Bila Sebatang Rokok" Dijadikan Objek "Berpikir""

Written By Amoe Hirata on Jumat, 15 April 2011 | 10.46


Saya tidak hendak berbicara rokok dari segi hukum. Disamping karena masalah tersebut masih debateable masalah ini juga sudah banyak di bicarakan pada buku-buku tertentu. Jadi bagi yang mau mengetahui hukum lebih jauh saya sarankan membaca lebih lanjut pada literatur yang mengupas tentang hukum rokok. Di sisi lain saya juga tidak hendak mengaffirmasi atau mendorong orang-orang untuk merokok. Merokok atau tidak ini sangat berkaitan erat dengan privasi masing-masing.

Saya melihat rokok dari sudut pandang bagaimana kita mampu menjadikan sebatang rokok itu sebagai perangsang bagi penalaran atau daya pikir kita. Mungkin tujuan itu tidak akan pernah tercapai jika merokok hanya di jadikan rutinitas belaka tanpa melibatkan secara langsung pikiran kita. Maka tak usah jauh-jauh mempelajari metode-metode berpikir. Cukup dengan sebatang rokok saja, anda akan mampu memikirkan diri anda pribadi, masyarakat, dan negara baik dalam skala lokal, regional hingga dunia sekalipun.

Coba ketika anda merokok iseng-iseng bikinlah pertanyaan-pertanyaan seputarnya sampai anda sendiri sudah tidak menemukan lagi bentuk pertanyaan. Kemudian setelah anda membikin pertanyaan-pertanyaan itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan itu dengan jujur dan sampai selesai hingga anda sendiri berhenti dan tidak mampu lagi menjawabnya. Jadi dalam proses berpikir tentang sebatang rokok ini anda bisa mengembangkan penalaran dalam bentuk tesa, sintesa dan antitesa.

Salah satu contoh: "Dari sebatang rokok itu anda bisa berpikir bagaimana secara historis rokok lahir. Secara budaya, bagaimana rokok bisa begitu dinikmati sampai menjadi budaya pada masyarakat tertentu. Dari sisi kesehatan, benarkah rokok merugikan kesehatan? Bagaimana data-data sosial tentang kesehatan perokok?

Dari sisi industri, seberapa besar daya finansial yang di hasilkan dari produksi rokok? Bagaimana proses pembuatanya? Adakah kecurangan-kecurangan pada gaji karyawan? Apakah selama ini industri rokok sudah sangat berkontribusi baik dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat atau dalam menambah incum negara. Dari sisi komunikasi sosial, seberapa efektifkah rokok dalam menjaga hubungan interaksi social? Atau malah menjadi perusak hubungan sosia karena pihak yang tidak merokok merasa terganggul? .

Dari sisi ekonomi, benarkah rokok membuat orang hidup dalam budaya boros? Adakah rokok membuat ekonomi pribadi menjadi timpang?. Dari sisi Inspiratif, bagaimana rokok bisa menjadi inspirasi bagi seseorang. Dari sisi estetis, bisakah kita menyibak keindahan orang merokok?. Dari sisi Psikologis, benarkah rokok dapat menenangkan jiwa? Dan masih banyak yang lainya bisa anda kembangkan sendiri.

Coba anda bayangkan hanya dari sebatang rokok saja anda mampu memikirkan sedemikian banyak masalah dari historis, budaya, kesehatan, industri, komunikasi sosial, ekonomi, inspirasi, estetika hingga psikologis. Begitu luas sekali cakrawala anda jika mampu menggunakan nalar untuk berpikir dari sebatang rokok. Karena itu sangat di sayangkan kalau hanya dijadikan rutinitas tanpa makna. Alangkah lebih produktif dan kreatifnya jika melibatkan pikiran kita untuk menemani aktivitas itu.

Mungkin bagi sebagian orang pikiran ini dianggap aneh dan kurang kerjaan. Merokok kok mikir, ya dinikmati lah. Begitu barangkali. Tapi, sangatlah disayangkan jika itu terlewat begitu saja. Sebab bisa jadi, dari sebatang rokok itu anda mendapat ilmu, kebijakan dan kearifan yang mungkin tidak anda dapatkan pada pendidikan formal sekalipun.

Saya memang bukan perokok, tapi saya mengandai seandainya saya jadi perokok mungkin lebih menarik jika itu di iringi dengan berpikir dan merenung. Ini bukan menggurui perokok atau apa, karena saya yakin yang merokok lebih berpengalaman. Masalahnya teramat sayang jika hanya di jadikan rutinitas sedangkan rokok jadi teman hidup kita. Anda berhak menentukan sikap.

Bagi yang tidak merokok jangan kecil hati. Anda bisa berpikir dengan fenomena apa saja yang anda jumpai walaupun itu sederhana. Yang jelas anda bisa melakukan kapan dan dimanapun, tidak perlu bayar bahkan kalau itu sudah menjadi tradisi, anda akan menjadi pemikir, dan tentu saja anda akan mendapat banyak keuntungan.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan