Home » » Mujahid Penulis Saatnya Bangkit

Mujahid Penulis Saatnya Bangkit

Written By Amoe Hirata on Minggu, 15 Maret 2015 | 04.00

Pada hari Ahad 15 Maret 2015, Jam 08.00-11.00 di kantor Bina Qolam Surabaya(Jln. Bengawan 2-A), diadakan KIIP(Kajian Islam Intensif Penulis) dengan tajuk, "Mujahid Penulis Saatnya Bangkit".
Yang didapuk menjadi pembicara pada kajian ini ialah Dr. Adian Husaini, Pemikir Muslim  Indonesia jebolan ISTAC Malaysia. Acara ini diikuti oleh anggota Penulis Bina Qolam. Jumlah peserta yang hadir pada kesempatan kali ini berjumlah sekitar 50.
Setelah dibuka oleh Oki Ariono selaku direktur Bina Qolam dan Ma'mun Affani selaku staf dan editor Bina Qolam, pada jam 08. 36, Ust. Adian Husaini dipersilahkan menyampaikan kajian atau motivasinya bagi para penulis.
Mengawali kajian, beliau berangkat dari ayat al Qur'an yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?(10)(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui(11)(Qs. As-Shaf: 10-11). Serta  hadits: "Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada dien kamu". [Hadist Shahih riwayat Abu Dawud].
Dengan ayat dan hadits tersebut Ustadz yang dikenal produktif dalam tulisan kolom Catatan Akhir Pekan ini, ingin menyampaikan pesan penting bahwa jihad sangat penting dan wajib bagi setiap Muslim. Dampak negatif dari pengabaian jihad ialah Allah akan menimpakan kehinaan pada umat Islam.
Menyitir pendapat Ibnu Qayyim al-Jauziyah tentang pembagian jihad, beliau mengemukakan ada 4 pembagian jihad: Pertama, jihad melawan hawa nafsu. Kedua, jihad melawan setan. Ketiga, jihad melawan orang kafir. Keempat, jihad melawan orang munafik.
Di luar pembagian tersebut, ada bagian yang masuk pada bagian jihad, yaitu: jihad dalam bidang tulisan. Mengenai bagian ini, beliau mengutip hadits: " Jihadlah (melawan) orang-orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian"(Hr. Ahmad, Nasai, dan Hakim). Jihad tulisan adalah bagian dari jihad lisan.
Secara historis -menurut peneliti INSIST ini- Nabi Muhammad adalah satu-satunya orang yang mampu menjadikan kegiatan menulis sebagai tradisi hingga pada taraf peradaban. Beliau mampu mengubah tradisi jahiliah orang Arab yang dikenal buta huruf menjadi orang yang 'melek peradaban' melalui tulisan.
Sebagai contoh, kebijakan Rasul pasca perang Badar berupa: ‘membebaskan tawanan perang kaum kafir Qurays, dengan syarat mengajari anak-anak kaum muslimin baca-tulis’,  adalah sebuah kebijakan luar biasa yang mampu mentransformasi orang Arab pagan menjadi berperadaban. Di sisi lain, menurut penelitian Prof. Hamidullah, perjanjian tertulis yang disebut sebagai ‘Piagam Madinah, merupakan konstitusi tertulis pertama yang diprakarsai Rasulullah. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa beliau sebagai penghidup budaya tulis yang berskala peradaban.
Sejak zaman Nabi Muhammad, para sahabat sangat perhatian dalam bidang tulisan. Ibnu Mas'ud saja, -konon- kumpulan tulisannya mencapai seribu. Demikian juga dengan sahabat-sahabat lain yang mempunyai perhatian besar dalam bidang tulisan(pen: seperti Amru bin Ash, Ali bin Abi Thalib dll).  Sekarang ini berjihad melalui tulisan menemukan relevansinya, terlebih banyak sekali yang menyerang Islam melalui media tulis.
Di akhir pembahasan, beliau berpesan kepada para audiens tiga hal: Pertama, meluruskan niat dan mendasari tulisan dengan ruh jihad. Kedua, menegakkan amar makruf nahi munkar melalui tulisan. Ketiga, sabar. Karena penulis akan menghadapi banyak rintangan dan cobaan.

Pada pukul 10.36 -setelah sesi tanya jawab- Pak Adian Husaini undur diri karena akan mengisi kajian di Malang. Inti kajian pada kesempatan kali ini bisa disederhanakan dengan kata-kata berikut:"Menulis adalah bagian dari jihad. Orang yang meninggalkan jihad, akan menjadi umat hina". Semoga ini bisa menjadi motivasi bagi calon penulis maupun penulis agar menggalakkan kembali jihad dalam medan tulisan. Wallahu a'lam.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan