وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ(النحل: 38).
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”(Qs. An-Nahl: 38).
Pendahuluan:
Di antara pembahasan yang penting untuk dipelajari dalam Ilmu Tafsir ialah pembahasan tentang Aqsāmu al-Qurā`n (sumpah-sumpah dalam al-Qur`an). Kata kunci dalam mempelajari pembahasan ini ialah terletak pada sumpah yang lahir disebabkan kondisi audiens al-Qur`an yang berbeda-beda dalam menyikapinya. Bagi orang yang fitrahnya benar dan lurus, akan menerima al-Qur`an dengan mudah tanpa memerlukan penegasan dan qasam(sumpah). Sedangkan orang yang memiliki fitrah menyimpang, hatinya diliputi keraguan terhadap al-Qur`an, maka mereka memerlukan penegasan dan metode qasam(sumpah) supaya yakin terhadap al-Qur`an. Di antara ulama yang menulis tema ini secara khusus ialah Imam Ibnu al-Qoyyim al-Jauzi, dalam kitabnya yang berjudul: “al-Tibyān fi Aqsāmi al-Qur`ān”. Pada tulisan ini secara global akan dibahas tentang qasam(sumpah) dalam al-Qur`an. Pembahasan ini diharapkan mampu memberikan pencerahan terhadap pembaca terkait masalah Ilmu Tafsir. Ini tidak lain adalah sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran dan kepedulian umat terhadap al-Qur`an melalui Ilmu Tafsir.
Pembahasan
v Definisi:
Menurut bahasa, kata, ‘aqsām’ merupakan bentuk jama`(plural) dari kata mufrad(tunggal), ‘qasam’, yang berarti sumpah.
Sedangkan menurut istilah ahli tafsir, ‘qasam’ berarti:
رَبْطُ النَّفْسِ- بِالْاِمْتِنَاعِ عَنْ شَيْءٍ أَوِ الْإِقْدَامِ عَلَيْهِ- بِمَعْنًى مُعَظَّمٍ عِنْدَ الْحَالِفِ حَقِيْقَةً أَوْ اِعْتِقَادًا.
“Mengikat diri(membuat orang terpikat) –dengan mencegah dari sesuatu atau mengajukannya- melalui makna yang diagungkan bagi pembuat sumpah secara hakiki maupun i`tiqadi(keyakinan). Pembicara menggunakan cara tersebut dengan maksud untuk menghilangkan keraguan serta menolak pengingkaran dari lawan bicaranya(mukhathab).
v Unsur-unsur Qasam(sumpah):
1. Fi`il (kata kerja) yang muta`addi( menjadi transitif/membutuhkan obyek) dengan huruf “bā”
2. al-Muqsam bihi(sesuatu yang dijadikan sumpah)
3. al-Muqsam `alaihi(jawab qasam)
v Contoh Aplikatif dari al-Qur`an:
Allah berfirman:
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Maka demi Tuhanmu Kami benar-benar akan menanyai mereka semua”(Qs. Al-Hijr: 92).
Penjelasan:
Adat/Huruf Qasam: و(demi)
Al-Muqsam bihi(yang dijadikan sumpah): رَبِّ (Tuhan)
Al-Muqsam `alaihi(jawab qasam): لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (benar-benar akan kami tanya mereka semua).
v Faidah Qasam(sumpah) dalam al-Qur`an:
1. Menghilangkan keraguan
2. Menjelaskan keagungan yang dijadikan sumpah. Agar orang tahu kedudukannya di sisi Allah ta`ala.
3. Meruntuhkan syubhat
4. Mengalihkan pandangan pada alam atau makhluk Allah ta`ala supaya manusia sampai pada Penciptanya.
5. Menguatkan argumen
6. Menguatkan berita agar lebih bisa diterima
7. Menetapkan hukum dalam bentuk yang ideal
v Macam-macam Qasam(sumpah):
1. Dzāhir: ialah qasam(sumpah) yang diterangkan dengan fi`il(kata kerja) qasam(sumpah), al-muqsam bihi(yang dijadikan sumpah) terkadang ada juga yang dibuang fi`il qasam(sumpah) nya cukup dengan huruf jar
Contoh:
وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ(النحل: 38).
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”(Qs. An-Nahl: 38).
2. Mudhmar: ialah qasam(sumpah) yang tidak diterangkan dengan fi`il qasam dan al-muqsam bih. Yang menunjukkan ia sebagai qasam ialah lam taukid yang masuk pada jawab qasam(sumpah).
Contoh:
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ
“Harta dan diri kalian benar-benar akan diuji”. Lengkapnya: “Demi Allah kalian benar-benar akan diuji”.
v Beberapa Catatan:
- Allah bersumpah atas nama dirinya dalam empat delapan tempat: Maryam: 68, Al-Hijr: 92, An-Nisa: 65, AL-Ma`arij: 40, Ad-Dzariyat: 23, At-Taghabun: 7, Saba`: 3, Yunus: 53.
- Adapun sisanya, Allah bersumpah dengan nama makhluknya yang menunjukkan pentingnya dan keagungannya.
Kesimpulan:
- Qasam(sumpah) adalah salah satu metode yang digunakan oleh pengucapnya untuk menghilangkan keraguan lawan bicara.
- Unsur Qasam terdiri dari tiga: 1. Fi`il Qasam yang muta`addi dengan ba 2. Al-Muqsam bihi 3. Al-Muqsam `alaih(jawab qasam)
- Di antara bagian qasam ialah Dhahir dan Mudhmar
- Kadang Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri, dan kadang juga bersumpah dengan nama makhluk. Ketika bersumpah dengan nama makhluk berarti menunjukkan suatu yang penting dari makhluk itu yang perlu direnungi
- Metode qasam termasuk di antara sekian metode terbaik untuk mengutkan pembicaraan
Daftar Pustaka:
1. al-Itqān fī `Ulūmi al-Qur`ān, karya: Imam Suyuthi
2. al-Burhān fī `Ulūmi al-Qur`ān, karya: Imam Zarkasyi
3. Mabāhits fī Ulūmi al-Qur`ān, karya: Syaikh Shubhi al-Shālih
4. Mabāhits fī Ulūmi al-Qur`ān, karya: Mannā` al-Qotthōn
5. Al-Tibyn fi Aqsāmi al-Qur`ān, karya: Imam Ibnu Qayyim al-Jauzi
6. Dirāsātu fi Aqsāmi al-Qur`ān, karya: Muhammad Bakar Isma`il
[Diterbitkan Majalah Al-Muslimun. Edisi: Januari, 2015].
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !