Buramnya Cita

Written By Amoe Hirata on Jumat, 09 Desember 2011 | 03.24

Dalam silamnya waktu cita terukir
Terlihat besar laksana gunung menjulang
Detik-detik waktu berjalan menuju akhir
Nyatanya Cita menjauh pergi bahkan semakin hilang
Jiwapun terheran dalam tanya dan pikir
Wahai Cita! kemana kau kan bertualang?
Jiwa terasa sepi senyap tatkala engkau menyingkir
Cita bersambut:"Apalah guna singgah dalam terawang"
"Pergi nan jauh tuk kembali lahir"
Begitulah lantunan Cita dalam bayang
Apalah indahmu bila rantaumu buat jiwa terjungkir?
Kedalam samudra penyesalan dan bimbang.
Tanpa jawaban jiwapun menghilir
sembari berujar:"Andai Cita kembali pulang"
Ku kan menyambutnya dengan hangat tampa tabir
Citapun tak bergeming laksana wayang tak berdalang
Buram....buram....buram...., Cita makin meminggir
Jiwa terlihat sayu, pilu ba` redup bintang gemintang
Meraba-raba suratan takdir
Yang terlampir dalam lembaran Sang Maha Penyayang.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan