Home » » “A`ISYAH BINTI ABU BAKAR” Wanita Agung Nan Abadi

“A`ISYAH BINTI ABU BAKAR” Wanita Agung Nan Abadi

Written By Amoe Hirata on Rabu, 04 Maret 2015 | 09.27

            Pada sajian kali ini , akan dibahas tentang  wanita agung sepanjang masa; wanita muda penuh bakat; wanita abadi sepanjang hayat; wanita tercinta Nabi; wanita cerdas, enerjik dan berkarakter; menyimpan keindahan yang luar biasa; pesonanya menyejukkan hati; paras wajahnya menawan pandang; kemesraan adalah ciri khasnya; sang pecinta nabi, dialah Aisyah binti Abi Bakar as-Shiddiq.

I.                   Nasab dan Profil.

Namanya ialah `Aisyah binti Abi Bakar bin Abi Quhaafah Utsmaan bin `Aamir bin `Amru bin Ka`ab bin Sa`ad in Taimi bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ay al-Qurasyiah, at-Taimiyah, al-Makkiyahh, an-Nabawiyah.
Aisyah merupakan anak  Abu Bakar dari istrinya yang bernama Ummu Rumaan, nama aslinya Zainab dari bani Kinaanah. Sewaktu Jahiliyah Ummu Rumaan merupakan istri temannya Abu Bakar yang bernama Abdullah bin al-Haarits bin Sakhiirah, dan memiliki anak yang bernama at-Thufail. Sepeninggalnya  al-Haarits, Ummu Rumaan dinikahi Abu Bakar untuk menjaganya.
Ummu Ruman adalah wanita yang cerdas, ia masuk islam, berhijrah dan mengalami kesusahan yang sangat di jalan agama dan suaminya. Diriwayatkan dari Nabi, " Barang siapa yang senang melihat wanita yang termasuk bidadari maka lihatlah pada Ummu Rumaan)". Ummu Rumaan wafat pada masa Khalifah Utsman bin Affan.
Tidak bisa diketahui secara pasti kelahiran Aisyah, namun yang paling mendekati pada kebenaran ia dilahirkan pada tahun 11 atau 12 sebelum hijrah. Dengan demikian sewaktu Nabi menggaulinya usianya sekitar 14 tahun.
Aisyah lahir di Klan bani Tayim yang orang-orangnya terkenal santun, lemah lembut dan beradab. Sejak kecil ia mendapatkan pendidikan itu dari orang tua dan lingkunganya. Istimewanya lagi, ia lahir dalam kondisi orang tuanya muslim, sehingga sejak kecil dia sudah mendapatkan pendidikan islami. Lebih dari itu, sejak kecil Aisyah sudah pandai menulis sehingga bisa dikatakan dia merupakan gadis paling unggul dikalangan Klan Tayim.
Aisyah banyak mewarisi keistimewaan Abu Bakar baik dari segi fisik maupun akhlaknya.Abu Bakar memiliki wajah tampan(pada beberapa riwayat ia dijuluki `atiiq karena ketampanannya), berbadan kurus, berpostur tubuh kecil, sangat sensitif, sangat cerdas, sangat dermawan dan suka membantu orang kesusahan, sangat jujur,pintar beretorika(bisa membikin terdiam siapa saja yang berani menyinggungnya). intinya: Aisyah itu cantik, pandai, berwawasan luas dan fashih.
Nabi menikahi Aisyah pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian dan baru menggaulinya sewaktu di Madinah tahun sati hijriyah. Kalau dicermati dengan baik dan saksama, rumah tangga Aisyah dengan Nabi sangat jauh berbeda dengan kondisi sewaktu Nabi bersama Khadijah. Bersama lebih menggambarkan kerasnya perjuangan, kedewasaan dan kematangannya dalam menenangkan hati nabi, bahkan Khadijah memiliki kekuatan spritual yang dapat meneduhkan hatinya. Sedang bersama Aisyah lebih dikenal dengan kemesraan-kemesraannya, mengingat umur Aisyah yang masih muda dan menginginkan pemenuhan terhadap hasrat mudanya, dan rupanya ini sangat menghibur nabi.
Kedekatan nabi dengan Aisyah sudah tidak diragukan lagi, bahkan Aisyah merupakan istri yang paling dicintainya, ini senada dengan apa yang ditanyakan oleh `Amru bin al-`Aash ketika bertanya pada Rasulullah mengenai orang yang paling dicintainya. Adapun berkenaan dengan cinta Rasulullah kepada Khadijah ada ungkapan nabi yang terkenal, “Aku dikaruniai cintanya”. Jadi disini dapat diketahu perbedaan antara cinta nabi kepada Aisyah dan Khadijah.
Lebih jauh dari itu dalam satu riwayat ditegaskan bahwa Rasulullah mengetahui kapan Aisyah marah kepadanya dan kapan ridha padanya. Kalau sedang ridha Aisyah mengucapkan: “ Demi Tuhannya Muhammad, sedang ketika marah ia mengatakan: “demi Tuhanya Ibrahim”. Diriwayat yang lain dijelaskan bahwa ketika Aisyah marah menanggil Nabi dengan sebutan, “Ya Muhammad”, dan ketika senang ia menyebutnya, “ya Rasulallah”. Pengetahuan Rasul yang mendalam mengenai kepribadian Aisyah ini menandakan betapa perhatian dan cintanya Rasullah padanya.
Kisah-kisah romantis dan mesrah acap kali terjadi ketika Rasulullah bersama Aisyah. Aisyah pernah lomba lari dengannya; menonton bareng permainan anggar anak Habasyah sedang ketika itu Aisyah merangkul Rasul dari belakang; mandi bersama dalam satu bijana; menyisir rambut  Rasulullah dari jendela masjid ketika i`tikaf; Rasul mencium Aisyah dengan mesrah ketika sedang berpuasa; ketika menjelang wafat beliau meminta Aisyah untuk melembutkan syiwak dengan mulutnya sehingga menurut riwayat Aisyah air ludahnya bercampur dengan Rasulullah; bahkan ketika meninggal Rasulullah berada pada pangkuanya.
Antara Khadijah dan Aisyah terdapat perbedaan taqaabul. Perbedaan taqaabul(oposisi, berhadapan), ini memang sangat dibutuhkan nabi.Khadijah bagaikan seorang ibu yang menjaganya, sedang Aisyah bagaikan seorang anak yang sedang diasuhnya. Khadijah membahagiakan Rasul dengan kebijaksanaan dan kedewasaannya, sedang Aisyah dengan kecantikan dan keaslianya.
Mas kawin nabi untuk Aisyah 400 dirham.

II.                Gelar-gelar `Aisyah:

1.      Al-Humairaa`.
2.      Ummul Mu`minin.

III.             Kunya Aisyah:

Ummu Abdillah.

IV.             Ciri-ciri Fisik, karakter dan akhlak Aisyah:

1.      Berkulit putih dan sangat cantik. Karena itulah sampai nabi menjulukinya, Humaiiraa`(yang berkulit sangat putih).
2. Postur tubuhnya mendekati tinggi(karena ia pernah menyindir Shafiyah yang berpostur pendek).
3. Sewaktu masih muda badannya kurus(sampai orang yang mengangkat tandunya tak merasa kalau Aisyah tak di dalamnya pada peristiwa kehilangan kalung pasca perang bani Musthaliq). Beberapa tahun kemudian badanya hampir mendekati gemuk.(sebagaimana yang diriwayatkanya dalam satu hadits, " Aku keluar bersama Nabi pada sebagian safarnya sewaktu itu aku masih muda dan kurus, lalu Nabi berkata pada sahabat2nya, kemarilah...kemarilah..kemudian Ia berkata: Kesinilah engkau(wahai Aisyah) kita akan adu lari, dan aku menang pada waktu itu, hingga setelah aku mulai gemuk pada safar yang lain Nabi berkata pada orang-orang untuk menyaksikannya kembali, kali ini Nabi yang memenangkan adu lari kemudian berkomentar, "Ini sebagai balasan dari kekalahanku waktu itu".
4. Pernah sakit demam kemudian rambutnya rontok, karena itu Ia menasihatkan, " Jika kalian punya rambut maka rawatlah".
5. Suaranya nyaring.(ini diambil dari kisah perang Jamal dimana dia berkhotbah diatas tandunya, dan orang-orang mendengarkan khutbahnya).
6. Semangat, enerjik dan berkarakter.
7. Dermawan.
8. Jujur
9. Sangat cerdas dan hafalannya kuat.
10. Gemar sekali menuntut ilmu.
11. Sering cemburu pertanda cinta.
12. Pandai ilmu sejarah, sya`ir, falaq, fiqih, tafsir, kedokteran dll.

V.                Beberapa Keistimewaan Aisyah binti Abi Bakar.

1.      Dari sisi keturunan dan kelahirannya.
Bapaknya ialah seorang yang paling dicintai nabi yaitu Abu Bakar. Sedangkan ibunya adalah Ummu Rumaan yang mana nabi pernah berkomentar mengenainya, “Barangsiapa yang ingin melihat wanita dari bidadari, maka lihatlah Ummu Rumaan”. Dari kedua orang tua yang agung inilah Aisyah lahir dan berkembang hingga Ia dewasa.
2.      Diberi kunya Rasul dengan sebutan Ummu Abdillah.
Kisahnya ialah, suatu saat Aisyah meminta kepada Rasulullah untuk memberikannya kunya, sewaktu anak Asma` binti Abi Bakar lahir yaitu Abdullah bin Zubair maka seketika itu Rasullah memberi kunya Aisyah dengan sebutan Ummu Abdillah, ia dikenal dengan kunya tersebut hingga wafatnya.
3.      Pernah dipanggil Rasul dengan sebutan al-muwaffaqah(yang sukses, sesuai).
4.      Turut serta dalam peristiwa hijrah ke Madinah, dimana dia beserta ibunya melewati jalan yang terjal dan mendaki.
5.      Jibril mendatangi nabi dalam mimpinya bahwa Aisyah akan menjadi istrinya.
6.      Istri Rasulullah baik di dunia maupun akhirat dan akan dikumpulkan bersamanya.
7.      Istri dan manusia yang paling dicintai Rasulullah.
8.      Setiapkali Rasulullah menggilir istrinya selalu ditutup dengan Aisyah.
9.      Rasulullah menganjurkan Fathimah dan lainya mencintai Aisyah.
10.  Setiap orang yang mau memberi hadiah kepada nabi selalu pada masa giliran Aisyah.
11.  Pernah didoakan Rasulullah agar diampuni dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
12.  Rasulullah menciumnya sewaktu lagi berpuasa.
13.  Rasulullah tahu persis kapan Aisyah marah dan senang padanya.
14.  Pernah adu balapan bersama Rasulullah.
15.  Rasul tidak pernah menikahi gadis selain dirinya.
16.  Pernah diajak Rasulullah melihat permainan tombak anak Habasyah, sedang pada waktu itu Aisyah berada dibelakang Rasulullah sambil memagudkan pipinya dipundak nabi.
17.  Ketika turun ayat mengenai pilihan untuk tetap bersama Rasulullah atau berpisah, dia bisa menjawabnya dengan sangat baik.
18.  Rasul memilih menetap di rumahnya ketika sakit menjelang kematian.
19.  Keutamaan Aisyah atas wanita lain bagaikan keutamaan Tsariid(makanan daging campur roti) atas semua makanan.
20.  Mendapatkan salam dari malaikat Jibril dan pernah melihatnya.
21.  Rukhsah tayammum bagi umat berkat Aisyah.
22.  Mendapat pembebasan tak bersalah langsung dari langit pada peristiwa ifki(tuduhan berbuat serong).
23.  Memiliki sepuluh keunggulan dari istri-istri nabi yang lain:
1.      Hanya ia istri nabi yang dinikahi dalam kondisi masih gadis.
2.      Tidak ada istri nabi yang memiliki kedua orangtua muslim dan sama-sama hijrah selain aku.
3.      Allah menurunkan terbebasnya ia dari tuduhan orang munafiq.
4.      Jibril turun dari langit dengan membawa gambaranku di sutra pada rasulullah pada waktu mimpi.
5.      Jibril berkata pada mimpi nabi, nikahilah Aisyah dia akan menjadi istrimu.
6.      Mandi bersama Rasulullah pada satu bijana.
7.      Turun wahyu ketika bersama Aisyah.
8.      Ketika meninggal Rasulullah berada pada dada(pangkuan) Aisyah.
9.      Nabi meninggal pada waktu giliran Aisyah.
10.  Nabi dikubur di rumah Aisyah.
24.  Berwawasan luas dan alim.  Dan termasuk wanita terbaik di dunia. Urwah bin Zubair berkata: "Tidak aku jumpai seorangpun yang lebih mengetahui tentang Fiqih, kedokteran dan Sya`ir daripada Aisyah.
25.  Zuhud, dermawan, jujur, dan cantik.
26.  Rajin beribadah, wara` dan takut pada Allah.
27.  Suka cemburu.
28.  Meninggal pada bulan Ramadhan, pada tanggal 17 pada tahun 58 Hijriah, usianya ketika itu sekitar 70 tahun dan dikubur di Baqi`.
29.  Termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadits, ia meriwayatkan dari Rasulullah sebanyak 2210 hadits mengenai berbagai permasalahan agama dll.
30.  Wanita muslimah yang paling paham(faqihah) mengenai hukum agama Islam.

VI.             Ujian cinta.
·         Kisah Berita Bohong yang dituduhkan pada Aisyah.
Kisah berikut merupakan kisah yang benar-benar menguji cinta Aisyah dan Rasulullah s.a.w, peristiwa ini terjadi pada tahun 5 hijriyah pasca kepulangan dari perang bani Mushthaliq, kisah detailnya sebagaimana berikut yang diceritakan sendiri oleh Aisyah r.a.:
"(Setiap kali)Rasulullah s.a.w mau bepergian ia mengundi diantara istrinya yang akan ikut bersamanya, jadi siapa saja yang panahnya keluar lebih dulu maka ia akan menyertai Rasul dalam perjalanannya, nah pada suatu peperangan(perang bani Mushthaliq) Rasulullah mengundi diantara kami yang akan ikut bersamanya, ternyata waktu itu aku yang dapat undianya, lalu ikutlah aku bersamanya setelah diturunkanya ayat tentang hijab(menutup aurat), waktu itu aku dibawa diatas tandu(sekedup), berjalanlah kami, hingga setelah Rasulullah menyelesaikan perang itu dan kembalilah  kami hingga mendekati kota Madinah, sewaktu malam Rasulullah memberi ijin kepada siapa saja yang ingin pergi memenuhi hajatnya, sewaktu itu aku pergi hingga melampaui tentara, seusai memenuhi kebutuhan aku kembali ke tempat semula, namun dalam perjalanan aku menyentuh dadaku ternyata kalungku terputus dan hilang lalu aku mencarinya, inilah yang membuat menahanku pergi ke tempatku semula,kemudian orang-orang lain yang sudah memenuhi hajatnya segera kembali dan berangkat seraya mengangkat tanduku mereka menyangka aku ada di dalamnya, pada waktu itu wanita sangatlah ringan, dan tidak gemuk, mereka biasa makan sedikit, karena itulah para pembawa tanduku tak merasa kalau aku tak berada di dalamnya sedang waktu itu (aku masih) seorang gadis kecil,kemudian mereka pergi, setelah kalungku ketemu, para rombongan sudah pergi, aku datang pada tempat semula dan sudah tidak ada seorangpun di sana lalu aku tetap berada ditempat semula  barangkali jika mereka merasa kehilanganku akan mencariku disini, ketika aku sedang duduk aku ngantuk berat hingga tertidur, dan pada waktu itu Sfahwan bin al-Mu`atthal as-Sulami adz-Dzakwaani berada di belakang tentara, ketika dia jalan menuju tempatki dari kejauhan dia melihat bayang-bayang hitam manusia kemudian ia datang padaku( dia melihatku-mengetahuiku- sebelum turunya ayat hijab, kemudian aku terbangun dengan ungkapanya: innalillahi wainna ilaihi raaji`un, kemudian ika mendekatkan tungganganya kepdaku dan aku menaikinya, kemudian ia berjalan mengendalikan tunggangan hingga sampai ke tempat tentara, setelah mereka turun di sang hari, nahr ad-dhahiirah lalu binasalah orang yang binasa, orang yang bertanggung jawab menebarkan isu iala Abdullah bin Ubay bin Salul, lalu kami datang di Madina, setelah itu aku sakit selama sebulan, tersebarlah isu yang tidak sedap itu dari orang yang menyebar isu, dan yang membuatku ragu ialah selama sakit aku tidak melihat Rasulullah memperlakukanku dengan lembut seperti biasanya ketika aku sakit, dia hanya masuk lalu salam kemudian berkata: "Bagaimana keadaanmu", (aku merasakan hal yang aneh dari Rasulullah),padahal aku tidak merasakan perlakuan itu sebelumnya, kemudian aku bangun dan keluar bersama Ummu Misthah menuju jamban, kami tidak keluar kesana melainkan waktu malam, itu sebelum kami membuat toilet dekat dengan rumah kami, kondisi kami waktu itu seperti orang tradisi orang Arab pertama di daratan dalam hal membuang hajat, berjalanlah aku bersama Ummu Misthah binti Abi Ruhm, disela-sela perjalanan ia berkata, "celakalah Misthah", akupun bertanya: "Jelek sekali perkataanmu, apakah engkau mencela ahli Badar?", Ummu Misthah menjawab, "Nak!apa kamu belum mendengar isu yang mereka sebarkan". lalu dia menceritakan padaku mengenai isu yang disebarkan penyebar dusta, lalu sakitku bertambah parah, sesampainya di rumah, Rasulullah masuk rumah kemudian bertanya "bagaimana keadaanmu"lalu aku memohon izin kepadanya untuk pulang kerumah orang tuaku, ketika itu aku ingin meyakinkan kebenaran isu yang sedang menyebar kepada orangtuaku, lalu Rasulullah mengizinkanku, setelah itu aku datang pada kedua orangtuaku, aku bertanya pada ibuku, "apa yang sedang dibicarakan orang-orang?"lalu ia menjawab" wahai ananda maafkanlah aku, kebanyakan istri yang baik dan berpamor bagus ketika ada kesalahan sedikit saja pasti akan dijadikan bahan gosip  olaeh orang-orang". Kemudian aku berkata:"subhanallah", ternyata orang-orang menuduhku dengan isu yang tak benar, malam itu aku tidak tidur sampai pagi dan airmataku terus bercucuran,di waktu pagi Rasulullah memanggil Ali bin Abu Thalib, Usaamah bin Zaid ketika wahyu belum turun dan bermusyawarah dengan keduanya perihal perceraian, adapun Usaamah dia mengugkapkan apa yang ada pada benaknya bahwa ia suka dan hormat pada istri rasulullah, ia berkata, “aku tidak mengetahui istrimu melainkan kebaikan”, adapun Ali bin Abi Thalib berkata: " wahai Rasulullah Allah tidak akan mempersulitmu sedangkan wanita selainya itu banyak, tanyakanlah pada gadis ini dia akan membenarkan kamu, kemudian Rasulullah memanggil Bariirah dan bertanya, "apakah engkau melihat pada diri Aisyah sesuatu yang meragukan lalu Barirah menjawab: "tidak ya Rasulallah, setiap kali aku melihat sesuatu darinya aku sembunyikan darinya, ia perempuan yang masih muda umurnya yang tidur karena menunggu adonan roti kemudian datang pembuat adonan lalu ia memakanya". Kemudian Rasulullah pada hari itu juga berdiri kemudian meminta tolong pada Abdullah bin Ubay bin Salul(mengenai kebenaran isu yang menyebar), Rasulullah bertanya padanya, "Siapa yang dapat menolongku mengenai orang yang menyakiti istriku, demi Allah aku tidak mengetahui mengenai istriku melainkan kebaikan, mereka menyebut seorang laki-laki yang tidak kuketahui mengenainya melainkan kebaikan, dan ia tidak pernah masuk kerumah istriku kecuali bersamaku", kemudian berdirilah Sa`ad bin Mu`adz seraya berkata, : " Ya Rasullah demi Allah aku yang menolong darinya, jika ternyata orang tersebut dari suku `Aus maka akan kami penggal kepalanya, tapi jika ternyata dari  saudara kita suku khazraj, engkau peraintah kami dan akan kami lakukan, Berdirilah Sa`ad bin Ubadah selaku ketua Khazraj, sebelumnya dia merupakan orang yang shalih namun karena fanatik ia berkata: " Engkau berdusta demi Allah engkau tidak akan membunuhnya, dan tidak akan mampu membunuhnya, kemudian berdirilah Usaid bin Khudair, "engkau yang berdusta demi Allah, kami akan membunuhnya sesungguhnya engkau munafiq dan suka mendebat(membela) orang-orang munafiq", kemudian kedua suku tersebut ribut dan mau bertengkar hingga Rasulullah turun dari  mimbar dan menenangkan mereka, hingga mereka terdiam dan iapun diam, pada hari itu juga aku menangis tak hentinya menyucurkan air mata, aku menangis dua hari dua malam hingga aku menyangka tangisanku akan membelah hatiku, ketika kedua orang tuaku duduk di sampingku sedang aku ketika itu menangis, tiba-tiba ada wanita dan kalangan Anshar meminta izin lalu aku memngizinkanya lalu ia duduk menangis bersamaku, ketika kami sedang dalam kondisi demikian tiba-tiba Rasulullah s.a.w masuk rumah lalu duduk dan tidak duduk di sisiku sejak tersebarnya isu itu, kondisi ini berjalan selama sebulan dan Rasulullah pun belum mendapatkan wahyu mengenainya,lalu Rasulullah bertasyahud kemudian berkata," wahai Aisyah sesungguhnya telah sampai padaku mengenaimu isu begini dan begitu jika engkau betul-betul tidak melakukanya maka Allah akan membebaskanmu tapi jika kamu melakukanya maka beristighfarlah dan bertaubatlah pada-Nya karena sesungguhnya  jika hamba mengakui dosanya kemudian tobat maka Allah akan menerima tobatnya", setelah selesai bicara air mataku berhenti sampai aku tak merasa ada lagi air mata yang menetes , aku berkata pada bapakku, :” Jawablah Rasulullah mengenaiku", ia menjawab, "Demi Allah aku tidak mengerti apa yang harus kukatakan pada Rasulullah", kemudian aku berkata pada ibuku, "jawablah Rasulullah mengenai diriku", ia menjawab, " demi Allah aku tidak mengerti apa yang aku katakan pada Rasulullah", sewaktu itu aku masih muda dan tidak banyak membaca al-Qur`an lalu aku berkata, " Demi Allah sesungguhnya aku tahu kalian mendengar apa yang dibicarakan manusia dan sudah melekat pada diri kalian dan kalian membenarkanya, meskipun aku mengatakan tak melakukannya-dan Allah tahu itu- kalian tidak akan percaya padaku, dan kalaupun aku mengaukianya-padahal Allah mengetahui bahwa aku tidak melakukanya- kalian pasti mempercayainya, demi Allah aku tidak mendapati contoh untukku dan kalian melainkan seperti bapaknya Yusuf ketika berkata, "fashabrun jamiilun wallahul musta`aan `ala maa tashifuun",kemudian aku pindah dari ranjangku dan aku berharap dibebaskan Allah dari berita bohong ini, akan tetapi aku tidak akan menyangka akan turun padaku wahyu mengenaiku karena aku masih terlalu muda dan masih belum mumpuni membaca al-Quran, tapi aku ingin Rasulullah bermimpi dimana Allah membebaskan aku dari berita bohong itu, demi Allah beliau belum keluar dari tempat duduknya dan belum ada yang keluar juga dari keluargaku  hingga diturunkan pada Rasulullah wahyu hingga beliau bercucuran keringat(padahal waktu itu) di musim dingin, lalu ketika Rasulullah terbangun kata pertama kali yang diucapkanya ialah, "Ya Aisyah pujilah Allah sungguh Dia telah membebaskanmu", lalu ibuku berkata kepadaku berdirilah menuju Rasulullah!" lalu aku berkata, "Tidak demi Allah aku tidak akan berdiri menujunya", dan aku tidak akan memuji melainkan pada Allah", kemudian Allah menurunkan ayat( جَاؤُوا بِالإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ إِنَّ الَّذِينَ)ketika Allah menurunkan ayat ini Abu Bakar berkata- dia sebelumnya biasa memberi makan Misthah karena kekerabatanya- ,"demi Allah aku tidak akan memberikan belanja lagi pada Misthah setelah  isu yang ia sebarkan mengenai Aisyah", lalu turunlah ayat(وَلاَ يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ) sampai (غَفُورٌ رَحِيمٌ) lalu Abu Bakar berkata, "ya demi Allah aku sungguh aku senang Allah mengampuniku", kemudian ia memberikan apa yang biasa ia berikan kepada Misthah, Rasulullah pernah bertanya kepada Zainab binti Jahsyin perihalku, ia bertanya, " ya Zainab!apa pendapatmu mengenai Aisyah?", ia menjawab, "Ya Rasulullah aku menjaga pendengaranku dan pengelihatanku aku tidak mengetahu tentangnya kecuali kebaikan", padahal dia adalah sainganku tapi Allah menjaganya dengan perbuatan wara`.(H.r. Bukhari, Muslim dan lainya).

VII.          Pelajaran-pelajaran:

1.      Kesempurnaan yang dianugerahkan Allah kepada kita jangan sampai membuat diri kita sombong, tapi diarahkan untuk perjuangan dakwah Islam.
2.      Wanita muslimah harus mempunyai ghirah, semangat dalam memperjuangkan agama Islam.
3.      Anjuran untuk antusias dalam mempelajari ilmu, baik yang bersifat syar`i maupun kauni.
4.      Cemburu yang proporsional pertanda kuatnya cinta.
5.      Menjadi muslimah dermawan.
6.      Semakin tinggi cinta, semakin besar ujian.
7.      Berjuang untuk Islam dengan kelebihan yang dimiliki.
8.      Tak ada kata henti dalam perjuangan dakwah hingga titik darah penghabisan.
9.      Cinta akan selalu bersimi indah di tengah badai uji dan derita.
10.  Wanita Shalihah dari kisah Aisyah memiliki ciri-ciri demikian:
a.      Kapasitas keimanan yang tinggi.
b.      Rajin ibadah.
c.       Semangat, kuat dan enerjik.
d.      Penuh cinta.
e.       Berwawasan luas.
f.       Sopan santun.
g.      Taat, sayang, dan cinta suami.
h.      Dermawan
i.        Pecinta sastra.
j.        Tak gentar menghadapi badai ujian.
k.      Menjadi mitra yang baik dan menyenangkan bagi suami dalam dakwah.
l.        Romantis dan mesrah.

VIII.       Referensi:
1.      Subulul Huda war Rasyad fi Sirati Khairil `Ibaad karya Muhammad bin Yusuf As-Shaalihi as-Syaami.
2.      Ar-Rahiiqu al-Makhtuum, Shafiyurrahmaan al-Mubarakfuri.
3.      As-Shiddiqah binti as-Shiddiq, Abbas Mahmud al-`Aqqaad.
4.      Taisir Musthalah al-Hadits, Mahmud Thahhan.
5.      Siyarul A`lam an-Nubala karya Imam Adz-Dzahabi
6.      Jaami`us Shahih al-Bukhari, Imam Bukhari.

7.      Jaami`us Shahih Muslim, imam Muslim.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan