Nambah Istri Apa Nambah Anak?

Written By Amoe Hirata on Selasa, 24 Mei 2016 | 15.55

Ada seorang suami ingin menambah anak. Namun sayangnya si istri, enggan menurutinya. Dengan bahasa yang halus, tapi juga mengena sasaran si suami pun memberi pertanyaan kepada istrinya, "Adek, kamu mau aku NAMBAH istri atau kamu Nambah anak?" Istrinya pun menyerah, "Nambah anak saja deh." Jawabnya dengan cukup kecut.

JILBAB: Sepucuk Surat Cinta dari Sang Rahman

AKU dapati setiap wanita berhijab yang menutupi dadanya dengan kain kudung, terlihat begitu cantik. Kali ini aku heran pada diriku? Aku kira memakai kain di atas kepala terlebih lagi dengan jilbab yang besar akan sangat menyiksa si pemakai, tapi kali ini pengelihatanku seakan dapat melihat binar-binar cahaya dari wajah setiap wanita berjilbab. Mereka nampak anggun daripada kebanyakan wanita yang menggunakan pakaian minimalis. Mereka terlihat bersahaja dan berhati terbuka daripada wanita metropolis dengan pakaian modis tapi tipis.
Aku tidak berhenti memandanginya,
“Ada yang aneh dengan diriku?” aku terperanjat, merasa tak enak hati karena telah memandangi wanita berjilbab biru tua di hadapanku ini dengan seksama hingga membuatnya merasa risih mungkin.
“Eehm, enggak ka!”
“Ada yang mau kamu tanyakan dek?” Tanyanya
Aku sempat terdiam. Dalam batin ku ingin bertanya memang! Pikiranku pun mulai merangkai kata yang pas. Namun lidah serasa enggan bergoyang!
“Kenapa kita harus pake jilbab?!” aku melontarkan pertanyaan begitu saja, dengan nada bicara sedatar mungkin.
“Karena Allah.” Jawabnya mantap. Singkat dan tegas
“Aku tahu sich! Allah mewajibkan perempuan untuk menutup aurat tapi apa gak cukup tertutup saja? Maksudku aku berpakaian sopan, tidak berlebihan dan tidak seksi githu! Aku pun bersikap baik dan rajin beribadah walau pun ada kalanya sangat malas, terus untuk apa aku berjilbab?”
Sejenak Ka Iren memilih diam! Kaka kelas waktu aku SMP ini menatapku lamat-lamat.
“Walaupun Allah memerintahkan kita untuk beribadah, bukan berarti Allah membutuhkan ibadah kita. Semua manfaat ibadah yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita. Bismillah… Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Kata-kata yang ia maksudkan untuk menjawab setiap pertanyaanku, serasa menyentuh hatiku dan membuatku hanya diam seperti paku. Tidak ada satu kata pun yang terlupa dari pembicaraan yang hanya singkat dan menggantung itu. Sungguh sangat disayangkan! Mungkin waktunya tidak tepat saat Ka Iren mengharuskan pamit dengan amat menyesal dan meninggalkanku dengan kegalauan sangat!. Bahkan satu pertanyaanku belum dijawabnya dengan sempurna! Namun aku tidak merasa tersesat, setelah kuselami aku sadar bahwa sebenarnya mungkin ini sebuah lentera yang dapat menuntunku pada cahaya di atas cahaya.
Aku membuka lemari pakianku, hanya ada 2 blus lengan panjang, bekas 2 lebaran lalu yang hanya dipakai saat shalat ied. Sampai saat ini, aku masih saja berfikir; apa aku harus pakai jilbab?  Pertanyaan itu terus saja merajai kelapaku, ditengah kegelisahan ini aku mengutarakan niat ku pada bapakku, “Nanti kamu susah cari kerja! POKOK-nya kamu gak boleh pake jilbab!” pengutaraan itu dipatahkannya mentah – mentah! Dan membuatku tidak berdaya dengan penolakan itu.
Masih belum berhenti, tidak ingin menyerah walau pun aku sudah mulai lelah mencari sebuah hidayah. Entah mengapa aku punya keyakinan bahwa hidayah itu terkadang harus diperjuangkan! Bukan sekedar pemberian Tuhan. Karena sekali lagi hidup adalah perjuangan dan meraih jannah- Nya harus dengan terus berjuang!
Akhirnya hujan turun di penghujung bulan September. Aku masih saja sama seperti kemarin. Aku berdiri di depan jendela kamar dengan memandang derasnya hujan yang mengguyur Jakarta sejak sore tadi. Sayup-sayup aku mendengar suara adzan berkumandang di tengah geliat melodi rintik hujan dan sahutan petir saling menyambar. Waktunya shalat isya. Dan tidak seperti biasanya aku begitu bersemangat menyegerakan shalat isya. Aku mengambil wudhu. Air yang membasahi bagian-bagian tertentu tubuhku jatuh pasrah, tetes demi tetesnya seperti keikhlasanku yang menyerahkan segalanya untuk ku tukar dengan sebuah hidayah.
Aku bertakbir! Allahuakbar mengangkat tangan dan sungguh-sungguh menghayati apa yang aku lakukan! Shalatku, ibadah dan matiku hanya untuk Allah Ta’alla. Seusai shalat, tanpa ku sadari butiran bening air mataku membentuk aliran sungai di pipi. Ada sesuatu yang sungguh tak ku mengerti, sesuatu yang seakan membuncah! Aku masih duduk tergeletak di atas sajadah panjang membentang!
Pandanganku tiba-tiba terpatri pada sebuah al-Qur`an di atas lemari kaca yang telah lama tak pernah ku buka bahkan hanya sekedar memandangnya. Al-Qur’an besar dan telah lusuh itu seakan menarikku untuk meraihnya. Benar saja ku ikuti apa kata hati! Sebelum ku buka al-Quran berdebu itu, aku memohon pada satu-satunya Tuhanku, “Ya allah, aku tahu aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa! Tapi aku yakin Kau maha kuasa dan Kau amat mengasihi diriku yang lemah dan hina ini. Aku memohon petunjukMu, aku meminta hidayahMu, Tunjukan aku wahai Tuhanku,, Aku mohon… Aku amat memohon….”
Dengan mengucap, “Bismillah,” ku buka al-Qur’an itu, ku buka dengan sembarang namun penuh keyakinan bahwa Allah Maha Penyayang dan segala petunjuk ada di TanganNya.
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya(auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,,, SURAT AN- NUR AYAT 31, aku sungguh tidak tahu…
Air mataku berderai tanpa bisa ku bendung! “Inikah jawabanMu Tuhan,..? Inikah surat cintaMu untuk ku?… ALLAH……aku terisak sampai rasanya tak mampu berucap. Gemetar tubuhku, aku bahkan bisa merasakan keringat dingin membasahi tubuhku, setangah gugup aku terus saja masih menangis! Mungkin mengalahi tangisan hujan pada malam itu! Tangisku bahkan tak mampu mengeluarkan suara erangan ataupun suara-suara lain. Tangis ku diam! Tangisan yang dalam. Aku mencoba untuk meneruskan ayat yang ku baca..
“Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya…. Hampir-hampir aku mengakhiri bacaanku karena aku sungguh tak mampu menahan lahar kehampaan yang menyeruak keluar diriku dan melegakan diriku dan mengisi kekosongan hati ku dengan cahaya Illahi. “ALLAH…ALLAH…ALLAH.. “ Hanya asmaNya yang mampu ku ucap…
“Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya ( auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra – putra mereka, atau putra – putra suami mereka, atau putra – putra mereka, atau saudara – saudara lak – laki mereka, atau putra – putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama islam)mereka, atau hamba sahaya yang memiliki mereka, atau para pelayanan laki – laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak – anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang – orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Itu jawabaNya, itu surat cintaNya, Bismillah…. ku memantapkan diri dengan berhijab!. Aku yakin Allah bersamaku, Allah di dekatKu – sangat dekat! Bahkan ketidaksetujuan bapak menjadi satu dari berbagai ujian setelahnya yang terus aku perjuangan untuk tetapi istiqomah di jalan yang telah ku pilih.
Keputusanku, menjadi kemarahan besar bagi bapak tapi aku tidak gentar sedikit pun!
Belum lagi masalah pakaian, baju-baju dan bawahan semuanya ku sisihkan! Lemari ku kosong melompong! Hanya ada 2 blus, 2 celana jeans, satu rok panjang yang agak transparan dari lutut ke bawah, satu baju seragam putih panjang dan satu rok abu-abu panjang! Alhamdulillah, aku masih bisa pergi ke sekolah dengan seragam putih abu-abu yang biasa dipakai setiap jum’at.
Keputusanku menjadi kehebohan di sekolah, aku merasa seketika menjadi pusat perhatian semua orang yang pastinya terheran-heran dengan perubahan drastis dari diriku. Heran, ada saja di antara temanku yang menyayangkan keputusanku, dan ada pula yang sama-sama mengucap syukur dan memberikan selamat khususnya para pengurus ROHIS! Dan di hari itu juga aku memutuskan untuk ikut berperan actif bergabung di dalam organisasi ROHIS, mereka menyambut baik niatku, aku merasa organisasi ini wadah yang pas untuk menempa diri dan belajar banyak tentang wawasan keislaman dan akhlak rasulullah SAW agar aku dapat menjadi insan rabbani yang berhati.
Hari Senin sampai Rabu aku terpaksa mengenakan pakaian putih abu-abu. Senin pertama aku yakin pihak sekolah mafhum dan tidak memberikan hukuman padaku dengan alasan mendasar yang telah kujelaskan sebelumnya bahwa aku belum bisa membeli rok putih panjang.
Aku dipusingkan dengan hari Kamis! Sekolah menuntut, agar setiap siswa di hari itu mengenakan baju batik dan rok hitam. Tak jadi soal baju batikku yang pendek karena aku masih bisa merangkap dengan baju putih panjang sebelumnya, tapi untuk rok hitamnya?
Aku tidak ingin keputusanku ini menjadi masalah baru bagi bapakku, pasalnya keuangan keluarga kami pada saat ini tengah mengalami krisis. Alhamdulillah aku masih punya sedikit tabungan, tapi ternyata jumlahnya masih tidak mencukupi untuk membeli rok hitam yang harganya mungkin berkisar dari 40 – 60 ribu rupiah.
Ada jalan! Allah pasti memberikan kemudahan dan menunjukan kasih sayangNya. Uang di tanganku hanya 25 ribu rupiah aku pergi ke pasar siang itu juga, masuk dari toko satu ke toko seragam lainya, ternyata harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan uang di dompet, malah lumayan 2 kali lipatnya.
Sampai toko yang kelima, harga yang ditawarkan masih terlalu mahal untukku, 50 ribu rupiah, “Ya Allah kurang banget uangnya” aku membatin dalam hati. Aku kalut, besok rok nya sudah harus ku pakai? Kalau tidak aku tidak bisa sekolah! Aku memtuskan untuk kembali ke rumah dulu, berikhtiar lagi tapi tetap tidak mungkin aku meminta uang pada bapak! Sama sekali tidak! Aku masih punya Allah tempat aku meminta, “Ya Allah, yang kutemukan di rumah ini hanya 5 ribu, uang jajanku untuk seminggu kedepan!, tapi tetap aku mengucap syukur padaMu…alhamdulillah” Aku kembali lagi ke pasar! Kali ini aku memasuki toko ke-6, siapa tahu harganya bisa lebih murah! pemilik toko yang seorang perempuan Padang melayaniku dengan sangat ramah,
“Mau beli apa dek?” Tanya nya dengan senyum mengembang
“Rok hitam panjang uni.” jawabku, sepertinya ia senang ku panggil uni sebutan bagi perempuan-perempuan Padang, dan ia menyodorkanku rok hitam dengan ukuran yang ternyata terlalu kebesaran untukku, kemudian ia melihat dengan seksama tubuhku, memperkirakan nomor berapa yang pas di pinggangku. Aku menjajal rok kedua yang ia berikan dan yang ini pas.
“Berapa Uni?”
“45 saja!”
“20 uni?” tawarku. Setahu ku dalam ilmu penawaran, kita harus menawar dari setangah harga yang diinginkan si penjual di awal penawaran.
“Tidak bisa. lah..” ucapnya. Melihat wajah uni yang masih memajang senyum merekah itu, aku pikir masih ada harapan untuk menawar lebih murah lagi.
Aku berkata dengan seolah-olah berat aku menjawabnya,
“ 25 yaa, Uni!”
“Tidak bisa dek, ya sudah kalau untuk ade 40 saja lah. Itu sudah harga pas!”
“Tidak bisa 30 saja uni!” Dia hanya menggeleng,
Ya Allah, uangku masih kurang. Tapi ini sudah toko yang paling murah dari toko sebelumnya yang aku masuki. Dengan sangat berat hati, rasanya lemas, aku tidak punya uang lagi. Tapi itu sudah harga pas yang sudah ia tawarkan, aku tahu itu memang harga yang paling murah dibandingkan toko lainnya, tidak cukup tega aku menawar lebih murah lagi. Aku mengembalikan rok nya yang sedari penawaran tadi berada di tanganku, dan dengan suara parau aku mengucap lirih,
“Yaudah deh, nanti saya kemari lagi! Insya’allah” Gontai aku melangkah, sedangankan uni nya hanya bisa menatap sedikit kecewa barang daganganya belum berhasil ia jual.
Sudah kesekian toko di pasar ini ku singgahi tapi rasanya aku harus berusaha lebih keras lagi! Aku pun pulang dulu ke rumah siapa tahu, aku bisa menemukan uang ku yang terkadang suka lupa ku simpan di mana?
“Alhamdulillah,,,” aku mengucup syukur lagi yang tak terhingga, aku menemukan uang 5 ribu di tas kecil yang biasa ku pakai saat pergi-pergian. Ini benar-benar berkat pertolongan Allah, uang ku telah terkumpul 35 ribu rupiah, ditoko terakhir masih kurang 5 ribu, tapi aku masih bisa mencari di toko lainnya, masih ada kok. “Bismillah, bantu aku ya Allah”
Rupanya, toko seragam di pasar ini sudah ku jajali semua. Bagaimana ini? Dan aku hanya terus berjalan jadi seperti orang linglung setengah cape bolak-balik rumah pasar yang jaraknya lumayan membuat sekali jalan berkucuran keringat!
Aku terus saja berkata dalam hati, ALLAH….ALLAH…sampai akhirnya aku engeh! Perjalananku ini terus bergerak ke toko terakhir milik uni yang menawarkan harga di bawah yang lainnya, aku pun mencoba kembali masuk. Aku kaget! Uni langsung menyambutku dengan memegang rok hitam yang tadi aku jajal dan dengan setengah berteriak berkata padaku,
“Dek, ini. 35 ribu saja. Itung-itung neng jadi pelanggan di sini, jadi sebagai permulaan saya kasih diskon dahsyat.!”
“Alhamdulillah…” aku sungguh tak menyangka. Aku senang bukan kepalang, dengan masih setengah tidak percaya aku berkata pada si uni
“Bener nie Uni??!”
Uni menjawabnya dengan senyuman selebar daun kelor. Aku yakin Allah bersama setiap hamba-hambaNya yang yakin akan kuasa dan kebesaranNya. Maha suci Allah dengan segala rahmanNya…
Kekhawatiran bapak tidak terbukti! Dengan kesungguhan dan keyakinan akan kasih sayangNya, aku dapat melewati setiap fase masa SMKku dengan gemilang, menyenangkan dan sangat berarti. Kini aku bangga menjadi seorang muslimah yang insya’allah istiqomah selalu sampai berhasil masuk ke jannahNya.
Saat ini, Selain tengah menyelesaikan pendidikan strata satu jurusan Kependidikan Islam, aku juga bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta Timur. Alasan penolakan bapak takut aku tidak mendapatkan pekerjaan yang layak terjawab sudah! Malah dengan aku berhijab aku mendapatkan banyak hal yang tidak bisa aku dapatkan jikalau aku tidak menutup auratku, mahkota ku.
Yakin akan kekuasaanNya! bahwa selalu yang terbaik yang Ia berikan pada setiap hambaNya. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika tidak ia sendiri yang mau merubahnya karena setiap hal dalam kehidupan adalah perjuangan!. Teruslah berjuang, tancapkan keyakinan dalam dada, pegang kuat-kuat janjiNya, Berdiri di atas agama Islam dengan membawa panji muslimah sejati yang tidak akan mundur dari medan tempur kehidupan dengan segala coba dan segala uji.
[By: Mesti Farah].

Tipologi Perempuan Ala al-Qur`an

Written By Amoe Hirata on Senin, 23 Mei 2016 | 13.48


            Al-Qur`an yang berfungsi sebagai hudan(petunjuk), sejak lebih dari 14 abad silam, telah menggambarkan  tipologi perempuan dengan sangat gamblang. Di dalamnya ada dua tipe wanita yang bisa dijadikan teladan bagi setiap muslimah: Pertama, wanita shalihah. Kedua, wanita thalihah atau suu`(rusak dan berperangai jelek). Berikut ini akan dijelaskan rinciannya:

PERTAMA: TELADAN PEREMPUAN SHALIHAH

Saat Masih Kecil
            Jika anda masih kecil, anda bisa melihat sosok Maryam. Cirinya: menjaga kehormatan diri, rajin ibadah(QS, Al-Anbiya[21]: 91) dan QS. At-Tahrim[66]: 12), dekat dengan Tuhan, dan sopan kepada orang tua(QS. Ali Imaran[3]: 37). Sejak kecil diasuh dengan pendidikan rabbani. Memiliki ibu yang shalihah dan pengasuh yang shalih(Nabi Zakariyah).

Saat Gadis/Remaja
            Bila anda gadis, bisa belajar dari Maryam yang menjaga kesucian diri, rajin beribadah, taat, dan menjaga diri dari yang bukan mahramnya(QS, Al-Anbiya[21]: 91) dan QS. At-Tahrim[66]: 12). Sampai-sampai ketika malaikat datang berwujud seorang laki-laki, maka dia segera berlindung kepada Allah(QS. Maryam[19]: 18).
Dari kedua putri Nabi Syu`aib bisa dijadikan teladan bagi para gadis. Karakternya: Pertama, berbakti kepada orang tua. Saat orang tuanya sudah tua renta, mereka berdua berinisiatif membantunya dengan cara menggembalakan kambing. Kalau bahasa sekarang mungkin, seperti wanita yang bekerja di luar karena kondisi darurat untuk membantu keluarga.
Kedua, menjaga kehormatan diri dengan memelihara sifat malu dan tidak tebar pesona.  Meski niat membantu kedua orang tua, keduanya tetap mampu menjaga kehormatan diri. Saat hendak memberi minum gembalaan, keduanya tidak bergumul dengan penggembala laki-laki dan menunggu mereka selesai baru kemudian memberi minum gemblaannya. Saat Musa menawarkan bantuan, keduanya tidak tebar pesona, malah menunjukkan sikap malu, dan menjelaskan kondisi riil keluarganya. Bahkan, memberikan upah kepada Nabi Musa. Berdasarkan perintah ayahnya.
Ketiga, cerdas memilih pasangan(QS. Al-Qashah[28): 23-26). Di kemudian hari, ternyata salah satu dari putri Nabi Syu`aib ini menjadi istri Musa. Mereka sangat pintar menunjukkan kriteria orang yang bisa diandalkan dalam mengemban tugas, baik sebagai pegawai, mau pun seorang suami. Ada dua kriteria penting yang direkomendasikan kepada Syu`aib:
1. Kuat(dalam tafsir dijelaskan bahwa penutup sumur yang digunakan untuk memberi minum air gembalaan, itu hanya bisa diangkat oleh beberapa orang, sedangkan Musa bisa mengangkatnya sendiri).
2. Amanah, tepercaya(saat Musa mengikuti kedua anak Syu`aib, dia berjalan duluan di depan mereka, bukan membelakangi mereka, di sinilah letak amanahnya. Tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan)
           
            Saat Menjadi Saudari Perempuan
Kita bisa belajar dari kisah saudari Musa yang taat pada ibunya dan sangat sayang kepada adiknya. Saat Musa dihanyutkan, dia ikuti terus perjalanannya hingga merasa sudah tenang ketika Musa diadopsi oleh Fir`aun. Bahkan, pada akhirnya dengan kecerdikannya, ia mampu mengembalikan adiknya kepada ibunya sebagai ibu susunya. Saudari demikian, bukan hanya sayang adik, tapi juga perhatian kepada nasib adiknya(QS. Thaha[20] 40 dan QS. Al-Qashah[28]: 11-13).

Saat Menjadi Istri
            Sebalumnya perlu diterangkan bahwa ciri istri yang terbaik adalah memiliki kriteria berikut: qanitat(rajin melakukan ketaatan), taaibah(gemar bertaubat jika melakukan kesalahan), `aabidaat(gemar beribadah), dan saa`ihaat(gemar berhijrah dari kejelekan menuju kebaikan)(QS. At-Tahrim[66]: 5).
Kita bisa mengambil contoh sosok Hawa. Sebagai istri, ia menjalankan perannya dengan baik serta menjadi penentram suami(QS. Al-A`raf[7]: 189]). Mendukung suami, dan memiliki misi melahirkan generasi shalih(QS. Al-A`raf[7]: 189]). Ketika melakukan kesalahan, segera mengakui dan cepat bertaubat(QS. Al-A`raf[7]: 23). Terakhir, mengorientasikan biduk rumah tangganya untuk kepentingan akhirat. Mereka sangat mengerti bahwa: manusia yang berorientasi akhirat, taat dan mengikuti petunjuk Tuhannya, maka tidak akan merasa takut, dan sedih(QS. Al-Baqarah[2]: 38), bahkan tidak akan tersesat dan celaka(QS. Thoha[20]: 123).
Kadang ada masa di mana Allah belum mengaruniai keturunan, dari kisah istri Nabi Ibrahim, perempuan bisa belajar kepada ketegarannya, selalu otimis terhadap rahmatNya dan tidak pernah putus asa(QS. Hud[11]: 71-73; QS. Al-Hijr[15]: 53-56 dan QS. Ad-Dzariyat[51]: 29). Di sisi lain, kita bisa belajar darinya tentang cara menghormati tamu dengan sebaik-baiknya(QS. Ad-Dzariyat[51]: 26). Ketika ada tamu, langsung disembelihkan domba kemudian dihidangkan setelah masak.
Dari istri Nabi Muhammad, setiap muslimah bisa belajar tentang: hidup zuhud, menghendaki Allah dan RasulNya, muhsinat(gemar berbuat baik), menjaga kesucian diri, rajin beribadah dan taat kepada Allah dan Rasulnya, beramal shalih, bertakwa, menjaga etika, menjalankan tugas rumah dengan baik, tidak berbusana tabarruj seperti trend jahiliah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dajin mengingat dan membaca al-Qur`an(QS. Al-Ahzab[33]: 28-34).
Ketika menjadi istri shalihah, tetapi dianugerahi suami yang tidak shalih, jahat, maka bisa menjadikan Asiah binti Muzahim sebagai teladannya. Meski suami kafir, dia tidak ikut kafir. Ia beriman bersama Musa(anak angkatnya). Optimis terhadap Tuhannya, serta bermimpi dibangunkan rumah di surga(Qs. At-Tahrim[66]: 11). Merupakan contoh dari seorang istri yang gigih memegang kebenaran, meski dihalang-halangi oleh suami.


Saat Menjadi Ibu
            Ibu yang baik adalah yang selalu mendoakan kebaikan kepada anaknya. Sebagaimana istri Imran(QS. Ali Imran[3]: 35). Sebelum melahirkan, dia sudah memohon agar dikaruniai anak shalih, di samping itu akan dipersembahkan untuk kepentingan agama. Hawa pun demikian, ia juga berdoa agar dikaruniai anak yang shalih(QS. Al-A`raf[7]: 189]).
            Kita bisa belajar kepada ibu Musa bagaimana rasa kasih sayang(dengan memberikan asi yang cukup), ketegaran dan kesabarannya dalam mendidik anak, sampai-sampai dia rela anaknya dihanyutkan ke sungai agar selamat, walau pun rasa keibuaannya sangat tidak tega(QS. Al-Qashas[28]: 7-13), pada akhirnya anaknya dikembalikan, dan menjadi penentram jiwanya.
Selain itu, Maryam binti Imran juga bisa dijadikan teladan sebagai seorang ibu. Ia mendidik anaknya secara baik. Ia bisa menjadi contoh bagi anaknya. Memiliki sifat qaanitah(QS. At-Tahrim[66]: 12) dan shiddiqah(QS. Al-Ma`idah[5]: 75). Isa `alaihis salam adalah bukti rill bagaimana ia mampu menjadi ibu yang sukses bagi anaknya. Beliau sukses mendidik Isa menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, berperangai lembut tidak kasar, rajin ibadah, dan senantiasa membawa kedamaian dalam hidupnya(QS. Maryam[19]: 31-33).

Saat Menjadi Wanita Karir
            Jika anda wanita karir yang menjadi kepala, maka anda bisa meniru Bilqis, dalam menjalankan roda kepemimpinan(QS. An-Naml[27]: 23). Dalam menjalankan kepemimpinannya, ia tidak menggunakan sistem otoriter, tapi selalu mengedepankan musyawarah(QS. An-Naml[27]: 29) dengan para pejabatnya. Ia juga memiliki pengalaman dan keilmuan yang cukup memadai(QS. An-Naml[27]: 34), peduli dengan nasib rakyatnya sehingga melakukan langkah-langkah penyelamatan jika dirasa ada sesuatu yang membahayakan(QS. An-Naml[27]: 35).
            Di sisi lain, sebagai seorang ratu, dia juga sangat hati-hati dalam bersikap dan tidak gampang mengklaim(QS. An-Naml[27]: 42). Lebih istimewa lagi, ia tak segan-segan mengakui kesalahan dan segera menerima kebenaran jika dirinya memang salah(QS. An-Naml[27]: 44).


KEDUA          : TELADAN PEREMPUAN THALIHAH

Saat Menjadi Istri
            Perempuan ga baik pun juga ada contohnya. Pertama, Istri Abu Lahab. Tipe wanita pedengki, penebar fitnah, dan enggan menerima kebenaran. Kerjaannya selalu menebar api dendam dan permusuhan(QS. Al-Lahab[111]; 4-5).
            Para istri pembangkang diwakili oleh istri Nabi Luth dan Nuh(QS. At-Tahrim[66] 10. Mereka hidup di dalam bahtera rumah tangga orang shalih, namun menyia-nyiakannya. Kehidupan mereka bagaikan ayam yang mati di lumbung padi. Sifat dasarnya adalah mengkhianati suami.

Saat Menjadi Istri Pejabat

            Jika anda perempuan yang menjadi istri pejabat, terbiasa dalam hidup glamour suka kehidupan bersolsialita, suka ngrumpi(QS. Yusuf[12]: 30), suka brondong(QS. Yusuf[12]: 23) lalu berusaha bermaksiat dan mendapatkannya dan rentan selingkuh, maka istri Aziz jangan sampai dijadikan contoh. Yang bisa dijadikan contoh darinya adalah: mengakuai kesalahan dan bertaubat kepada Allah(QS. Yusuf[12]: 51-53). Wallahu a`lam bi al-Shawaab.

Timur Lenk, Bashar al-Assad dan Tragedi Aleppo

Written By Amoe Hirata on Selasa, 17 Mei 2016 | 10.48

TIMUR LENK beserta tentaranya yang dikenal pemberani sampai Halab(Aleppo) pada Shafar 803 H(`Arbasyah, `Ajâibu al-Maqdûr fîAkhbâri Taimûr, 175). Di kota Aleppo telah bergabung pasukan Mamalik Syam(Aleppo, Damaskus, Shafad, Tharabils, Humat, dan Homsh) di bawah kepemimpinan Emir Aleppo, Damardasy al-Muhammadi.
      Terjadi friksi yang tajam di antara Emir Mamalik mengenai teknis menghadapi musuh(`Arbasyah, `Ajâibu al-Maqdûr fîAkhbâri Taimûr, 178). Ada kelompok yang berpandangan lebih mengedepankan negosiatif bersama Timur Lenk. Satu lagi lebih memilih menyerang secara total. Sedangkan yang lain lebih memilih bertahan di dalam benteng kota. Pendapat yang dominan dan menjadi pilihan pada akhirnya menghadapi Mongol di luar Aleppo, saat mereka putus asa dengan bala bantuan dari tentara Mamluk Utama dari Kairo. Pendapat ini sangat tidak tepat sasaran, melihat jumlah tentara Timur Lenk.
            Berlangsunglah peperangan antara kedu kubu. Pada awalnya pertempuran berimbang, namun akhirnya Mamalik dibuat kocar-kacir oleh tentara Timur Lenk. Pasukannya pun mampu merangsek ke dalam benteng Aleppo. Terjadi tragedi yang mengerikan. Pembunuhan masal tak dapat dihindarkan. Sedemikian banyak orang yang dibunuh hingga menumpuk, sehingga sulit dilewati kavaleri.
            Para emir berlindung di balik benteng Aleppo yang kokoh. Namun sayang, mereka pun –dengan berat hati- terpaksa menyerahkan diri, melihat kondisi yang sedemikian mencekam, ditambah bala bantuan dari Mamluk Mesir tak kunjung sampai ke Aleppo. Kondisi mereka berada di bawah tekanan Mongol yang membantai penduduk Aleppo di depan mata kepala. Tujuan mereka menyerahkan diri jelas, yaitu: agar penyembelihan masal segera dihentikan dalam tempo secepatnya.
            Perkiraan mereka meleset. Keputusan yang diambil sama sekali tidak merubah kondisi yang terjadi. Pembantaian besar-besaran terus berlangsung, para wanita diperkosa, anak kecil pun tak ada yang selamat dari pembantaian yang mengernyitkan dahi ini. Tak cukup sampai di situ, dibakarlah Aleppo dalam waktu  empat hari berturut-turut, sampai akhirnya kota Aleppo hancur lebur akibat kebengisan Timur Lenk. Para emir yang menyerahkan diri dipenjara. Kota Aleppo saat itu menjadi puing-puing reruntuhan.
            Korban yang berjatuhan saat itu sekitar dua puluh ribu tewas, sedangkan tawanan lebih dari tiga ratus ribu.
            Kondisi Mamalik Mesir tak begitu menguntungkan. Mereka didera konflik internal. Perebutan kekuasaan seolah sudah mengakar di sanubari mereka. Melihat kondisi yang genting ini, berdirilah Syaikh Sirajuddin Umar al-Balqini, mengerahkan ulama dan para imam menyerukan ultimatum jihad di seantero jalan dan masjid Kairo.
            Ada kesamaan antara Timur Lenk dan Bassar al-Assad. Sama-sama Syi`ah(Timur Lenk masuk syi`ah berkat al-Sayyid Barakah ketika bertemu di daerah Balakh. Tokoh inilah yang berperan besar dalam memprovokasi Timur Lenk melakukan pembantaian), dan sama-sama membantai kaum Muslim sunni. Cara-cara otoriter biasa digunakan dalam meluluskan keinginannya.
            Aleppo bisa jatuh karena beberapa alasan –setelah takdir Allah- yaitu: Pertama, kelangkaan sosok pemimpin kuat di Aleppo. Kedua, perebutan kekuasaan antar penguasa. Ketiga, saudara sesama Mamalik di Mesir tak sigap dalam membantu karena terjadi konflik internal juga di Mesir akibat perebutan kekuasaan. Akhirnya, Timur Lenk dengan segenap kelihaian dan kecerdikannya, mampu dengan mudah menghancurleburkan Aleppo.

SABDA CINTA [II]

Written By Amoe Hirata on Rabu, 11 Mei 2016 | 07.45

Teman, Enyahlah kau rasa bosan!

Aku tidak tahu jam berapa sekarang, tapi aku rasa ini waktu yang sama seperti waktu kemarin saat lelaki itu datang ke kamarku. Dan benar saja, aku mendengar pintu diketuk, 3 kali ketukan. Itu pasti dia!
            “Kamu lagi?” tanyaku padanya,
            “Ya, kenapa? Kamu sudah menungguku dari tadi ya?” Hah? Aku tersenyum kecut.
            “Aku senang kamu tersenyum, walau pun senyum seperti itu membuat wajahmu sangat aneh. Kamu harusnya senyum selebar mungkin,”  Aku diam.
            “Ok. Lain kali aku berharap dapat melihat senyum lima jarimu, tersenyum dengan sempurna.”
Senyum? Aku bahkan sudah lupa bagaimana caranya? dan yang lebih menyedihkan aku tidak bisa melihat senyumku sendiri.
            “Oya, kemarin kamu bilang tentang jendela? Apa yang istimewa? Apa jendela itu terbuat dari emas?”
            “Kamu bercanda? Emas? Mana mungkin?”
            “Ini istimewa karena dari jendela ini, kamu bisa melihat pemandangan yang sangat indah!”
            “Dan aku tahu, bagiku ini adalah hal terkonyol dalam hidupku. Dan sepertinya kamu membuang-buang waktuku.”
Aku ingin menangis, tapi tidak! dan aku sadar ini bukan mimpi, kenyataannya aku adalah seorang wanita buta yang tidak bisa melihat apa pun kecuali kegelapan dan wanita lumpuh yang tak mampu hanya sekedar bergerak. Apa ini kehidupan?
            “Kamu marah?” Tanyaanya, aku memilih diam!
            “Aku berharap kamu tidak marah, aku di sini karena ingin menunjukanmu pemandangan yang indah dari jendela kamarmu, aku tahu keadaanmu. Oleh karena itu aku disini, aku akan benar-benar menunjukkannya kepadamu. Aku akan menjadi matamu, dan sebagai imbalannya aku berharap kita bisa menjadi teman. Dan karena kamu diam saja, aku anggap kamu menyetujuinya.”
Laki – laki ini aneh sekali, dia yang bertanya dan dia juga yang menjawabnya. Aku bisa apa? dan aku rasa ide ini tidak terlalu buruk, aku tidak tahu sampai kapan aku akan berada di rumah sakit ini. Aku rasa aku memang membutuhkan teman agar hidupku tidak terlalu membosankan.

***

Mata ini buta namun hatiku mulai terbuka

“Suster bisa tolong merapikan kamarku, tidakkah masih berantakan?”
“Baik Mba, tapi ini sudah tampak seperti biasanya.”
“Tidak suster, coba lebih teliti bahkan kalau perlu kau bisa menambahkan bunga atau apalah agar kamar ini benar-benar baik bagi siapa pun yang masuk ke dalamnya.”
“Baik Mba, saya akan memastikannya kembali dan melengkapinya seperti apa yang Mba inginkan.”
“Terima kasih suster, ”
Adakah yang berbeda dari diriku saat ini? Menurut dokter kesehatanku stabil dan keluargaku masih terus meminta dokter memberikan pengobatan terbaik untukku. Mungkin setiap hal di dunia ini hanya perlu penerimaan yang baik dan perlahan aku mulai bisa menerima diriku dengan mengikhlaskan apa pun yang terjadi dalam hidupku. Seperti kata Sabda mungkin saat ini penglihatanku sedang dijernihkan oleh Tuhan agar aku dapat melihat dengan mata batinku, dan kakiku yang lumpuh ini mungkin Tuhan hanya ingin membuatku berhenti dari pelarianku selama ini mejauh dariNya. Sabda
            “Hay Cinta…”
Kali ini aku benar-benar tersenyum seperti kuncup bunga saat mekar. Suara Sabda terdengar merdu bagaikan petikan melodi yang dibawakan oleh Dewa Gitar, Brian May. Aku tak sabar menantikan cerita-ceritanya di balik jendela itu.
            “Apa aku terlamabat? Sepertinya tidak.”

            “Seperti biasa, kau orang yang paling sering bertanya dan menjawab pertanyaanmu sendiri.” Aku merasa semakin hari senyumku tak terkendali?
            “Seperti itulah aku, banyak bertanya dan dari pertanyaan-pertanyaan itulah aku yakini satu hal bahwa ada pertanyaan yang terkadang tidak memerlukan jawaban.”
            “ Sudah-sudah tak usahlah kau banyak bergurau tentang dirimu sendiri. Segeralah kau ceritakan apa yang saat ini terjadi di luar sana?”
            “Baik-baik, rupanya selain kau ini perempuan yang judes kau juga orang yang tidak sabaran.”
Suasana hening sejenak, atau saat ini aku merasakan waktu berhenti sesaat. Dengar-dengar Sabda mulai berbicara,
            “Ya ampun!”
            “Kenapa?” tanyaku sangat penasaran.
            “Sabda? Kenapa kamu diam saja?” Aku rasa aku dapat merasakan sekujur tubuhku berkeringat.
            “Kamu tahu apa yang aku lihat?”
            “Tentu saja tidak!”
            “Cepat ceritakan padaku apa yang kau lihat di balik jendela itu!” desakku
            “Aku melihat, seorang anak kecil jatuh dari gendongan ibunya. Ya ampun..ya ampun!”
“Benarkah? Kenapa bisa sampai seperti itu? Betapa cerobahnya si ibu itu, kasihan sekali anak kecil itu”
“Iya, anak itu hanya bisa terus menangis. Apakah aku harus turun untuk membantunya?”
“Bagaimana dengan ibunya? Apa yang ia lakukan terhadap anaknya? Kalau kau merasa dapat membantunya kenapa kau masih diam di sini Sabda.”
            “Tidak, aku tidak akan ke mana-mana karena anak itu sudah dipelukan ibunya dan sudah ada banyak orang yang menolong mereka.”
            “Lalu apa yang terjadi kemudian?” Aku menggigit bibirku karena ikut merasa gusur dengan keadaan anak itu.
            “Lah kok?”
            “Kenapa lagi?” tanyaku masih dalam resah
            “Sekarang gantian ibunya yang menangis, bahkan tangisnya mengalahi tangisan anaknya.”
Aku semakin penasaran apa yang terjadi sebenarnya?
            “Bukankah tadi kau bilang anaknya yang terjatuh dari pangkuan ibunya. Tidak ada yang terjadi pada ibunya kan? Ibu itu tidak mengalami luka sesuatu kan?”
            “Cinta, kau tahu?”
            “Apa lagi Sabda aku tidak dapat melihat seperti yang kau lihat aku hanya bisa mendengar apa yang kau ceritakan padaku, jangan malah membuat aku kebingungan seperti ini atau Kau telah mempermainkanku?”
            “Tentu tidak Cinta, aku mengatakan apa yang aku lihat. Kau tahu Cinta, ibu itu mungkin tidak mengalami luka fisik seperti pada anaknya tapi Ibu itu merasakan sakit yang jauh lebih besar dari apa yang bisa kita lihat pada anaknya. Karena apa? Karena cinta dan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu.”
            “Selalu ada pesan Tuhan dari setiap apa yang kita lihat Cin, tapi bukan dari mata kita ini tapi melihat dari hati dan sayangnya banyak orang yang matanya terbuka tapi hatinya tertutup. Kau tenang saja, ibu dan anak itu sudah pergi dengan keadaan baik-baik saja.”
            “Syukurlah,”
            “Cinta, Ada yang menarik dari apa yang tadi aku saksikan.”
            “Menarik kau bilang?” Aneh si Sabda ini bukannya prihatin malah dia bilang menarik kejadian anak yang terjatuh dari pangkuan ibunya?
            “Aku merasa kasihan dengan anak itu pun dengan ibunya juga yang terlihat sangat merasa bersalah. Tapi aku jadi semakin menyakini satu hal dalam hidup ini.”
            “Apa?”
            “Bahwa Sesungguhnya Tuhan lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu tadi kepada anaknya.”
Aku terdiam, seperti ada sesuatu yang menusuk hatiku. Perasaan yang teramat menyesakkan karena aku lebih sering lalai mengingatNya apalagi setelah kecelakaan yang menimpaku, aku tidak merasakan keberadaanNya.
            “Tidak ada seorang pun yang lebih sayang melebihi Tuhan. Jika kita saja menghargai kasih sayang orang lain dengan membalasnya pula dengan kasih sayang termasuk orang tua kita, tapi mengapa kita  lalai dengan tidak menghargai kasih sayang Allah kepada kita? Paling tidak kita syukuri segala nikmat yang telah Ia berikan apa pun keadaan kita pada hari ini.”


Mata Cinta
Keberartian. Dalam hidup ini harus ada penerimaan yang baik, rasa syukur dan sikap penuh semangat. Aku tahu di mana sekarang letaknya kebahagiaan, kebahagiaan yang dulu sering kali aku cari-cari, baru aku sadari saat ini bahwa kebahagiaan itu letaknya ada di hati. Aku tidak akan menyalahi takdirku (lagi) aku hanya akan menerima dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya seperti berpindah dari takdir baik menuju takdir yang lebih baik.
            Dokter akan membuka perban di mataku setelah operasi kemarin. Sungguh aku tak sabar membuka mataku. Kebahagiaan seperti bercucuran di hari-hariku saat ini. Semua orang yang menyayangiku hadir dan sekarang aku siap mengabsen mereka semua satu persatu. Orang tuaku tercinta yang aku sangat rindukan papa dan mama, kemudian mereka memelukku erat. Adikku yang tampan Dony, Kakakku Sella, sahabatku Ratih dan teman-teman lainnya, semuanya datang. Tapi dimana dia? Mataku berpendar mencarinya tapi aku tidak menemukan seseorang yang  kucari. Kenapa dia tidak datang? bahkan ia tidak menemuiku kemarin sebelum operasi. Sabda di mana kamu? Aku ingin membagi kebahagiaan ini kepadamu.

Penantian dalam Kehilangan

Sudah tiga hari tidak ada kabar dari Sabda, hari ini aku akan pindah ke kamarku sebelumnya, semoga kau sudah menungguku di sana. Aku menuju kamar rawatku saat ini setelah sebelumnya beberapa hari lalu aku dirawat di kamar lain pasca operasi mata kemarin, aku memang belum bisa berjalan tapi kata dokter aku masih punya harapan untuk kembali berdiri tegak dengan kakiku. Di depan pintu tertulis kamar Mawar 102 aku memasukinya, begini ya ternyata kamarku seperti layaknya kamar di rumah sakit memang tapi aku merasakan sesuatu yang berbeda seperti perasaan nyaman ketika memasuki kamar ini yang tidak aku temukan di kamar pasien mana pun.
            “Ada lagi yang saya bisa bantu mba? atau mba ingin tiduran saja di atas kasur?”
            “Tidak suster Anna,” kali ini aku memanggil namanya dan tentu saja tersenyum ramah padanya yang telah merawatku selama ini.
Aku tidak sabar melihat pemandangan di balik jendela itu. Aku menjalankan kursi rodaku ke arah jendela dan perlahan membuka gordennya. Dan betapa aku terkejut dengan apa yang aku lihat saat ini.
            “Baik kalau begitu, kalau mba ingin berbaring ke atas tempat tidur bisa panggil saja seperti biasa, kalau tidak ada yang mba inginkan lagi saya izin keluar sebentar,” kata suster Anna.
            “Mba, Mba Cinta!”
Apa yang aku lihat ini? Kenapa berbeda?
            “Sus, apa ini kamarku yang sebelumnya?  Aku tidak mau kamar ini! Aku ingin ditempatkan di kamar sebelum aku di operasi. Tolong pindahkan aku sekarang juga!”
            “Tidak mba, ini kamar mba Cinta.”
            “Tapi kenapa? Ada apa dengan jendela ini?”
            “Kenapa mba jendelanya?”
            “Tidak ada yang aneh dengan jendelanya Mba Cinta, hanya jendela yang berhadapan dengan tembok”
            “Tidak suster. Sabda bilang di balik jendela ini ada pemandangan yang indah seperti taman, kolam ikan, dan lain sebagainya. Sabda sendiri yang menceritakannya padaku.” Ada apa dengan ini? Apa Sabda membohongiku? Oh tidak! Entah mengapa hatiku sesak namun air mata tak keluar dari mataku saat ini. Tidak bisa.
            “Oh kata Mas Sabda. Dia itu salah satu pasien rumah sakit ini, dan yang saya denger dia sudah meninggal.”
            “Apa?”
Lelaki itu meninggal? Apa yang terjadi? Aku baru saja mau memulai hidupku yang baru saat ini dan aku berharap bisa bertemu dengannya kembali dan melihatnya, tidak ada yang aku ketahui tentangnya tapi kenapa cepat sekali dia meninggalkanku? Hatiku perih, teramat perih hatiku saat ini.
            “Mba Cinta baik-baik saja kan? Aku tahu mba Cinta pasti sedih kehilangan teman sebaik Mas Sabda tapi itulah kematian tidak ada yang tahu. Mas Sabda itu pasien penyakit jantung. Mungkin kematiannya memang mendadak tapi saya tidak tahu pasti.”
            “Iya sus, dia teman yang baik selalu menceritakan hal-hal yang menarik yang dia lihat dari balik jendela ini.  Saat ini aku tidak mengerti apa yang kulihat di depanku hanyalah sebuah jendela yang di luarnya ternyata hanyalah dinding bercat putih. Kenapa dia berbohong kepadaku?”
            “Maaf kalau saya lancang mba, kalau saya boleh berpendapat. Kelihatnya Mas Sabda itu orang yang sangat baik, yang saya lihat setiap dia memasuki kamar mba senyumnya merekah sekali dan bertambah lebar senyumnya ketika keluar dari kamar Mba Cinta. Saya tidak tahu persis kenapa Mas Sabda berbohong, tapi kalau saya rasa..” Suster Anna menggantung ucapannya. Aku memintanya melanjutkan perkataannya tanpa merasa tidak enak.
            “Semenjak mas Sabda rutin berkunjung ke kamar ini, saya lihat keadaan Mba Cinta semakin membaik, mba lebih bersemangat dan yang lebih penting Mba Cinta tidak seperti yang dulu, seperti orang yang hidup tak mau mati pun enggan. Jadi menurut saya mas Sabda mungkin tidak bermaksud berbohong, benar kalau di balik jendela ini hanyalah sebuah tembok tapi mungkin mas Sabda hanya ingin menyampaikan bahwa di luar sana di balik jendela ini, di balik rumah sakit ini banyak hal indah yang bisa Mba Cinta lihat. ”

Aneh sekali, aku merasa sangat bersedih tapi air mata tidak mampu keluar setetes pun dari kedua mataku ini. Memang benar apa yang disampaikan Suster Anna, betapa pun aku tidak mengerti keadaan ini, di mana Sabda sekarang dan apa yang dia lakukan saat ini, aku merasa dia selalu hadir. Aku dapat merasakan kehadirannya dalam setiap kedipan mataku.

By: Mesti Farah

SABDA CINTA [I]

Written By Amoe Hirata on Selasa, 10 Mei 2016 | 07.37

Salah Kamar

Katanya takdir tak pernah salah. Ketika kita menyalahkan takdir, itu artinya kita menyalahkan Tuhan, sedangkan Tuhan tak pernah salah.

Ketika aku membuka mata, air di ujung kelopaknya pun keluar seperti embun di pucuk daun di setiap pagi,  dan dari hari ke hari. Aku tak ingin kenyataan membangunkanku dari mimpi. Aku hanya ingin terus bermimpi. Tapi inilah kenyataan, seperti tersihir apel kutukan dari ibu tiri putri salju. Ia  tertidur sampai sang pengeran datang membangunkannya dengan cinta sejati. Ah itu hanya dongeng tapi aku tertidur dalam kenyataan. Itulah, yang membuat aku sangat iri pada sang putri, bukan karena mengharapkan kedatangan pangeran sehingga bisa terbangun dari tidur panjang, akan tetapi aku berharap bisa tertidur pulas, aku rela bila tak ada pangeran yang membangunkanku.
Aku membuka mataku, tapi dunia ini begitu gelap untukku.  Sudah lebih dari sebulan aku berada di ruangan ini. Aku menyebutnya sangkar sejak sayap-sayapku patah oleh takdir. Aku terperangkap. Dalam waktu singkat semuanya berubah, karena sebuah kecelakaan

Solusi Mengatasi LGBT

Written By Amoe Hirata on Senin, 09 Mei 2016 | 10.21

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

ان الحمد لله نحمد ونستعينه ونستغفره ونستهديه ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
أشسهد أن لاإله ألا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
اللهم فصل وسلم وبارك على نبينا وحبيبنا وشفيعنا ومولانا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى آله وصحبه وسلة وبارك

Sidang Jum`ah Rahimakumullah

اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Zaman yang sudah semakin dekat kepada kiamat, membuat kita harus lebih waspada lagi. Mengingat, improvisasi kemaksiatan di sekeliling kita begitu berat dan semakin menguat. Makanya, ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون berislam sampai mati. Berpeganglah dengan nilai-nilai Islam sampai mati. dan perkuatlah Islam di dalam keluarga sampai mati.


Tema khutbah Jum`at pada hari ini adalah: "قوا أنفسكم وأهليكم نارا" terinspirasi dari ayat tersebut:
}يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} ]التحريم: 6[
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka. Pelihara dirimu dan keluargamu dari berbagai macam perilaku yang menjerumuskan kamu dan keluargamu ke api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.  Api neraka itu dijaga, dikendalikan oleh malaikat-malaikat ini, bersifat kasar, keras, mereka disetup oleh Allah subhanahu wata`ala tidak akan pernah berani, tidak bermaksiat pada Allah, dan selalu  bisa menjalankan perintah yang diperintahkan kepada mereka.

Artis terkemuka yang banyak ditonton,ternyata terperosok ke dalam perilaku seksual menyimpang. Yang sebelum ini LGBT  banci-banci yang selama ini secara kognitif diterima akhirnya didompleng. Dari trangender didompleng oleh, LGB(Lesbian, Gay, Biseksual) yang sebetulnya tiga ini belum bisa diterima oleh masyarakat.

Yang transgender, banci, waria ini sudah bisa diterima oleh masyarakat, ini sudah berbhaya, didompleng oleh LGB.

Kenapa saya pisahkan antara LGB dengan T?  Karena hukuman atau perilaku mereka dalam bahasa fiqih, dalam bahasa agama memang dipisah. Ada Khuntsa, ada Muhkonnas. Banci di dalam fiqih ada dua: ada yang terlahir given sebagai  seorang banci yang memiliki dua kelamin. Ada yang terlahir bukan sebagai banci tetapi membancikan diri.  Mukhannats, itu biasanya dibentuk oleh lingkungan. Nah inilah kasus yang terjadi pada artis yang sekarang ini. Dan itu bisa terjadi pada kita semua, pada anak-anak kita. Perilaku seksual menyimpang ini.

Mereka-mereka yang terlahir sebagai banci pun sebenarnya tidak punya alasan untuk menyimpang; karena alasan seksualitas ini bisa dibendung oleh sistem yang sudah diciptakan oleh Allah subhanahu wata`ala dengan berbagai macam bentuk kendali di dalam jiwa manusia.

ما كذب الفؤاد ما رأى  Setiap manusia sudah diberikan insting oleh Allah subhanahu wata`ala. Fu`ad, diciptakan untuk mengendalikan potensi buruk yang ada di dalamnya. Sekalipun kromosom feminin dominan di dalam jiwa maskulin. Tetapi kromosom bukanlah satu-satunya hasrat yang bisa mengendalikan seluruh kondisi jiwa,yang sangat rumit diciptakan Allah subhanahu wata`ala.


Sidang Jum`ah rahimakumullah

Punya anak laki-laki sekarang sama bahayanya dengan punya anak perempuan.Indonesia, menurut Komisi Penyiaran Indonesia(KPI),  termasuk negara di Asia yang paling tinggi anak-anak suka nonton tivi dan di atas 5 jam untuk menontonnya.

Ketidakhadiran suami, istri,  orang tua dalam dunia anak. Ini kejadian dan banyak terjadi di Jakarta. Malamnya, anaknya menonton dangdut, sinetron, lawakan berbau banci, besoknya anak ini(masih SD, laki-laki) mau pergi sekolah datang dengan dandanan perempuan.Pakai sepatu yang haknya tinggi. 

Tiba-tiba, dia kehilangan orientasi seksualnya dan kemudian merubah identitas seksualnya. Sebabnya apa?  Kalau di dalam al-Qur`an, Nabi Luth pun kalah. Anda sebagai suami pun akan kalah, kalau anda tidak membangun dua hal di dalam lingkungan anda. Itu tugas kita semua. A`udzubillahiminasyaithanirrajim:
[قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ [هود: 80 Kata Luth `alaihis salam, 'Seandainya aku mempunyai kekuatan sosial untuk melawan kalian wahai kaum banci, (homo dan lesbian) pasti aku akan lawan kalian," tapi kondisi sosial sudah kalah. Luth tinggal sendirian sama, dua atau tiga anak perempuannya saya tidak tau berapa persisnya, dan orang-orang yang bersamanya dan itu juga  ada yang mendukung saat itu. Ini persoalan yang ada di dalam al-Qur`an,mengungkap peristiwa kekalahan Luth yang yang menjadi pelajaran ibrah yang bisa analisis pada kesempatan yang berbahagia ini.

Jadi, lemahnya struktur sosial. Yang kedua, "andai aku punya keluarga yang kokoh, andai struktur rumah tanggaku kuat, maka aku akan lawan kalian,' Ternyata, rumahnya Luth juga bobol karena istrinya yang bukan lesbian, tapi membenarkan perilaku homoseksual pada masa itu.

Kenapa bisa ada kasus penyimpangan seksual seperti ini? Pertama, (kalau dilihat dari kasus artis ini) karena anak-anak muda ini biasanya rentan pada dua hal: 1. Life Style, lingkungan sosial yang menggerogoti dan merusak akidahnya. 2. Biasanya di dalam rumah menyebalkan, sehingga orang tuanya tidak menjadi idola, maka dia idolakanlah artis, publik figur yang ternyata menyimpang. Ini,  dunia anak. Dan itu terjadi sama anak ini, kenapa dia menjadi korban. 

Apa yang terjadi di rumah, masyarakat dan lingkungan seperti ini, لا تشرك بالله tidak diajarkan kepada anak-anak.  Anak-anak tidak dilindungi dengan, "Nak janganlah mengidolakan, artinya memberhalakan.

Coba lihat anak-anak kita! Rata-rata anak muda, yang shalat di sini saja, yang diidolakan itu orang pendosa, fasik atau orang-orarang yang shalih? Pemain bolanya, orang shalih apa orang fasik?  Artisnya, orang shalih apa orang fasik?

Orang shalih saja dikultuskan bisa musyrik. Dan itu terjadi pada masa Nuh `alaihis salam.  Kemusyrikan pertama di muka bumi ini terjadi adalah karena dikultuskannya orang shalih. Nama orang shalihnya pun disebutkan dalam al-Qur`an yaitu: Suwa, Yaguts, Ya`uq, dan Nasr.

Keempat orang ini diistimewakan karena kebaikannya.  Setelah mereka meninggal, kuburannya dipuja-puja, lalu dilukis wajahnya, setelah itu dibuat patungnya.Maka disembalah patung itu oleh generasi kemudian, menjadi dewa "a", "b", dan "c". Itu awalnya orang shalih.


Kalau yang diidolakan anak kitu adalah orang bejat, maka cepat kenanya, hari ini juga.

Sidang Jum`at rahimakumullah

Pengkultusan adalah pintu gerbang kemunafikan, dan pengidolaan anak-anak terhadap karakter-karakter orang-orang fasik, itu yang membuat rusak anak-anak kita. قوا أنفسكم وأهليكم نارا Ajarkan kepada anak kita untuk cinta kepada Allah subhanahu wata`ala. Mengharamkan pengkultusan selain kepada Allah dan RasulNya yang diikutinya.  Tanamkan peranan qolbu, logika berpikirnya benar, mana yang hamba, mana yang Tuhan. Kepada siapa anakmu bersandar, kepada siapa anakmu menggantungkan harapan, kepada siapa anak-anakmu resah. Ingat, ketika orang tua gagal mendidik anaknya, maka dia akan dirampas. Jangan dikira, anak pergi sekolah lalu selamat, tidak.

Coba cek anak sekarang. Biasa bercanda dengan candaan yang menjijikkan. Di SD dan SMP, saya pernah dengar langsung anak-anak bicaranya begini, "Homo lho. Lesbi lho." lalu itu dibenarkan oleh lingkungannya, maka itulah dia jadinya.Karena penyebab penyimpangan seksual ini sebetulnya bukan genetik. Adalah penipuan, dan pelacuran intelektual kalau mengatakan, "Ini, otak kami yang homo memang sejak awal berbeda dengan orang yang otaknya heteroseksual. Padahal ada penelitian yang menyatakan kalau otak orang homo itu kecil karena telah mengidap HIV.

HIV menurut para ilmuan itu disebarkan, disebabkan oleh pertemuan manusia dengan monyat, bukan. Ternyata temuan mutakhir mengatakan, ternyata virus HIV itu disebabkan karena adanya pertemuan seperma laki-laki di anus lubang laki-laki. Di situlah lahir. Na`udubillah mindzalik. Namun sekarang sudah menjadi gaya hidup. Karena mereka sadar mereka tidak mungkin punya keturunan, biasanya dilakukanlah bank sperma, donor sperma, sewa rahim, yang kesannya ini adalah temuan ilmiah  kontemporer. Ini semua dipromosikan oleh kaum homoseksual.

 Jangan dianggap semua temuan ilmiah di dunia ini semua bermanfaat bagi manusia. Karenanya, anak-anak di sekolah pun diajarkan. Di dalam Surah Luqman ada 9 ajaran bagaimana harusnya memanamkan karakter anak, dari ayat 12 sampai 19.Pertama, lindungi anak dari kesyirikan. Kedua,  ajarkan anak untuk berbakti kepada orang tua. Ketiga, mampukan anak punya perasaan melekat diawasi oleh Allah dan malaikatnya. Keempat, baru ajarkan dia shalat. Kelima, mampukan anakmu untuk beramar ma`ruf nahi munkar. Polisi berterima kasih karena anaknya melapor itu. Mengapa berterima kasih? karena umumnya anak-anak yang menjadi korban itu, ga berani lapor. Apalagi bapaknya galak, jarang komunikasi, sibuk dengan pekerjaan, cuma cuba bisa ngasih duit dan marah-marah, anak ga akan melapor sama orang tua seperti itu.

Kenapa polisi menghargai anak yang mau melapor? Karena anak ini punya keberanian. Mungkin sejak awal dididik untuk mengatakan yang benar adalah benar, mengatakan yang salah adalah salah. Ini output shalat bagi anak remaja ke bawah. Buat orang tua yang punya penghasilan biasanya perintah al-Qurannya, وأقيموالصلاة وآتوا الزكات dirikan shalat tunaikan zakat karena anda sudah punya penghasilan, dan dianggap sudah selesai amar ma`ruf nahi unkarnya. Tapi kalau masih pemuda dan remaja dia harus dididik يا بني أقم الصلاة وامر بالمعروف وانه عن المنكر wahai anakku dirikanlah shalat dan tegakkanlah amar ma`ruf nahi munkar.

Anak lelaki, mampukan dia berkata yang baik dan mampukan dia berkata tidak pada semua kemungkaran dengan semua resikonya. Ini pendidikan yang harus diterapkan di rumah. Hati-hati juga dengan tontonan, idola-idola artis yang fasik. Lalu bagaimana kita membentuk lingkungan kita? Ini bukan pekerjaan yang mudah.

Amerika, sebetulnya mayoritas masyarakatnya itu anti homoseks. Lalu kenapa presiden Obama kemudian mensahkan undang-undang pernikahan sejenis?  Mereka ini bergerak dari dua ranah. Pertama, ranah politik. Kedua, ranah kemanusiaan atas nama HAM. Hati-hati dengan cara berpikir mereka yang sesat ini.

Kenapa Obama kalah? Ini juga bakal terjadi pada anak kita semua kalau masyarakatnya diam saja. Ini bakal terjadi pada presiden Indonesia, mungkin bukan sekarang tapi yang akan datang, kalau masyarakatnya diam saja.

Semua presiden nantinya akan diabsen oleh PBB, mana negara yang sudah menjalankan Hak Asasi Manusia lewat standar yang dipakai. Salah satu klausulnya itu adalah harus memberikan hak kepada   kaum homosek dan lesbian ini.

Sebetulnya ga usah menyebut LGBT. Mereka tersanjung kalau disebut itu. Bahkan ditambah lagi HQ(Hipersek, Quier). Namanya dibuat-buat sendiri supaya terkesan mereka keren. Padahal, sebut saja homoseks atau lesbi. Ini sebagai hukuman moral. Kenapa perzinaan jadi marak. Nutup Kalijodo itu kemudian banyak persoalan.Karena kita menyebutnya PSK(Pekerja Seks Komersial). Jadi mereka merasa bekerja, dan ini sah. Ini dilembut-lembutkan bahasanya padahal dulu sudah bagus. Dengan istilah yang sudah baku di bahasa Inndonesia yang dulu itu sudah hukuman moral. Gara-gara diganti jadi PSK,  dia bisa memasukkan orang, dan bertambah banyak. MIsalnya ada pelacur malam hari pergi, pas ditanya supir taksi, 'Kemana mbak?' 'Mau kerja mas.' Karena sudah dapat gelar PSK.

Dalam al-Qur`an pangkat disesuakan sebagaimana predikat orang itu, perilaku orang itu. Makanya, istilah-istilah yang sudah baku jika diganti dengan istilah-istilah itu, maka akan terjadi pergeseran nilai. Ini adalah langkah mereka. pelan-pelan, lalu mereka merasa pada akhirnya ini sehat, bisa dinormalkan dan disahkan secara undang-undang.

Di Indonesia, walupun ada klausul-klausul bahwa negara merdeka melaksanakan atas nama keyakinannya dan kearifal lokalnya, tetapi maaf, mulai dari kampus-kampus sampai sekolah-sekolah dasar, cendrung bisa menerima LGBT ini. Begini Yahudi bekerja. LGBT ini bekerja sampai Amerika berterimakasih, karena Yahudi yang berhasil melancarkan program ini dan itu mereka kerjakan di Indonesia. Dan ini juga menjadi sebuah gerakan politik.

Makanya, orang tua yang tidak sungguh menanamkan nilai-nilai, betapa buruknya perilaku seksual menyimpang itu,  kemungkinan anaknya akan seperti itu. Dan biasanya anaknya seperti itu karena diberi makanan haram oleh bapaknya. Anak seperti itu karena biasanya bapaknya glak, kurang perhatian. Biasanya itu terjadi karena anaknya melihat bapaknya jahat sama ibunya,  menjadi benci sama bapak, hingga kelamin bapaknya. Bapak yang jarang hadir, tidak biasa mendengarkan omongan anak, curhatan anak, ini biasanya juga menjadi penyebab biasanya.

Sidang Jum`ah rahimakumullah


Jadilah ayah yang bertanggung jawab. Jadilah suami yang penuh kasih sayang.Jadilah ayah yang selalu hadir untuk anak-anaknya. Jangan jadi ayah yang memikirkan kihidupannya sendiri. Banyak anak-anak yang tidak hormat pada ayahnya, ayah semacam ini adalah ayah gagal. Banyak anak ga bangga sama ayahnya. Banyak istri kecewa sama suaminya. Karena suaminya, egois, kasa, pelit, dan mementingkan kepentingan sendiri. Padahal, nanti yang diminta pertanggungjawaban di akhirat ialah bapak atau para suami. Mudah-mudahan kita menjadi hamba ALlah yang beriman, dan bertanggung jawab kepada keluarga kita. Berjuanglah mendidik anak. jangan sampai anakmu dirampok oleh orang lain. Kamu yang besarkan badannya tapi jiwanya dirampok oleh orang lain.  


Khatib             : Ust. Bachtiar Nashir
Tempat            : AQL Islamic Center
Waktu              : Jum`at 19 Pebruari 2016
Pukul               : 12.10-12.35
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan