhur di dunia
Akhirat nomer dua

Cinta Berlesung Dua

Written By Amoe Hirata on Selasa, 21 Maret 2017 | 14.23

Cinta Berlesung Dua
Semakin hari
Kaffah menawan hati
Dengan senyum mahal
Indah dan fenomenal

"Kuncinya Ikhlas Mas!"

Written By Amoe Hirata on Jumat, 17 Maret 2017 | 20.13

            MENJELANG senja, di sepanjang jalan KH. Abdullah Syafi’i, kendaraan masih terlihat padat merayap. Bunyi klakson bersahutan laksana katak di musim penghujan. Dalam koondisi demikian, aku tetap berjalan seperti biasa dengan santai dari kantor menuju depan Alfa Mart untuk menunggu mikrolet no 44 menuju terminal Kampung Melayu.

HIMAS IN MEMORIAM

PADA satu dasawarsa lebih yang lalu, saat masih di pesantren, ada perkumpulan kecil-kecilan yang diisi oleh santri-santri (lulusan 2006) Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong, Sampang, Madura. Kumpulan ini diberi nama Himas yang merupakan akronim dari himayatul islam. Sosok seperti Muhammad Iqbal Mukhlis, Ihya Ulumuddin, Ihsan Farid, Suwandi, Luthfi Ramdhan Andri Permana, dan aku sendiri adalah inisiator gerakan ini.

Ibu dari Anak-Anakku

Written By Amoe Hirata on Senin, 13 Maret 2017 | 14.25

Ibu adalah madrasah
Sedang anak adalah siswanya

Mbah Kasiah in Memoriam


AKU tidak tahu akan mati kapan. Yang jelas aku minta kepada Allah subhanahu wata'ala agar dimatikan dalam kondisi sembahyang, bukan dalam kondisi sakit. Aku tidak mau merepotkan anak-anakku. Aku berharap anak dan cucuku hidup aman, tentram dan rukun,” demikian memori yang pernah aku dengar sendiri pada tahun 2011 saat beliau masih sugeng dan seger waras.

Bumbu Cinta Rumah Tangga

Written By Amoe Hirata on Kamis, 09 Maret 2017 | 04.50

   “Tapi aku tidak bisa masak mba.”
          “Dia nyari istri bukan koki, walaupun Rizal itu termasuk orang yang suka pilih-pilih kalau soal makanan, dia lebih suka makanan rumah, ‘halalan thoyyiban’ katanya. Jarang tuh kulineran sana-sini”

Jilbab Berbalut Takwa

Written By Amoe Hirata on Senin, 06 Maret 2017 | 13.42

“Mau beli apa ke Tanah Abang?” tanya Puji ketika Dila mengajaknya secara mendadak. Mereka baru selesai mengikuti kajian di bilangan Tebet siang ini.
            “Mungkin mau beli jilbab dan beberapa lembar pakaian. Lo gak ada acara lagi `kan abis ini, anterin ya!” pinta Dila dengan penuh harap. Sejenak Puji berpikir apakah dirinya bisa pergi. “Okelah, ayo..,” Puji kemudian setuju.

Ibu Karir & Ibu Rumah Tangga

Written By Amoe Hirata on Jumat, 03 Maret 2017 | 19.42

AKU berlari seperti orang gila. Tak peduli orang-orang memandangiku dengan pandangan heran atau mungkin risih karena melihat ibu-ibu sepertiku dengan pakaian kerja rapi, dengan membawa banyak tentengan di tangannya, dan berlarian di jalan malam-malam begini. Aku tetap bergegas sambil terus saja kupandangi jam di tanganku. Waktu menunjukan pukul 20.30. Aku terlambat. Tidak! Aku sangat terlambat. Untuk kesekian kalinya aku membiarkan anakku menunggu terlalu lama. Seharusnya dari jam lima sore aku menjemputnya di tempat penitipan anak tapi karena pekerjaan kantor menuntutku untuk lembur, aku harus siap dengan ini semua.

Tokoh Muslim "Bayaran"

Written By Amoe Hirata on Kamis, 02 Maret 2017 | 19.07

        PADA tonggak perjuangan umat Islam, dalam kondisi kuat, kaum munafik tidak pernah absen menginfiltrasi. Salah satu bukti riilnya, termanivestasi pada tokoh-tokoh muslim yang dengan kepentingan pragmatisnya bisa membela siapa saja dan menjual harga diri asal ada honornya. Sikap demikian tentu menjadi ciri khas orang munafik. Al-Ma`idah [5] ayat 52, secara clear (terang) menggambarkan fenomena ini. Mereka rela bergabung dengan orang kafir, asal kepentingan pribadi tidak terganggu dan bisa terpenuhi.

Seterika Meong

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 25 Februari 2017 | 20.24

            Al-kisah, aku sedang menaiki busway menuju kantor. Saat duduk, terdengar obrolan hangat antarpenumpang. Senda gurau pun semakin meramaikan suasana yang tadinya sunyi.

Aku Hanya Ingin Menikah Dengannya

“Aku ingin menikah dengannya. Hanya dengannya.” Aira berucap lirih, bahkan air matanya pun ikut berbicara mengungakapkan isi hatinya. Kepada teh Riri, gadis berhijab biru itu mengadu.

Teramat Pilah-Pilah, Telat Nikah-Nikah

Written By Amoe Hirata on Selasa, 21 Februari 2017 | 13.24

            “Sungguh ironis. Ada akhwat yang paham agama,  malah mencari jodohnya lewat jalur independen (suka-suka dia) dengan berkedok ‘ta’aruf’ sedangkan akwat lainnya berusaha menjalani ta’aruf tapi...,” Ais menggantung ucapannya.

Mengenang Ngaji Huruf Arab Pegon

Written By Amoe Hirata on Minggu, 19 Februari 2017 | 09.03

 
Contoh huruf Pegon dalam Kitab Tafsir Surah Al-Baqarah Juz II
          Di langgar Al-Mahfudh, sekitar tahun 1994-1998, aku pernah belajar huruf Arab Jawi atau Pegon. Belajar menulis huruf Pegon merupakan di antara pelajaran favoritku di lembaga diniyah non-formal ini. Waktu itu, yang diamanahi menjadi guru di antaranya adalah almarhum Cak. Am Rasyid dan Bapakku sendiri.

Fajar; Inspirator Ajaib Penghafal Al-Qur'an

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 18 Februari 2017 | 14.04


          JAKARTA- SETIAP orang tua, pasti menginginkan bayinya terlahir normal. Namun, apa daya, jika keinginan itu seolah pupus di tengah jalan, lantaran takdir tak sesuai harapan. Akankah, ini menjadi penyebab orang tua frustasi, atau justru pelecut motivasi.

Ma`idaturrahman Ala AQL Islamic Center

Written By Amoe Hirata on Jumat, 17 Februari 2017 | 14.48

            Saat masih mengenyam pendidikan di Al-Azhar, Kairo, Mesir, ada fenomena menarik setiap kali datang bulan Ramadhan yang menggambarkan betapa dermawannya orang Arab Mesir. Menjelang berbuka, setiap masjid, bahkan tak jarang juga di jalanan, mereka menyiapkan ta’jil (berupa air, kurma bahkan makanan berat seperti nasi dengan aneka lauk ala Mesir) bagi orang yang berpuasa. Kegiatan ini dilakukan secara massif dan kolektif. Budaya tahunan itu populer dengan sebutan “Ma’idaturrahman” yang arti sederhananya “Hidangan dari Allah Yang Maha Pengasih”.

Akhok Vs Ahok

Written By Amoe Hirata on Kamis, 16 Februari 2017 | 10.48

           
“Pentas Pilgup DKI makin seru saja,” tiba-tiba Badar nyeletuk di tengah-tengah cangkrukan pendopo Al-Ikhlas. “Seru apanya Dar, yang benar itu saru (kotor),” Tarmudzi ikut-ikutan menimpali. “Saru piye (kotor gimana) ?” “Saru karena masih ada saja yang culas, curang, ga sportif dalam pemilihannya. Berbagai cara dilakukan untuk memenangkan calonnya,” lanjut Badar.

Pucuk Hayya, Pucuk Hayyi

Written By Amoe Hirata on Rabu, 08 Februari 2017 | 22.32


            Sewaktu aku masih kecil, sekitar kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah), ada dua kucing yang aku pelihara bersama adikku. Kucing itu bersaudara kandung. Yang satu berwarna putih berkelamin betina; sedangkan yang satunya berwarna hitam berkelamin jantan. Kucing jantan aku beri nama Pucuk Hayya, dan yang betina diberi bana Pucuk Hayyi.

5C; Kunci Sukses Ala Sarikhuluk

Written By Amoe Hirata on Selasa, 07 Februari 2017 | 14.28


            PADA salah satu acara workshop yang bertema: “Sukses Dunia-Akhirat” yang dilakoni Sarikhuluk di desa Melati, ada seorang tukang becak bertanya: “To the point saja ya Cak. Apa kunci kesuksesan menurut njenengan?”

Sang Singa Mimbar; Penolak Komunisme Menyebar

Written By Amoe Hirata on Senin, 06 Februari 2017 | 11.13

DI kalangan Partai Masyumi, beliau dikenal dengan julukan “Singa Mimbar”. Gelar ini sangat beralasan karena ulama ini mempunyai kecakapan  yang baik dalam beretorika. Sangat fasih dalam berkhutbah. Tak hanya itu, ayah dari Endang Syaifuddin Anshary ini juga dikenal sebagai penulis produktif dan tajam. Hasil buah penanya sudah tertuang di dalam 23 judul buku. Belum lagi tulisan-tulisan lain yang tersebar di berbagai majalah dan surat kabar.

Peran Kebangsaan Ulama

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 04 Februari 2017 | 20.19

KH. Salim sedang menjalankan peran kebangsaan menjadi diplomat Indonesia
            Saya mencoba membayangkan, jika peran ulama pra kemerdekaan hanya berkutat masalah pendidikan, berkecipung pada wacana akademik saja, berkiprah pada ranah transfer ilmu semata, agaknya tidak mungkin kemerdekaan bisa terealisasi.

Sang Guru Ngaji

                        Pertama kali bertatap muka dengan sosok karismatik ini, saat menjadi peserta PKU (Program Kaderisasi Ulama) Gontor 2014/2015. Waktu itu beliau menekankan pentingnya mengetahui positioning kita dalam gerakan dakwah. Sadar posisi akan membantu para dai mendakwahkan Islam secara tepat dan proporsional sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Buka Mata, Buka Hati

Written By Amoe Hirata on Selasa, 31 Januari 2017 | 18.05

SETIAP kajian tadabbur Kamis pagi di AQL Islamic Center Tebet, ada sosok inspiratif yang selalu datang menjajakan dagangan kerupuknya. Aku tidak tahu persis nama, asal, keluarga, dan kediamannya, karena yang penting adalah pelajaran yang bisa diambil darinya. Hanya ciri fisik yang bisa diketahui; seorang yang tidak bisa melihat, membawa tongkat, dan payung yang di bawahnya diletakkan kerupuk-kerupuk yang siap dijual.
            Setiap kali berdagang selalu laris. Entah apa sebabnya. Di antara yang membuat salut ialah dengan kondisinya seperti itu, dia mau tetap bekerja. Berdiri di atas kaki sendiri, tidak meminta-minta ke orang lain. Ia tetap berusahan sebisanya dengan dagangan ala kadarnya.

Kafillah

            SُETIAP ibu pada dasarnya ingin melahirkan bayinya secara normal. Namun apa daya jika sudah berusaha secara maksimal, tapi tetap saja harus caesar. Kecewa pasti, tapi keimanan kepada takdir, membuat kekecewaan menjadi pelajaran. Lahirlah seorang bayi perempuan secara caesar pada 23 Januari 2017 jam 00.10.

Relativisme dan Relatipis-tipisme Kebenaran Agama

Written By Amoe Hirata on Jumat, 06 Januari 2017 | 11.29

DI sebuah pengajian, ada orang yang dengan mantap mengatakan, "Kita tidak boleh merasa benar sendiri. Kebenaran itu relatif. Masing-masing mengandung kebenaran. Bedakan antara tafsir al-Qur`an dengan al-Qur`an. Yang berhak menilai adalah Tuhan. Jangan merasa paling benar. Sesama murid jangan saling mengisi rapot," dan masih banyak lagi yang lainnya.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan