Home » » “Berfikir” dalam al-Quran

“Berfikir” dalam al-Quran

Written By Amoe Hirata on Rabu, 20 Agustus 2014 | 13.40

by Mahmud Budi Setiawan on Monday, June 28, 2010 at 9:02am
A.      Ayat-ayat al-Quran tentang “Berfikir”.

1.       fakkara:
انه فكّر وقدّر(18)فقتل كيف قدّر(19)
Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), (al-Muddatsir:18)
2.       Tatafakkaru:
قل انما أعظكم بواحدة أن تقومو لله مثني و فرادي ثم تتفكروا ما بصاحبكم من جنة ان هو الاّ نذير لكم بين يدي عذاب شديد(46(

Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras”(Saba`:46)
3.       Tatafakkarun:
يسئلونك عن الخمر والميصر قل فيهما اثم كبير ومنافع للناس و اثمهم أكبر من نفعهما ويسئلونك ماذا ينفقون قل العفو كذلك يين الله لكم الآيت لعلكم تتفكرون(219)
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir(al-Baqara:219)
أيودّ أحدكم أن تكون له جنة من نخيل وأعناب تجري من تحتها الأنهارله فيها من كل الثمرات وأصابه الكبر وله ذرّية ضعفاء فأصابها اعصار فيه نار فاحترقت كذلك يبين الله لكم الآيِت لعلكم تتفكرون(266)
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya(al-Baqara:266)

قل لا أقول لكم عندي خزائن الله ولا أعلم الغيب ولا أقول لكم اني ملك ان أتبع الا ما يوحي اليّ قل هل يستوي الأعمي والبصير أفلا تتفكرون(50)
Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"(al-`Anam:50).
4.       Yatafakkaruu:

أولم يتفكروا ما بصاحبكم من جنة ان هو الا نذير مبين(18)
Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.(al-A`raf:184).

أولم يتفكروا في أنفسهم ما خلق ااه السماوات والأرض وما بين هما الا بالحق وأجل مسمي وان كثير من الناس بلقاء ربهم لكافرون(8)
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.(al-Rum:8)

5.       Wa Yatafakkaruun:
ان في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل و النهار لأيت لأولي الألباب(190) الذين يذكرون الله قياما وقعودا و علي جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار(191)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (ali Imran;190).(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(ali Imran:191).
6.       La`allahum Yatafakkaruun:

ولو شئنا لرفعناه بها ولكنه أخلد الي الأرض واتّبع هواه فمثله كمثل الكلب ان تحمل عليه يلحث أو تتركه يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبو بآياتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون(17)
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(al-A`raf:176).

وأنزلنا اليك الذكر لتبين للناس ما نزّل اليهم ولعلهم يتفكرون(44)
Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(An-nahl:44).


لو أنزلنا هذا القرآن علي جبل لرأيته خاشعا متصدّعا من خشية الله وتلك الأمثال نضربها للناس لعلهم يتفكرون(2)
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.(al-Hasyr:21)
7.       Liqoumi Yatafakkaruun:

انما مثل الحيوة الدنيا كماء أنزلناه من السماء فاختلط به نبات الأرض مما يأكل الناس و الأنعام حتي اذا أخذت الأرض زخرفها وازّيذنت و ظنّ أهلها أنّهم قادرون عليها أتاها أمرنا ليلا أو نهارا فجعلناها حصيدا كأن لم تغن بالأمس كذلك نفصّل الآيت لقوم يتفكرون(24)
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir(Yunus:24)

-وهو الذي مدّ الأرض وجعل فيها رواسي وأنهارا ومن كل الثمرات جعل فيها زوجين اثنين يشي اليل النهار ان في ذلك لآيت لقوم يتفكرون(3)
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan(Aa-Ra`d:3)

ينبت لكم به الزرع والزيتون و النخيل والأعناب ومن كل الثمرات ان في ذلك لآية لقوم يتفكرون(11)
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan(an-Nahl:11).

ثمّ كل الثمرات فاسلكي سبل ربك ذللا يخرج من بطونها شراب مختلف ألوانه فيه شفاء للناس انّ في ذلك لآ ية لقوم يتفكّرون(69)
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan(an-Nahl:69).
ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا اليها وجعل بينكم مودّة و رحمة ان في ذلك لآيت لقوم يتفكرون(21)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir(Ar-rum:21).
الله يتوفي الأنفس حين موتها والتي لم تمت في منامها فيمسك التي قضى عليها الموت ويرسل الأخرى الي أجل مسمى ان في ذلك لآيت لقوم يتفكرون(42)
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir(Az-Zumar:42)

وسخّر لكم ما في السماوات وما فى الأرض جميعا منه ان في ذلك لآيت لقوم يتفكرون(13)
-Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir(al-Jaatsiyah:13).

B.      Definisi “Berfikir”:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘berpikir” merupakan kata kerja yang di derivasi dari kata “pikir” yang berarti:”Menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu’’, atau “menimbang-nimbang dalam ingatan”.
Dalam al-Quran kata “berpikir” menggunakan kata”Fakkara” dan “Tafakkara” yang berarti demikian:
1. Fakkara: suatu usaha yang berlebih dan ekstra dalam menggunakan akal dan menyusun beberapa hal yang diketahui untuk memperoleh sesuatu yang belum diketahui” .
2. Tafakkara: menggunakan akal pikirnya . Kata “Tafakkara” berasal dari timbangan “Tafa`ala” yang mengandung takalluf(yaitu mengusahakan sesuatu dengan susah payah hingga menjadikanya sebagai karakter diri pribadi) dengan demikian tafakkar merupakan sebuah upaya mengolah dan mengaktualisasikan pikiran yang di lakukan dengan keras hingga menjadikanya karakter diri pribadi.wallahu a`lam.

Drs. Toto Tasmara mendefinisikan berpikir sebagai berikut: “Berpikir adalah proses untuk menyimpan, mengingat, menganalisis, dan menyimpulkan berbagai informasi yang ada di dalam dan di luar kita, sehingga menjadi sebuah konsep gagasan(ide) yang akan menjadi dorongan dan tindakan” .

C.      Urgensi Berfikir

Pikiran merupakan anugerah besar yang di berikan oleh Allah kepada manusia. Salah satu hal yang membedakan manusia dari hewan ialah terletak pada pikirannya. Pendayagunaan pikiran dengan baik akan membuat utuh esensi kemanusianya, namun jika sebaliknya, maka esensi kemanusianya akan teredusir(terkurangi) atau bahkan terseret pada level hewani dimana melandasi setiap sikap dan langkahnya hanya berdasarkan insting semata. Berpikir merupakan suatu bentuk terrefleksikannya(tercerminnya) rasa syukur seorang hamba kepada Tuhanya, orang yang tidak menggunakan pikiranya dengan baik dan benar maka ia telah mengkufuri nikmat Allah Shubhanahu wata`ala.
Dengan membiasakan diri untuk berpikir maka dapat meningkatkan nikmat dari Allah, karena Allah akan menambahkan nikmat-Nya bagi siapa saja yang menyukurinya. Dalam al-Quran kata berpikir disebutkan sebanyak delapan belas kali, ini mengindikasikan bahwa betapa pentingnya berpikir bagi kehidupan manusia. Berpikir merupakan perangkat lunak yang di gunakan untuk mengatasi dan memecahkan problematika yang di hadapi manusia. Bagi orang yang menginginkan kesuksesan baik dunia maupun akhirat, dia harus menggunakan pikiranya dengan baik.

D.      Manfaat berpikir

Berikut ini merupakan beberapa manfaat berpikir yang di sadur berdasarkan kontemplasi ayat-ayat tentang ” berpikir” dalam al-Quran:
1.       Berpikir sangat urgen sekali dalam suatu perencanaan(planning)(terlepas dari baik atau tidaknya rencana, yang jelas jika menginginkan kesuksesan dalam setiap rencana harus berpikir dengan baik dan matang).
Ini berdasarkan ayat yang artinya:” Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), (al-Muddtsir:18). Ayat ini diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al Walid bin Mughirah. Dia merupakan pemuka Quryais yang mengadakan perkumpulan dengan masyarakat Quryais untuk membuat konsensus agar tidak terpecah-pecah dengan maksud menemukan solusi dalam menghalangi laju dakwah Muhammad Shallalahu `alaihi wassallam setelah berpikir panjang dan cukup alot akhirnya mereka sampai pada kesimpulan bahwa Muhammad adalah tukang sihir dan apa apa yang dibawanya merupakan murni karya manusia. Ini artinya bahwa berpikir sangat urgen sekali dalam menentukan perencanaan.

2.       Untuk mengetahui sejauh mana kebenaran statemen.
Hal ini berdasarkan ayat yang artinya:….kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras”(Saba`:46). Dan:” -Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.(al-A`raf:184).Kedu ayat di atas menyatakan secara implisit bahwa kalau orang-orang kafir Qurays mau menggunakan pikiranya dengan baik niscaya meraka akan mengetahui bahwa Muhammad bukanlah orang gila, dia hanya bertugas sebagai pemberi peringatan bagi mereka. Dari situ nyatalah bahwa kebenaranya adalah dia bukanlah orang gila, karena mereka mengetahui dengan pasti siapa Muhammad dan mereka tidak mendapati selama bergaul denganya ada indikasi-indikasi kegilaan yang menderanya. Dengan demikian berpikir dapat mengatahui sejauh mana kebenaran statement.

3.       Dapat menimbang kadar kemaslahatan dan bahaya sesuatu serta mengetahui proporsionilatasnya.
Ini berlandaskan pada ayat yang artinya:” -Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir(al-Baqara:219), pertama bahwa orang yang berfikir akan mampu untuk mengetahui kadar kemaslahatan dan bahaya sesuatu, pada ungkapan ayat tersebut menggunakan metafor khamar dan judi. Bila orang jeli dalam menggunakan pikiranya ia akan mampu mengatahui kadar bahaya dan manfaat judi, yang dalam konteks ini keduanya lebih banyak bahayanya karena itulah keduanya diharamkan dalam Islam. Kedua dengan berpikir kita akan mengetahui proporsionalitas sesuatu yang mana dalam ayat tersebut di jelaskan bahwa yang di nafkahkan adalah yang lebih dari keperluan. Artinya bahwa dengan berpikir anda mampu mengetahu berapa porsi sesuatu yang harus dikeluarkan sehingga tidak terlampau kurang atau berlebihan.

4.       Mampu menangkap fenomena yang ada untuk dijadikan pelajaran.
Ini berdasarkan ayat yang artinya: -Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya(al-Baqara:266)
Ayat diatas menjelaskan tentang perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya karena riya, membangga-banggakan tentang pemberiannya kepada orang lain, dan menyakiti hati orang. Orang yang mau berpikir akan mampu menangkap metafor(permisalan)pada ayat tersebut bahwa orang yang riya usahanya akan siya-siya belaka tak ada arti dan manfaatnya sama sekali dalam hal ini digambarkan bagaikan kebun kurma yang indah dimana ketika pemiliknya tua kebun itu hancur di terpa yang mengandung api.
5.       Dengan berpikir bisa mengetahui apakah seseorang menggunakan pikiranya apa tidak.
Ini berdasarkan ayat yang artinya:”Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"(al-`Anam:50). Artinya bahwa dengan berpikir akan mampu mengetahui apakah seseorang itu menggunakan pikiranya apa tidak, orang yang menggunakan pikiranya bak seorang yang melihat sedangkan yang tidak menggunakanya bagaikan orang buta.

6.       Berpikir merupakan indikasi “Ulil Albab(Intelektual)” .
Ini berdasarkan ayat yang artinya:” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (ali Imran;190).(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.(ali Imran:191). Diantara ciri ulil albab ialah orang yang selalu berpikir.
7.       Berpikir dapat meninggikan derajat seseorang.

Ini berdasarkan ayat yang artinya:” Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(al-A`raf:176). Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berpikir tentang aya-ayat Allah akan di tinggikan derajatnya.

E.       Metode al-Quran dalam mendorong orang untuk berpikir

          Betapapun banyaknya manfaat dari berpikir, namun pada realitanya, kebanyakan orang merasa malas untuk menggunakan potensi pikiranya, seolah berpikir hanya di nikmati oleh kalangan elit saja, budaya berpikir seakan hanya dimiliki oleh intelektual saja, padahal berpikir merupakan hak setiap orang karena sama-sama mempunyai potensi untuk itu. Masalahnya sekarang ialah, bagaimana cara menumbuhkan dan mensugesti seseorang agar berpikir?.Dalam al-Quran ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk merangsang orang agar menggunakan pikiranya, paling tidak ada tiga metode yang disodorkan didalamnya diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Dengan menceritakan kisah(sejarah).
Cerita merupakan metode yang cukup jitu untuk menumbuhkan bahkan miningkatkan tradisi berpikir pada setiap orang, karena kisah memiliki daya tariknya tersendiri untuk merangsang daya pikir seseorang. Allah berfirman dalam al-Quran: Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(al-A`raf:176).Dalam ayat ini ada kata perintah berupa” menceritakan cerita” yang pada akhirnya diharapkan agar bisa membuat orang untuk berpikir. Mengapa cerita? Kalau diamati secara saksama cerita memiliki keunikan serta keistimewaan tersendiri, cerita merupakan refleksi kejadian masa lampau, sekarang dan yang akan datang yang dapat dijadikan cermin oleh sesorang dalam menapaki kehidupanya.
Cerita(sejarah) dapat merangsang sel-sel saraf untuk berpikir, hal ini karena didalamnya menyimpan banyak pelajaran dan ibrah ,disamping itu dalam penyajianya tidak banyak mengeluarkan energi karena itulah tak heran jika banyak orang yang suka cerita. Dalam al-Quran hampir sepertiga isinya merupakan kisah ini menunjukkan betapa penting dan berpengaruhnya kisah bagi kehidupan seseorang untuk diambil pelajaran. Bedanya dengan cerita-cerita yang lain, al-Quran memiliki kekhasan tersendiri dalam setiap sajian ceritanya. Cerita didalamnya memang benar-benar realistis dan mempunyai maksud yang sangat jelas yaitu supaya diambil pelajaranya, karena itulah cerita didalamnya bukan sekedar hiburan semata yang tidak membuat orang untuk berpikir akan tetapi di segenap ceritanya merupakan realita yang merangsang orang untuk berpikir dan mengambil pelajaran darinya.

2.        Membaca, merenungi, dan menganalisa al-Qur`an
Al-Quran merupakan kitab suci yang menganjurkan seseorang untuk menggunakan pikiranya, al-Quran tidak hanya menyentuh perasaan seseorang saja tetapi sekaligus juga menyentuh pikiranya. Dengan membaca, merenuni, menganalisa al-Quran orang akan merasa terdorong untuk berpikir. Allah ta`ala berfirman:
Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(An-nahl:44). Ayat ini jelas-jelas menegaskan bahwa al-Quran di turun kan itu untuk di jelaskan kepada manusia sekaligus agar mereka berpikir.

3.       Membuat perumpamaan(metafor)
        Membuat perumpamaan memiliki daya tarik untuk mendorong orang agar berpikir. Allah berfirman:” . Dan perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.(al-Hasyr:21) Dengan membikin perumpaan orang akan merasa terlibat dalam perumpamaan tersebut, otaknya akan bekerja mecerna, menganalisis isi perumpamaan itu sehingga menimbulkan konklusi berpikir. Kalau kita amati dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang mengungkap permisalan, yang mengindikasikan betapa pentingnya untuk mendorong orang agar berpikir.

F.       Kesimpulan
Berdasarkan tulisan di atas Insyaallah anda mampu menyimpulkan bagaimana kedudukan berpikir dalam al-Qura`an.

Wallahu a`lam


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan