Kemasyhuran

Written By Amoe Hirata on Rabu, 22 Maret 2017 | 14.17


Di antara manusia
Ada yg bercita
Masyhur di dunia
Akhirat nomer dua

Cinta Berlesung Dua

Written By Amoe Hirata on Selasa, 21 Maret 2017 | 14.23

Cinta Berlesung Dua
Semakin hari
Kaffah menawan hati
Dengan senyum mahal
Indah dan fenomenal

"Kuncinya Ikhlas Mas!"

Written By Amoe Hirata on Jumat, 17 Maret 2017 | 20.13

            MENJELANG senja, di sepanjang jalan KH. Abdullah Syafi’i, kendaraan masih terlihat padat merayap. Bunyi klakson bersahutan laksana katak di musim penghujan. Dalam koondisi demikian, aku tetap berjalan seperti biasa dengan santai dari kantor menuju depan Alfa Mart untuk menunggu mikrolet no 44 menuju terminal Kampung Melayu.

HIMAS IN MEMORIAM

PADA satu dasawarsa lebih yang lalu, saat masih di pesantren, ada perkumpulan kecil-kecilan yang diisi oleh santri-santri (lulusan 2006) Ma’had Al-Ittihad Al-Islami Camplong, Sampang, Madura. Kumpulan ini diberi nama Himas yang merupakan akronim dari himayatul islam. Sosok seperti Muhammad Iqbal Mukhlis, Ihya Ulumuddin, Ihsan Farid, Suwandi, Luthfi Ramdhan Andri Permana, dan aku sendiri adalah inisiator gerakan ini.

Ibu dari Anak-Anakku

Written By Amoe Hirata on Senin, 13 Maret 2017 | 14.25

Ibu adalah madrasah
Sedang anak adalah siswanya

Mbah Kasiah in Memoriam


AKU tidak tahu akan mati kapan. Yang jelas aku minta kepada Allah subhanahu wata'ala agar dimatikan dalam kondisi sembahyang, bukan dalam kondisi sakit. Aku tidak mau merepotkan anak-anakku. Aku berharap anak dan cucuku hidup aman, tentram dan rukun,” demikian memori yang pernah aku dengar sendiri pada tahun 2011 saat beliau masih sugeng dan seger waras.

Bumbu Cinta Rumah Tangga

Written By Amoe Hirata on Kamis, 09 Maret 2017 | 04.50

   “Tapi aku tidak bisa masak mba.”
          “Dia nyari istri bukan koki, walaupun Rizal itu termasuk orang yang suka pilih-pilih kalau soal makanan, dia lebih suka makanan rumah, ‘halalan thoyyiban’ katanya. Jarang tuh kulineran sana-sini”

Jilbab Berbalut Takwa

Written By Amoe Hirata on Senin, 06 Maret 2017 | 13.42

“Mau beli apa ke Tanah Abang?” tanya Puji ketika Dila mengajaknya secara mendadak. Mereka baru selesai mengikuti kajian di bilangan Tebet siang ini.
            “Mungkin mau beli jilbab dan beberapa lembar pakaian. Lo gak ada acara lagi `kan abis ini, anterin ya!” pinta Dila dengan penuh harap. Sejenak Puji berpikir apakah dirinya bisa pergi. “Okelah, ayo..,” Puji kemudian setuju.

Ibu Karir & Ibu Rumah Tangga

Written By Amoe Hirata on Jumat, 03 Maret 2017 | 19.42

AKU berlari seperti orang gila. Tak peduli orang-orang memandangiku dengan pandangan heran atau mungkin risih karena melihat ibu-ibu sepertiku dengan pakaian kerja rapi, dengan membawa banyak tentengan di tangannya, dan berlarian di jalan malam-malam begini. Aku tetap bergegas sambil terus saja kupandangi jam di tanganku. Waktu menunjukan pukul 20.30. Aku terlambat. Tidak! Aku sangat terlambat. Untuk kesekian kalinya aku membiarkan anakku menunggu terlalu lama. Seharusnya dari jam lima sore aku menjemputnya di tempat penitipan anak tapi karena pekerjaan kantor menuntutku untuk lembur, aku harus siap dengan ini semua.

Tokoh Muslim "Bayaran"

Written By Amoe Hirata on Kamis, 02 Maret 2017 | 19.07

        PADA tonggak perjuangan umat Islam, dalam kondisi kuat, kaum munafik tidak pernah absen menginfiltrasi. Salah satu bukti riilnya, termanivestasi pada tokoh-tokoh muslim yang dengan kepentingan pragmatisnya bisa membela siapa saja dan menjual harga diri asal ada honornya. Sikap demikian tentu menjadi ciri khas orang munafik. Al-Ma`idah [5] ayat 52, secara clear (terang) menggambarkan fenomena ini. Mereka rela bergabung dengan orang kafir, asal kepentingan pribadi tidak terganggu dan bisa terpenuhi.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan