"Nestapa" Pembawa Arti.

Written By Amoe Hirata on Kamis, 23 Desember 2010 | 04.22



Nestapa kembali menelisik hati....
Tak jemunya menggoyah rapuh sanubari...
Apakah ini tegur lekas ubah diri....?
Atau sambut suka cita menanti.....?


Asa hampir tak setia, menjahui....
Tegap, tegar jiwa perantau sunyi.....
Haruskah suara menggelegar keras sesali....?
Meraung-raung penuh iba tak peduli....?



Rupanya telepati meringis geli.....
Wahai abdi pecinta ilahi...
Jangan mudah susut benahi...
Laku diri yang lebur diterpa uji....



Benturan-benturan realita teralami...
Seakan datang membawa arti....
Menuntun pelan ke jalan ingini.....
Jika memang cerdas sikapi......

Mbah Rujak 'Tokoh Marginal'

Written By Amoe Hirata on Minggu, 12 Desember 2010 | 11.10

Tokoh yang akan saya angkat pada tulisan ini bukanlah tokoh seperti pada umumnya. Secara pendidikan ia tidak pernah mengenyam pendidikan formal apapun. Bahkan ia buta huruf. Ia juga tidak punya banyak masa. Apa lagi karisma. Yang ia tahu hanyalah kejujuran. Yang ia laku hanya ketulusan. Yang ia usahakan hanya keikhlasan.

Siapakah gerangan tokoh marjinal itu? Ia adalah mbah rujak. Begitulah sapaan akrabnya. Sampai sekarang aku tidak tahu persis namanya. Yang aku tahu hanya keramahan dan ketulusanya. Ia mempunyai usaha kecil berupa warung rujak disamping dekat kantin Ma`had al-Itihad al-ISlami Camplong. Warungnya begitu rame. Mungkin karena disamping murah juga boleh hutang. Bahkan terkadang hutang itu tak terbayar.


Meskipun banyak hutang yang belum terbayar, usahanya masih bisa eksis. Usahanya masih bisa bertahan. Ia juga masih bisa senyum bahagia. Aku tidak tahu persis kira-kira apa energi yang mampu membuatnya bertahan ditengah kesullitan finansial yang selalu menghimpit. Menurutku dia adalah tokoh yang tidak kalah kualitasnya dengan tokoh-tokoh lain. Bedanya ia marjinal dan tidak dikenal oleh siapapun.  

Bila Ngikut Kebanyakan Orang

Written By Amoe Hirata on Jumat, 03 Desember 2010 | 03.25

Dalam kehidupan ini gejala saling mempengaruhi itu selalu ada. Itu tak jadi masalah. Masalahnya ialah ketika pengaruh itu sudah semakin jauh menggerogoti hak-hak privasi. Salah satu hal yang mempunya pengaruh besar ialah omongan dan anggapan orang tentang kita. Kita kadang serba mengikuti orang sekeliling kita dalam bersikap. Akibatnya kita tidak mandiri dalam bersikap dan selalu merasa kurang PD. Pada tulisan berikut akan disajikan sebuah hidangan cerita mengenai orang yang selalu mengikuti kata orang lain sehingga kurang membuatnya independent dan tergantung.

Joha mempunyai anak yang sangat susah untuk diperintah kerja. Setiap kali disuruh, Anak itu berkata pada bapaknya:" Apa kata orang jika aku bekerja demikian?).

Berikutnya Joha ingin memberi pelajaran berharga pada anaknya dan mengajarkan padanya bahwa kerelaan dan kemaua orang itu tidak ada habisnya dan tak terukur batasnya.

Kemudian ia menaiki keledai dan menyuruh anaknya mengikuti dari belakang. Tak lama sesudah itu mereka berpapasan dengan para wanita. Wanita itu dengan ketus berkata:"Hai pak! Apa anda tidak punya belas kasihan! anda naik sedangkan anaknya disuruh ngikut dari belakang?".

Turunlah Joha dari keledai kemudian menyuruh anaknya naik. Tak jauh perjalanan berlangsung ia bertemu dengan skelompok orang tua sedang menuju arah timur. Salah seorang dari mereka menepukkan tanganya kepada temanya untuk mengalihkan pandangan pada perilaku bodoh dari Joha dan anaknya. Ia berkata berulang-ulang:" Dengan begini anak malah tambah rusak bahkan malah mengajari dia durhaka pada orang tua...Hai pak! anda sudah tua berjalan dan membiarkan keledai dinaikin anak ini, lalu anda pikir dengan begitu  bisa ngajari anak ini sopan santun?".

Joha berkata pada anaknya:" Kamu dengar kata orang-orang tadi? Ayo kalau gitu kita naik keledai bersama saja". Beberapa saat kemudian mereka bertemu dengan para penggembala berteriak:" hai! kalian ga mikir apa, binatang sekurus ini ditumpangi dua orang sedang berat kalian itu melebihi keledai, apa kalian ga takut sama Allah?".

Joha berujar:" sekarang kita sama-sama jalan saja dan kita biarkan keledai berjalan didepan kita supaya kita terhindar dari omongan pedas wanita, orang-orang tua dan para penggembala".

Setelah meneruskan perjalanan mereka bertemu sekelompok anak-anak kampung yang masi ingusan, melihat tingkah laku Joha dan anaknya mereka berkata:" Waduh, keledai ini memang untuk ditumpangi atau dibawa kemudian diistirahatkan kalau sudah capek".

Kemudian Joha belok ke pohon mengambil dahan kuat untuk mengikat keledai. Ia angkat keledai itu bersama  anaknya sambil jalan. Ternyata, mereka malah menjadi tontonan orang di jalan hingga jalan menjadi macet. Kemudian ada polisi lalu-lintas menertibkan kemacetan lalu membawa keduanya ke kantor polisi. Ditengah perjalan bersama polisi, Joha berkata pada anaknya:" inilah akibatnya jika ngikut kata orang,dan bekerja mingikuti kemauan orang".

Pelajaran:



-Harus memiliki pendirian tegas.
-Jangan mengikuti omongan kebanyakan orang, ikutilah kata hati yang masih jernih.
-Jadilah manusia seutuhnya, jangan digadaikan pada orang lain.
-Berusaha mandiri.

AHQ(Asmaa`ul Husna Quotient)

Written By Amoe Hirata on Minggu, 28 November 2010 | 02.28

Kebanyakan orang di Indonesia mungkin sudah banyak mengenal dan mafhum tentang ragam kecerdasan yang dimiliki manusia. Ada istilah IQ(Intelectual Quotient), ada EQ(Emotional Quotient) dan SQ(Spritual Quotient). Tidak hanya itu saya juga pernah menjumpai dan membaca judul buku yang menggunakan quotient-quotientn lainya seperti, 'QQ(Qur`aniq Quotient)' . Bahkan menariknya ada yang mengawinkan ragam kecerdasan tadi seperti: "ESQ"(Emosional Spritual Quotient) yang dibawa oleh Ari Ginanjar. Ada juga "FSQ"(Finansial Spritual Quotient)yang dibawa Iman Supriyono.

AHQ(Asma`ul Husna Quotient) sangat berbeda dengan ragam kecerdasan yang lain. AHQ merupakan metodologi pendayagunaan semua aset kecerdasan manusia yang disarikan dan diilhami oleh Asma`ul Husna(Nama-nama Tuhan Yang indah). Ini berarti, sebagai metodologi ia ingin menggabungkan beberapa kecerdasan yang dimiliki manusia, baik itu IQ, EQ, dan SQ. Dengan menggunakan metodologi ini diharapkan seorang akan mampu memanfaatkan semua kecerdasan yang ia miliki dengan sebaik-baiknya.

Mungkin orang akan bertanya-tanya mengapa memakai pendekatan AH(Asma`ul Husna). Asma`ul Husna merupakan nama-nama indah yang dimiliki Tuhan yang difirmankan dalam kitab suci al-Qur`an dan al-Sunnah. Ia bukan sekedar nama indah. Ia bukan sekedar mengandung estetika. Lebih dari itu bahwa keberadanya dimaksudkan untuk diamalkan dan didayagunakan dalam dinamika kehidupan sehari-hari.

Dalam al-Quaran di tegaskan :" Dan hanya kepunyaan Allah lah nama-nama yang sangat indah, maka berdoalah denganya". Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Allah memiliki nama-nama indah barang siapa menghitungnya maka dia akan masuk surga. Menghitung disini menurut huruf Arabnya ialah Ihshaa`. Kata Ihsha` bukan hanya bermakna menghitung tetapi juga memahami dan mengamalkanya. Dari sinilah dapat dimengerti bahwa yang bisa menggunakan metodologi ini hanya orang yang mampu memadukaan tiga kecerdasan sekaligus. "Menghitung" dan "memahami" membutuhkan kecerdasan intelektual. Sedangkan "pengamalan" membutuhkan kecerdasan emosional. Sedangkan letak kecerdasan spritualnya berada pada sejauh mana individu mampu mengaktualisasikan spritualitasnya melalui berdoa dengan asma`ul husna sehingga ia akan mencapai spritualitas tinggi yang membuahkan surga.

Cara mudahnya ialah dengan menghitung, menyelidiki, mamahami dan beretika dengan asmaul husna. Contoh simpelnya, diantara nama Tuhan adalah `Alim(Maha Mengetahui) dengan demikian kita harus betul-betul memahaminya dan berusaha untuk menjadi alim, dengan demikian kita akan terhindar dari kebodohan. Kata `Alim berhubungan dengan kecerdasan intelektual. Tuhan juga mempunyai nama Rahman dan Rahim aplikasi dari nama ini ialah hendaknya kita mempunya rasa kasih sayang yang tinggi. Kata Rahman dan Rahim berhubungan dengan kecerdasan emosional. Tuhan juga bernama Ilaah aplikasi dari nama ini ialah tiada fokus yang lebih tinggi dalam jiwa kita melainkan mengabdi pada Tuhan yang benar-benar layak disembah. Kata Ilaah berhubungan dengan kecerdasan spiritual.

Masih banyak lagi nama-nama Tuhan yang terangkum dalam Asma`ul Husna. Intinya, dengan menghitung, menyelidiki dan mengamalkannya maka akan mampu memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki secara proporsional dan professional. Orang yang benar-benar mengamalkan metodologi AHQ insyaAllah akan dapat memaduakan kecerdasan yang dimiliki. Dengan demikian dia tidak hanya mendapatkan keuntungan duniawi saja tetapi sampai pada keuntungan ukhrowi.



Wallahu a`lam bisshawab


Kebal Kritik

Written By Amoe Hirata on Rabu, 17 November 2010 | 01.31

Ketenangan KJM(Kerajaan Jasad Manusia) mulai terganggu. Pasalnya, para wazir kerajaan yang selama ini dikenal adil dan intelek semakin tidak menggubris aspirasi rakyat. Mereka seolah acuh dengan kondisi rakyat yang sedang mengalami bencana dan musibah. Di kota DIM(Daerah Istimewa Perut) tengah terjadi letusan-letusan kawah bisul. Di kota ''Mata" telah terjadi banjir bandang air mata. Di daerah pedalaman ''Mulut" sedang ditimpa gempa"gigi" hingga banyak rumah-rumah gigi yang runtuh menjadi bangkai bangunan. Tak ketinggalan pula daerah pedalaman; Dusun "Tenggorok" sedang dilanda kemarau"Panas Dalam". Di kota"Kaki" telah dibanjiri lumpur-lumpur"Nanah Busuk" yang menyebabkan raibnya rumah-rumah warga "Bulu Kaki".

Bencana-bencana itu tidak membuat wazir segera sadar. Bahkan kritik-kritik yang membangun dari perwakilan masyarakat setempat tidak direken dan dianggap remeh. Kritik-kritik rakyat yang disematkan pada para wazir bagaikan angin lewat saja. Sampai-sampai saking marahnya,  ada pemuka masyarakat yang berujar:" Mereka belajar dari mana ilmu kanuragan "Kebal Kritik" hingga aspirasi rakyat terabaikan. mereka hanya bisa mendengus pelan dan mengenang;'' Andai raja "Hati' masih hidup niscaya ga sampai terjadi demikian. Pada puncak kemuakan, dibawah bayang-bayang keputus asaan mereka serentak berdoa:"Wahai Tuhan kami, kami sudah tak kuat menahan bencana-bencana ini, gantilah negri kami menjadi negri yang aman, tentram dan sentausa, kami siap di jemput kematian, kami tidak rela meniliki wazir-wazir yang dzalim dan lalim itu, hancurkan!hancurkan!hancurkan!.

Memaknai Idul Adha

Written By Amoe Hirata on Selasa, 16 November 2010 | 05.32

Bagai putaran roda, sampailah kita pada titik putaran yang sama.Hari besar Islam itu kembali berulang.Gegap-gempita dan rasa takdzim menyebar ke seantero alam islami. Manifestasi dari hari besar itu di ramaikan dengan lantunan takbir,shalat dan penyembelihan hewan.Dialah yang biasa disebut hari raya `idul Adha.

Idul Adha arti asalnya kembali menyembelih sembelihan pada waktu duha. Kemudian ia menjadi istilah mankul syar`i yang merupakan ritual hari raya yang diselenggarakan pada tanggal sepuluh Dzulhijja. Ia merupakan sebuah syi`ar yang dicontohkan bapak para nabi; Ibrahim, ketika menyembelih anaknya; Ismail, berdasarkan titah Allah ta`la.

Ditilik dari sisi bahasa, `Idul Adha mengandung makna yang luas dan dalam. `Id yang berasal dari kata `Aada Ya`uudu `Audan berarti kembali. Kata `id, menggambarkan pengulangan dan penyegaran yang mengandung kebahagiaan. Seolah-olah mengindikasikan kembali pada perasaan senang yang sudah menjadi kebiasaan. Adha merupakan bentuk plural dari kata dhahiyyah yang artinya sembelihan di waktu duha(waktu setelah matahari terbit hingga menjelang dzuhur). waktu duha mengambarkan kesegaran, semangat dan produktifitas; waktu ini biasa digunakan orang pada umumnya untuk bekerja, sekolah dsb. Adha juga mengandung nilai pengorbanan yang dilakukan untuk melaksanakan titah zat yang menempati posisi sangat penting dari spritualitas manusia yang diiringi dengan rasa cinta. Dengan demikian pendekatan bahasa mengesankan kata `idul adha sebagai upaya penyegaran kembali kepada kebahagiaan yang sudah biasa didapat dengan mengorbankan sesuatu demi pengejawantahan rasa cinta kepada zat yang dianggap mutlak dalam benak manusia.

Melihat kedalaman makna yang terkandung dari nilai bahasa tadi kiranya amat tidak pas dan layak jika hari raya `idul adha hanya berperan dan dipraktekan sebatas sebagai formalitas. Kebahagian, kemesraan dan kesenangan didalamnya melebihi unsur materi. Ia bersifat menyeluruh; komprehensif. Pengorbanan yang dikerahkan melampau bentuk material. Rasa cinta yang merupakan motif asasi bukan bersifat parsial tapi universal yang mengantarkan kepada kesejatian cinta.`Idul adha mengajarkan kepada kita solidaritas dan kepedulian sosial.

`Idul adha' mengajarkan kita pengokohan hubungan antara sesama mahluk dan Tuhan dengan landasan cinta. Tetapi untuk merealisasikan cinta itu harus diiringi dengan pengorbanan. Semakin besar pengorbanan yang dipersembahkan, semakin berkualitas pula cinta yang dipantulkan.


Sejauh ini seberapa pandai kita memaknai kata `idul adha? Apa sekedar formalitas? kesenangan yg personal belaka? Atau seledar ritual yg tidak memiliki pengaruh sosial? Alangkah baiknya kita berkaca dengan cermin "kejujuran" sudahkah wajah "`idul adha" kita benar-benar menggambarkan pantulan kebahagiaan, kemesraan dan cinta sejati?.   

"Sabar" dan "Syukur" Sebagai Mitra Terbaik Menuju Allah.




Di setiap jengkal alur kehidupannya, manusia selalu membutuhkan adanya sifat sabar dan syukur. Ini karena, perjalanan hidup selalu diwarnai oleh dua hal: Pertama: Bahagia dan Kedua: Tidak bahagia. Kebahagiaan melahirkan sifat syukur sedangkan ketidakbahagiaan melahirkan sifat sabar. Kedua hal tersebut bagaikan alunan irama nada melodi yang sangat indah. Bila penggunaanya tidak pas maka nada yang di hasilkan secara otomatis terdengar tidak indah bahkan memekikkan telinga.

Sabar dan syukur merupakan bagian fundamental dalam keimanan. Iman itu terdiri dari dua bagian. Bagian pertama ialah sabar dan bagian kedua ialah syukur. Bagi orang yang ingin menasehati diri serta ingin selamat dan sukses dalam mengarungi kehidupan ini hendaknya ia tidak mengabaikan dua hal mendasar yang besar tadi dan juga tidak berpaling dari kedua jalan yang pertengahan tadi. Dan hendaknya ia menjadikan jalanya menuju Allah diantara dua jalan tadi supaya di hari pertemuan dengan-Nya nanti Allah akan mengumpulkan kita bersama yang terbaik diantara kedua jalan tadi.

Sabar dan syukur bukan sekedar teori yang bisa ditulis sekehendak hati. Kesabaran lebih menekankan kepada kenyataan dan praktik. Demikian juga rasa syukur, walaupun kadarnya lebih mudah dibanding sabar. Jarak antara teori dan kenyataan itu sedemikian jauhnya sehingga untaian kata-kata tidak cukup mewakili hakekat sabar dan syukur.

Tidaklah mengherankan jika ada yang mengatakan:" Sabar dan syukur tidak semudah yang di katakan, andai saja mushibah atau rejeki menimpa kita belum tentu kita bisa bersabar dan bersyukur". Ini mengindikasikan bahwa yang paling representatif menerjemahkan kata sabar dan syukur ialah perbuatan nyata.

Lalu bagaimana cara terbaik untuk menasehati oran g untuk bersabar dan bersyukur? Jalan terbaik untuk menasehati orang agar bersyukur dan bersabar ialah dengan bahasa perbuatan kita yang senantiasa kita latih untuk bersyukur dan bersabar. Dengan membiasakan diri untuk bersabar dan bersyukur, secara tidak langsung nasehat itu akan mengena pada hati mereka. Bahkan sikap apatis yang sebelumnya tercermin dari kata-kata mereka akan berubah menjadi kata simpati dan berusaha menanyakan pada anda trik-trik kesabaran yang anda miliki.

Pada dasarnya semua tahu kata sabar. Yang di butuhkan bukan sekedar kata-kata saja. Karena, yang orang hadapi ialah kenyataan. Orang lebih membutuhkan mekanisme praktis untuk menghasilkan sabar daripada sekedar perkataan yang mereka sendiri juga tahu. Pada intinya bahasa perbuatan/aksi nyata lebih pas dan relevan dibanding dengan bahasa lisan.

Sabar itu bagaikan kuda yang berlari cepat sedang ia tidak pernah jatuh tersungkur. Bagaikan pedang tajam yang tak pernah digunakan untuk menebas. Bagaikan tentara yang tak terkalahkan. Bagaikan benteng kuat yang tak pernah bisa diroboh dan di tembus musuh. Sedangkan syukur itu bagaikan ritme yang membuat sabar menjadi seimbang dan proporsional.

Sabar dan kemenangan bak saudara kandung. Kemenangan ada bersamaan dengan kesabaran sedang kelapangan datang bersamaan dengan kesusahan, sedang bersama kesulitan ada kemudahan. Sabar merupakan faktor yang paling penting untuk menang bagi orang yang tidak ada kesiapan dan perbekalan yang mumpuni dalam berperang. Kedudukanya dalam hal keberuntungan, bagaikan kedudukan kepala dalam jasad. Demikian juga syukur tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keberuntungan.

Pentingnya bersabar dapat kita lihat pada poin-poin berikut ini:

1. Allah telah menjamin dalam kitab-Nya bahwa Dia akan memenuhi ganjaran orang-orang sabar tanpa perhitungan, dan Dia memberitahukan mereka bahwa Dia bersama mereka dengan hidayah, pertolongan dan kemenangan nyata yang di berikan oleh-Nya. Allah berfirman:" Dan bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"(Qs: al-Anfal:46). Keberuntungan orang-orang sabar dengan kebersamaan ini dengan kebaikan dunia dan akhirat, dan mereka medapat keuntungan dengan nikmat-nikmat-Nya baik dhahir maupun bathin.

2. Bahkan Allah menjadikan Imamah(kepemimpinan) dalam agama bergantung pada kesabasarn dan keyakinan. Allah berfirman:" Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami selama mereka bersabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami(Qs:as-Sajadah:24)

3. Dia juga mengabarkan dengan sumpah bahwa sabar adalah lebih baik bagi orang yang melakukanya. Allah berfirman:" Dan jika kalian bersabar maka ia benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar".(Qs:an-Nahl:126)

4. Allah juga memberitahukan bahwa dengan sabar dan takwa maka tipu daya musuh tidak akan membahayakan meskipun mempunyai kekuasaan. Allah berfirman:" Dan jika kalian bersabar dan bertakwa maka tipudaya mereka tidak akan membahayakan kalian sedikitpun' sesungguhnya Allah meliputi apa yang mereka kerjakan(Qs: Ali Imran:120).

5. Ia juga menceritakan tentang nabi Yusuf as-Siddiq bahwa kesabaran dan ketakwaanya mengantarkanya pada kedudukan yang mulia dan diberikan kekuasaan. Allah berfirman:" Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan berabar maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang muhsin"(Qs:Yusuf:90). 

6. Ia juga mengaitkan keberuntungan dengan sabar dan takwa, dengan demikian berpikirlah tentangnya orang-orang beriman. Allah berfirman:" Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu dan etaplah bersiap siaga(di perbatasan negrimu) dan bertakwalah kepada Allah agar alian beruntung"(Qs: Ali Imran:200).

7. Allah juga membiritahukan bahwa cintanya akan diberikan kepada orang yang bersabar. Allah berfirman:" Dan Allah nmencintai orang-orang yang sabar"(Qs:Ali Imran:146).

8. Orang-orang yang bersabar diberikan tiga kabar gembira yang mana di irii oleh penduduk dunia. Allah berfirman:" Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar(155)(yaitu)orang-orang yang bila ditimpa mushibah mereka berkata Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan hanya kepadanya jualah kami akan kembali(156) Mereka akan mendapatkan shalawat dan rahmat dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk"(Qs:al-Baqarah:155-157).

9.Allah memerintahkan hambanya untuk minta tolong dengan sabar dan shalat terhadap urusan dunia dan agama. Allah berfirman:" Dan minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat, sesungguhnya ia sangatlah berat melainkan bagi orang-orang yang khusyu`"(Qs:al-Baqara:45).

10. Dan Ia menjadikan keberuntungan masuk surga dan selamat dari api neraka tidak akan di peroleh melainka orang-orang yang sabar. Allah berfirman:" Sesungguhnya Aku pada hari ini membalas mereka dengan kesabaran mereka sesunggunya mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan"(Qs:al-Mukminun:111).

11. Allah juga mengabarkan bahwa mengharap akan pahalanya dan berpaling dari dunia dann perhiasanya tidak akan dapat di peroleh melainkan orang-orang yang saar. Allah berfirman:" Dan berkatalah orang-orang yang di beri ilmu elakalah kalian ganjaran Allah itu lebih baik bagi orang –orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak akan di peroleh melainkan orang-orang yan g sabar"(Qs:al-Qashas:80).

12. Allah juga mengabarkan bahwa membalas kejelekan dengan yang lebih baik membuat orang yang berbuat jahat kepada kita seperti pelindung dan sahabat karib. Allah berfirman:" Dan tidaklah sama kejahatan dan kebaikan, balaslah dengan yang lebih baik maka jika ada permusuhan diantara kamu dan dia maka seskan-akan ia seperti pelindung yang akrab"(Qs:Fushsilat:34). Dan perangai ini ("Tidak akan di peroleh melainkan orang-orang yang bersabar dan tidak akan di peroleh melainkan oleh yang mempunya bagian yang besar"(Qs:Fushsilat:35).

13. Allah mengabarkan dalam al-Qur`an yang di tegaskan dengan sumpahnya:" Sesungguhnya seluruh manusia benar-benar dalam kerugian(2) Melainkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan saling berwashiat dengan hak dan saling berwasiat dengan kesabaran(Qs:al_ash`r:2-3).Ayat ini menunjukkan betapa sabar mempunyai andil besar dalam mensukseskan hidup manusia. Dalam ayat diatas disamping iman, amal shalih dan berwasiat kepada yang hak kemudian hanya orang-orang yang memiliki tradisi berwasiat kepada kesabarn yang tidak akan menjadi insan yang merugi.

Pentingnya bersyukur diantaranya ialah semakin kita bersyukur maka nikmat yang kita peroleh semakin bertambah dan terus bertambah. Kuncinya, syukurilah apa yang ada karena dengan syukur pintu-pintu rizki yang tadinya tertutup akan terbuka lebar bagi kita. Jalan untuk mensyukuri nikmat begitu banyaknya sehingga kita leluasa untuk mengekspresikan rasa syukur kita baik melalui hati, ucapan maupun perbuatan.

Untuk yang terakhir saya ingin mengatakan: "Jalan menuju Allah itu di penuhi dengan aral dan cobaan. Hanya orang-orang yang menjadiakan sabar dan syukur sebagai mitra yang akan sukses meniti jalan menuju Allah. Karena sabar dan syukur merupakan sebaik-baik mitra untuk menemani jalan kita menuju Allah".

Wallahu A`lam Bisshawab..

Refleksi Ramadhan

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 02 Oktober 2010 | 13.36


Bulan suci akan segera berlalu. Sebelum habis, agaknya kita perlu bercermin kembali pada puasa-puasa yang telah dilaksanakan selama bulan Ramadhan ini. Selama ini apakah puasa telah membuat hidup kita hemat atau malah boros? Apakah puasa telah mendidik kita untuk menjadi produktif atau malah konsumtif? Apakah puasa telah mengajarkan kita kesederhanaan atau malah kemewahan? Apakah puasa telah mempertajam kepedulian sosial kita atau malah acuh tak acuh? Apakah selama puasa kita merasa iman semakin kuat atau malah lemah?

Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyan seputarnya untuk di jadikan bahan kontemplatif. Di sini kita berupaya untuk mengaca diri kita pada cermin puasa Ramadhan. Jika puasa malah mencerminkan gaya hidup boros, maka ketahuilah bahwa puasa kita perlu di evaluasi kembali. Jika puasa malah menjadikan kita semakin konsumtif, maka saksikanlah bahwa puasa kita perlu di benahi. Jika puasa malah membuat kita hidup bermewah-mewah, maka sadarlah bahwa kita salah kaprah. Jika puasa malah membuat kita kurang peduli terhadap sosial, maka ketahuilah bahwa puasa anda kurang bermakna. Jika puasa tidak membuat keimanan kita naik maka sadarlah bahwa ada yang tidak beres pada puasa kita.

Cerminan puasa yang salah berupa boros, konsumtif, hidup bermewah-mewah, tidak peduli sosial, iman melemah dan lain sebagainya itu akibat kesalahan kita dalam menjalankan dan memandang esensi puasa. Ibarat cermin puasa seharusnya mencerminkan hidup hemat, produktif, sederhana, peduli sosial dan semakin menguatkan iman. Bila hasil pantulan malah bertolak belakang dengan cerminan positif tadi maka cermin puasa kita kotor dan buram. Secara nyata keburaman itu dapat merusak kualitas pantulan cermin puasa.

Bagi yang sudah berpuasa sebaiknya rajin-rajin bercermin. Sebab boleh jadi meskipun kita sudah PD(Percaya Diri) merasa berpuasa ternyata ketika bercermin merasa takut dengan pantulan dan cerminan puasa kita sendiri. Mumpung belum selesai sebaiknya kita rajin-rajin membersihkan cermin puasa dengan lap ikhlas, sabar, sungguh-sungguh dan optimis dan cairan positif lainya. Semoga cerminan yang tergambar betul-betul refleksi nyata dari hakikat puasa. 

Sesat sana- Sesat sini.

Written By Amoe Hirata on Minggu, 05 September 2010 | 02.59

Ulama sini bilang:



Kita benar mereka sesat......

Kita lebih alim dari ulama-ulama rendah derajat.....

Keberadaan kita adalah rahmat.....

Bagi umat yang sudah teramat jauh tersesat....



Ulama sana lantang:



Mereka benar-benar sesat....

Ilmu baru sedikit sudah bilang hebat......

Tidak seperti kami yang terhormat......

Selalu tawadlu meski bermartabat.......



Ada yang memberang:



Sampai kapan lelucon ini akan menggeliat.....

Pada butir-butir keangkuhan yang senantiasa melekat....

Dalam hati yang penuh dendam dan penyakit....

Barangkali, tak berkesudahan hingga kiamat....



Bukankah itu hanya penafsiran se-saat....

Yang bisa saja di ralat.....

Kenapa di klaim jadi kebenaran absolut....

Bila begini, sampai kapan capai kesatuan umat......

Peduli

Sunday, June 20, 2010 at 9:54am

Tiada seorangpun yang mampu bertahan...
Hidup menyendiri jauh dari uluran kasih tangan orang....
Dia ada karena yang lain...
Untuk saling butuh dan bergantung...

Terkadang dia enggan...
Memperhatikan nasib manusia begitu kurang...
Namun sejatinya diri ingin di perhatikan....
Apatah layak gapai bila perhatian diri begitu kurang....

Perhatian lahir dari sebuah ungkapan...
Kepedulian yang tersurat dalam laku tercanang...
Bila adamu ingin di perhatikan...........
Maka pedulialah dan jangan berlaku curang...

Dengan peduli kau kan di perhatikan....
Dengan peduli kau kan di sayang...
Raihlah selalu kebaahagiaan...
Dengan sikap peduli yang berulang..

Menyapa Pagi

Wednesday, June 30, 2010 at 6:24am

Kepulan asap kelam manyanding pagi...
Sepi seakan tak berpenghuni.....
Hanya kicau burung menjamah sunyi...
Angin berhembus sepoi-sepoi...

Indah, begitulah bayang-bayang diri....
Tentram, begitulah rasa hati....
Aman, begitulah yang terjadi...
Semua berjalan lancar dan rapi....

Taman-taman terlihat lestari....
Bergumul mesrah dengan embun pagi....
Kata-kata tak sanggup wakili...
Betapa indahnya pagi ini.....

Menembus Cakrawala

Bila daya mampu menembus…..
Padang cakrawala yang maha luas….
Maka kan ku tempuh hingga aorta putus…..
Mencari sinyal-sinyal ilmu yang masih misterisus…..

Walau harus menjelajah padang tandus……
Tak makan hingga kurus…..
Tak minum meski haus….
Maka kan ku jalani sampai aku lulus…..

Mendapat ilmu sejati nan tulus….
Yang mampu mengurus…..
Kehausan-kehausan intelektualitas….
Yang makin menggebu tak terbatas….

Mungkin ini dianggap angan utopis…..
Maka kan ku jawab dengan penuh optimis……
Bahwa semua itu jelas…
Kan kuraih walau dengan lampau batas…..


Menanti Si Kecil


Monday, June 7, 2010 at 3:47pm

Jantung berdebar tak sabar menunggu....
Tangis balita gemas dan lucu.....
Menimang, mengudang, menyayang....
Heee......pasti sangat senang.....

Dalam cemas hati berharap...
Semoga si kecil lahir dengan selamat...
Lancar tak terhambat....
Gampang, hingga selamat berucap...

Doa-doa tulus kukira....
Tuk sementarai temani...
Cemas dan resah terasa....
Ya smoga adamu jadi bocah soleh berbudi....

Kepinding, Tinggi, Bangsat.


Thursday, June 17, 2010 at 2:33pm

Gelap-gelap kelam menyusup pulas....
Menyerbu bertubi hisap merah darah....
Halusinasi tak peduli sadar utopis...
Tahu jaga bintik-bintik merah parah.....

Tiba menghardik berang ketus.....
Sobak-sobek semprot luap marah.....
Di nyata tiba musim tumbuh berbaris....
Berjejer jaring jerat hisap bak lintah.....

Sabar-sabar gampang umbar ketus....
Coba merasa gigit hisap gatal...
Huuh buang terjang pencetpun tak habis...
Habis mau jerit teriak semua terkerah....

Dasar, mau di apa tak mudah lekas....
Mengurang sedikit minim mendinglah...
Jajaran kepinding siap serang tempur tugas....
Melibas hisap segar darah tumpah.....

Jeritan Rakyat Palestina

Saturday, June 5, 2010 at 5:32pm

Tak lama tentram hampiri...
Menghiasi hidup penuh rintangan...
Tiba-tiba, ia melenyap terenggut ambisi...
Kedamaian berubah menjadi ratapan dan tangisan....

Dalam kemelut mampu bertahan...
Bergelut derita tiada tara...
Bombardir tank tak kuasa runtuhkan...
Semangat juang membaja pembakar jiwa...

Memang raga terlihat lemah tanpa daya...
Namun energi iman yang kokoh mampu...
Meluluhlantakkan tentara Israel Raya...
Merintang nafsu setan yang menipu....

Jeritan tangis jiwa-jiwa tak berdosa...
Menyebar seantero palestina...
Siapa yang peduli urusanmu...?
Hanya sorak-sorai menggebu...

Hari demi hari dianiaya tanpa henti...
Bertabah tahan derita...
Lagi-lagi tak meluluh jiwa perkasa...
Yang membumbung tinggi hingga angkasa...

Wahai manusia! Kau gadaikan kemana kemanusianmu...
Melihat derita, menikmati tanpa peduli...
Memandang duka, tak menolong hampiri...
Kelak, ratapan tangis mereka menjadi saksi puncak kebiadaban..

Jaman Edan

Saturday, June 19, 2010 at 2:28pm

Serba salah bersikap....
Acap keliru bertindak....
Omong benar salah tangkap....
Ujar salah sikap di tolak......

Sejauh waktu bergulir lindap....
Kanun semasta nampak .....
Berjalan lancar sesuai harap.....
Skenario Tuhan tertitah rapi tak menolak....

Anehnya, jaman maju obrak-abrik mantap...
Nilai-nilai mapan paten terelak....
Membaur tak jelas, pun jua tak tetap...
Baik buruk terlihat samar campur aduk.....

Fenomena campur nilai terasa berat di sikap....
Bergerak sedikit dikira memihak....
Tak memihak pun dianggap silap....
Benar-benar jaman edan, bikin dada makin sesak.....

Iradah Ilahi

Friday, June 25, 2010 at 9:25pm

Mengingin....
Tapi tak di ingin...

Mengharap....
Tapi tak diharap....

Carilaha pa yang di ingin, harap Tuhan untukmu...
Niscaya kau kan mendapat kebahagiaan hakiki...

Gapailah apa yang di ingin, harap Tuhan untukmu...
Maka kau kan terbimbing pada jalan ilahi....

Bila ingin, harap jauh dari ingin Tuhan untukmu....
Maka tak lebih hanyalah nafsu....

Jika ingin, harap tak sesuai dengan harap Tuhan untukmu...
Niscaya kau kan terjerembab dalam haluan palsu....

Ilmu itu Cahaya

Tuesday, July 6, 2010 at 2:06pm

Menyimak tak dapat manfaat….
Membaca tiada guna….
Menulis tiada arti……

Ada apa dengan ilmu?

Menghafal cepat lupa….
Menela`ah cepat lelah…
Memikir cepat bosan….

Bagaimana dengan ilmu?

Jangan-jangan gumpalan kemaksiatan menumpuk hati….
Membalut raga hingga tiada tempat lagi bagi illmu…..
Tenggelam dalam dosa sampai lupa diri….
Hingga tak mampu mengarung samudra ilmu….

Ilmu itu cahaya….
Cahaya Allah tidak akan diberikan….
Pada hamba yang bermaksiat…
Dan dari jalan mustaqim ia tersesat

IBLIS

Monday, June 28, 2010 at 12:38pm

Segala keburukan yang tlah terjadi....
Meski dikambing hitamkan padanya....
Sudah di cap paten tak bisa kembali.....
Tak kan pernah berubah walau berjuta kebaikan di punya....

Lambang kejahatan yang tak pernah berhenti...
Simbol keangkuhan yang tak pernah jeda....
Bermilyar-milyar orang melaknati....
Dari yang miskin sampai yang kaya...

Benarkah demikian yang terjadi.....
Bukankah ia takut dan percaya kepada Allah....
Dan tidak pernah nantang kelahi....
Apalagi mengaku jadi tuhan yang perkasa....

Tak banyak yang tahu dengan sejati....
Jangan-jangan ia masil dlm koridor ketaatan pada-Nya...
Ia masih berada pada struktur Ilahi...
Manusia ga sadar, terkadang ia lebih Iblis dari pada Iblis yang ada....

Cukuplah Kematian Sebagai Penasehat Pribadi

Tuesday, June 29, 2010 at 7:47am

Terperdaya...
Oleh keindahan dunia...

Terkesima..
Akan Hawa nafsu membara...

Terpesona...
Dengan hedonisme realita ....

Terlena......
Dengan kehidupan palsu dan sementara.....

Cukuplah kematian sebagai penasehat pribadi...
Dalam mengarungi hidup ini....
Karena itu sudah pasti.....
Tak kan ada yang mampu melarikan diri....

Balada Mimpi

Tuesday, June 15, 2010 at 8:09pm

Secawan anggur harapan terseduk nikmat iringi....
Detik-detik senggang kosong lirih menyapa.....
Andai-andai angan turut menyertai.....
Merajut bunga-bunga mimpi indah pesona.....

Binar-binar wajah sumrigah pecah sunyi......
Merasuk relung hati lama tak berpunya....
Segan-segan sipu malu sendiri......
Berjalan tegap lurus seolah tak kuasa....

Entah apalah arti semua ini....
Seringai kalbu merasa nyaman adanya.....
Tak merasa letih pa lagi meringkih....
Balada mimpi seakan kuat bermuara....

Urgensi "MNO(Menghafal Nama Orang)" dalam dunia komunikasi.

Suatu ketika saya berpikir. "Untuk apa ya para ahli hadist menghafal sedemikian banyak nama orang? Bukankah itu pekerjaan yang mebosankan dan disamping sulit juga melelahkan?Apa sekedar untuk menjaga keotentikan riwayat biar tetap terjaga keasliannya? Dalam pikiran ini terjadi dialektika, Ya mungkin saja itu sebagai wujud dedikasi dan cinta mereka terhadap Rasulullah, karena itu mereka salurkan rasa cinta mereka dengan menghafal nama-nama rawi hadis, di saat yang lain pikiran mencoba bertanya lagi:'' Apa hanya sekedar itu, apa ya kira-kira hikmah lain yang dapat diambil?

Setelah memikir dan menimbang lebih jauh ternyata menghafal nama sangatlah penting sekali dalam dunia komunikasi. Bila di tinjau dari sudut interaksi sosial, ia memiliki peran yang cukup signifikan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis. Ketika kita salah menyebut nama orang yang pernah kita ajak kenalan atau lupa misalnya secara tidak langsung dapat berdampak pada rasa kurang simpati dan tidak respek dengan kita.

Dengan demikian saya mulai sedikit menemukan hikmah menghafal nama orang. Bahwa ahlul hadis menghafal nama-nama perawi hadis disamping sebagai wujud cinta dan dedikasi mereka terhadap sunnah, rupanya disisi lain ini juga merupakan sebuah upaya untuk mencipatakn komunikasi yang harmonis dan kondusif terhadap interaksi horisontal sesama manusia. Secara tidak langsung juga memiliki peran yang cukup penting dalam komunikasi dakwah.

Di sisi lain, menghafal nama merupakan salah satu bentuk perhatian kita kepada orang lain….Alangkah baiknya ketika anda menjumpai siapa saja orangnya pada moment apapun, misalnya ketemu di Bank atau di kereta api dan anda menyambutnya dengan ucapan:"Selamat datang wahai fulan….tidak diragukan lagi bahwa sikap anda yang demikian akan memberikan kesan cinta dan hormat dalam hatinya kepada anda…

Menghafal nama seseorang yang ada di depan kita mengesankan perhatian kita kepadanya…Anda bisa membedakan antara guru yang hafal semua nama muridnya dengan guru yang tidak hafal….Panggilan anda kepada murid dengan menyebut namanya lebih baik daripada sekedar memanggilnya dengan kata "murid" saja misalnya…..

Hatta dalam menjawab telpon misalnya…mana diantara keduanya yang anda sukai……orang yang anda hubungi menjawab dengan ungkapan:"ya…halo" atau menyambut dengan mengatakan:" Selamat datang ya Khalid…ahlan Abu Abdillah….misalnya….maka tidak syak lagi bahwa mendengar nama anda disebut akan menimbulkan kesan tersendiri dalam hati……

Meskipun ini sangat penting dalam dunia komunikasi, rupanya masih banyak yang menyepelekan hal ini. Ada yang cuek, ada yang males dan berbagai alasan lainya yang secara sengaja atau tidak sengaja dibuat sebagai bentuk apologis malas berinteraksi.Sikap semacam ini tak jarang dapat menimbulkan kesan yang kurang baik dalam berkomunikasi.

Mengapa orang malas menghafal nama orang? Diantara sebab tidak menghafal nama sangat banyak sekali diantaranya:……1.tidak terlalu perhatian dengan seseorang ketika bertemu denganya….2.Sedang sibuk ketika proses pengenalan…..3.Tidak fokus ketika mendengar namanya di sebut….4.Sikap kita kepada orang:" misalnya berasumsi tidak akan ketemu dia lagi jadi tidak perlu menghafal namanya…atau karena orang yang kita temui biasa saja sehingga tidak membuat anda bernafsu untuk menghafal namanya….5.Karena tidak mendengar nama yang disebut dengan baik dan merasa sungkan untuk memintanya mengulang nama…inilah diantara sebab-sebab tidak hafal nama seseorang….

Adapun solusi agar bisa menghafal nama ada beberapa tips, diantaranya: 1. Menyadari akan pentingnya mengingat nama ….2. Fokus kepada wajah seseorang ketika mendengar ia mengucapkan namanya….3.Berusaha untuk memperhatikan orang dihadapan kita baik karakter perkataanya, senyumanya supaya lebih melekat pada ingatan anda….4. Disaat anda ngobrol denganya sebutlah namanya dengan berulang kali, misalnya benarkah demikian wahai fulan?...Apa kau telah mendengar berita ini wahai fulan? Dan selalu mengulang-ngulanginya….

Menghafal nama sangatlah penting….kalau anda renungi dan perhatikan al-Quran niscaya akan anda dapati bahwa Allah subhanahu wa ta`ala memangil nama-nama para nabinya dengan nama-nama mereka….
Misalnya( Wahai Ibrahim berpalinglah dari ini….) (Wahai Nuh dia bukanlah termasuk keluargamu…) (wahai Dawud sesungguhnya kami menjadikanmu sebagai khalifah di bumi…) dan lain sebagainya yang mengindikasikan betapa pentingnya menghafal dan memanggil orang dengan namanya…….


Sebagai penutup. Dengan bahasa simpel dapat diungkap:" Perhatikanlah orang lain dengan menghafal dan memanggil namanya karena hal itu dapat memikat hati dan rasa simpatinya kepada anda, bahkan dapat menciptakan interaksi yang harmonis bagi anda".

Mengenang Pahlawan Agung

"Malam yang sangat dingin menggigil untuk berjihad di jalan Allah lebih aku sukai daripada malam pertama dengan gadis cantik nan jelita".

Sebuah ungkapan yang tidak akan pernah keluar dari mulut pengecut. Tidak akan pernah tersirat dari benak penakut. Tidak akan pernah terpikirkan oleh jiwa-jiwa kerdil. Ungkapan ini hanya keluar dari mulut pemberani yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Hanya tersirat pada benak pahlawan agung yang tak takut tantangan. Hanya terpikir oleh jiwa-jiwa yang optimis meraih keberhasilan.

Siapakah gerangan yang menuturkan kata manis itu? Dialah Pedang Allah Khalid bin al-Walid. Pahlawan agung yang pernah di miliki Islam. Panglima militer kawakan sepanjang sejarah Islam. Tokoh Jenius yang sangat di segani baik oleh kawan maupun lawan. Sosok karismatik yang mempunyai kontribusi besar dalam perjuangan Islam. Mendengar namanya saja musuh akan ketakutan.. Di tanganya telah tertoreh kemenangan-kemenangan besar.

Kepribadian agung yang di milikinya tidak sertamerta karena kejeniusanya, karena sejarah telah membuktikan bahwa dimasa jahiliah, kejeniusanya tak mampu melawan Islam. Kepribadian itu lahir dari perpaduan antara kekuatan iman yang maha dahsyat ditambah dengan bakat dan potensi yang di milikinya. Kemenangan-kemanangan besar yang diraihnya justru lahir ketika dia masuk Islam. Dengan demikian perpaduan antara iman dan bakat inilah yang kelak mengiringi kemenangan-kemenangan besar yang diraihnya.

Sebagai pahlawan yang besar kehidupanya sangat bersahaja. Lahir dari keluarga terpandang dan kaya raya tidak membuatnya hidup glamour. Ia lebih memilih hidup sederhana. Bakat militernya sudah terbentuk sedemikian rupa semenjak masa jahiliah. Kabilahnya yang bernama Makhzum merupakan kabilah yang sangat terkenal dalam bidang kemiliteran. Dari sinilah barang kali kita menemukan titik temu mengapa Khalid bisa menjadi pahlawan besar. Lingkuangan yang mendukung, bakat alamiah di tambah keimanan yang menghujam dalam hatinyalah yang semakin mematangkan kepahlawananya.

Lembaran sejarah telah membuktikan bahwa nilai satu Khalid sebanding dengan beribu-ribu orang. Suatu ketika Khalifa Abu Bakar As-Shiddiq berujar:" Apakah para wanita tidak mampu melahirkan anak seperti Khalid". Sangatlah wajar beliau mempertanyakan hal itu mengingat Khalid sangat signifikan dan besar jasanya pada Islam.

Walau telah malang melintang dalam arena perang, hidupnya berakhir diranjang. Tidak ada satu bagian pun dalam tubuhnya melainkan ada bekas luka. Ini mengindikasikan betapa beraninya ia. Allah menakdirkanya mati bukan dalam medan perang. Mungkin ia sangat menyesal meski ia tetap mendapat pahala syahid. Tapi begitulah kenyataan yang di hadapinya.. Meski raga telah lenyap, namanya akan senantiasa kekal dan harum. Selamat tinggal wahai pahlawan agung. Semoga di kemudian hari Allah akan melahirkan orang-orang besar sekalibermu yang mampu menyelamatkan umat dari keterpurukanya.

Jahoo Fc In Memorian

Tidak banyak yang tahu apa itu Jahoo Fc. Keberadaanya di Masisir(Mahasiswa Indonesia Mesir) memang hampir tidak pernah terlacak. Sosoknya terkesan asing dan aneh. Kalaupun mau diselidiki lebih lanjut bakal manghadapi banyak kesulitan, karena data-data mengenainya di jamin tidak ada di instansi-instansi formal macam organisasi PPMI(Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia) Mesir. Ini karena, usianya terlalu belia dan segera menghilang dari peredaran massa yang notabenenya menggandrungi olahraga Sepak Bola.

Jahoo merupakan tim spakbola yang sengaja di bentuk untuk menciptakan kekompakan dan kebersamaan yang akhir-akhir ini jarang di jumpai dalam kancah persepakbolaan masisir. Para pemainya tidak hanya didominasi oleh suku tertentu, akan tetapi terdiri dari berbagai suku. Kedatanganya bagaikan inspirasi yang mampu menunjukkan bahwa Sepak Bola hanyalah sarana yang di gunakan untuk merajut persatuan dan kesatuan, bukan sekedar hobi yang terkesan individualistik dan dinikmati oleh kalangan tertentu.

Sebagai tim yang baru saja berdiri, Jahoo sudah sangat bagus menunjukkan performa terbaiknya. Ini terbukti pada even PPMI Cup ia mampu lolos sampai semi final. Melihat kiprahnya yang masih baru, lolos sampai semi final merupakan prestasi yang luar biasa. Bagi Jahoo kemenangan merupakan bonus dari jerih payah tim. Kemenangan bagi Jahoo bukanlah segala-galanya. Jahoo lebih mementingkan pembinaan kekompakan dan sinergisitas tim yang di olah sedemikian rupa untuk menghasilkan dan membudayakan sikap kerjasama yang merupakan sarat krusial dalam meraih setiap kesuksesan.

Jahoo tidak tergantung pada kecermelangan figure pemain tertentu. Yang ada hanyalah kerjasama tim dan kekompakan. Dengan demikian ia sangat mandiri dan bisa main disetiap waktu tanpa harus menunggu bintang-bintang pemain tertentu. Bagi Jahoo pemain bintang hanya akan merusak tim jika individualisme dan egoismenya sangat tinggi. Pemain demikian akan menimbulkan petaka bagi tim karena emosi kerjasamanya tidak terbangun dengan baik.

Dalam Jahoo kesalahan dan kekalahan bukanlah kelemahan. Ia menganggap bahwa kesalahan yang dilakukan oleh pemain atau kekalahan yang di dapat merupakan bumbu-bumbu dealektika tim yang di harapkan mampu menunjukkan hasil yang lebih maksimal dan monumental. Fenomena ini dapat di lihat dari setiap pertandingan yang di lakoni oleh Jahoo. Tidak ada pemain yang merasa di lecehkan walaupun telah melakukan kesalahan. Yang ada malah semakin kompak dan terus kompak. Keakraban dan kerjasasama yang apik membuat psikis para pemain Jahoo makin menemukan karakter emasnya. Mungkin inilah salah satu kunci kemenangan di setiap laga yang di ikuti Jahoo.

"Kalah ataupun menang tetap bergembira" demikianlah prinsip Jahoo. Persiapan tim dan infrasturktur yang sedemikian matang membuat mental pemain tak gampang keok. Bila sinyal-sinyal putus asa mulai datang para pemain selalu menghibur diri dengan ungkapan:" Kalah menang yang penting makan" demikianlah salah satu bentuk keharmonisan tim Jahoo.

Diantara hal Yang menarik dari tim Jahoo ialah keikhlasan pemain dalam mengorbankan harta dan tenaganya untuk mensukseskan tim. Tanpa ada rasa iri maupun dengki, masing-masing pemain selalu berusaha menyumbangkan dedikasi terbaiknya untuk terciptanya kedinamisan tim. Semua pemain dianggap sama, tidak ada senioritas yang ada hanyalah egalitarian dan kerja sama tim yang tangguh.

Mungkin Jahoo telah pergi(kalau tidak boleh dikatakan menghilang)dari dunia persepakbolaan masisir. Namun kekompakan dan kerjasama tangguh yang selalu diperlihatkanya akan selalu jadi kenangan dan pelajaran berharga bagi setiap tim-tim yang akan datang. Keberadaanya yang relatif singkat seolah menjadi sentilan bagi persepakbolaan masisir agar tetap menjaga kekompakan dan persatuan bukan malah menimbulkan permusuhan antar sesama tim. Demikian lah barangkali kenangan yang dapat di ungkap dari tim Jahoo Fc.

Selamat jalan Jahoo Fc. Bravo selalu untuk-Mu.

Nilai Pemuda dalam Sejarah Nabi Muhammad.

Ada fenomena sangat menarik dari dua anak sahabat nabi Shalllahu `alaihi wassalam. Suatu ketika, kedua anak itu mendengar Abu Jahal menghina Rasulullah shalllahu `alaihi wassllam masing-masing dari kedua anak itu tidak bisa sabar sedikitpun melihat kelakuan Abu Jahal yang mencaci maki nabi, lalu keduanya bertekad untuk mendatangi Abu Jahal dengan maksud membunuhnya.

Abdurrahman bin `Auf mengisahkan:" ketika aku berada pada barisan perang Badar aku menoleh, ternyata di samping kiri dan kananku ada dua orang pemuda yang umurnya masih belia, aku merasa khawatir dengan keamanan mereka berdua, tiba-tiba salah satu dari keduanya berbisik kepadaku:" Wahai paman!tunjukkan kepadaku mana yang namanya Abu Jahal. Aku jawab:"Keponakanku! Apa yang akan kamu lakukan denganya? Ia menjawab:" Saya di kabari bahwa dia menghina Rasulullah, demi Allah jika aku melihatnya, bayang-bayang ku dan bayanganya tidak akan terpisah hingga siapa diantara kami yang terlebih dahulu mati".

Aku sangat kagum mendengar jawaban tadi(ujar Abdurrahman). Ia melanjutkan: Pemuda yang satunya mengerdipkan matanya kepadaku lalu berkata padaku seperti yang dikatakan pemuda tadi, tidak lama kemudian aku melihat Abu Jahal mengitari orang. Wahai pemuda kamu lihat orang itu, nah itulah orang yang kalian cari(tunjuk Abdurrahman). Dengan segera keduanya mendatangi Abu Jahal beserta pedangnya lalu keduanya menebas Abu Jahal hingga ia mati.

Kemudian keduanya pergi menemui Rasulullah Shallallhu alaihi wasslam lalu Rasul bertanya:"Siapakah diantara kalian berdua yang terlebih dahulu membunuhnya? Keduanya menjawab:" Sayalah yang membunuhnya". Rasul bertanya:" Apakah pedang kalian dalam waktu yang bersamaan mengenainya?" Tidak(jawab mereka) Lalu Rasulullah melihat kedua pedang mereka dan berkata:" Kedua pedang itu telah membunuhnya". Sedang Rasul menetapkan bahwa yang menewaskan Abu Jahal ialah pedang Mu`adz bin `Amr bin al-Jamuh. Kedua pemuda tadi bernama: Muadz bin ‘Amr bin Jamuh dan Mu`awwidz bin `Afra`.

Ibnu Ishaq berkata:" Mu`adz bin `Amr bin al-Jamuh berkata: "Aku mendengar kaum musyrik sedang mengawal Abu Jahal, sedang Abu Jahal ketika itu berada pada pohon yang rindang atau pohon yang tidak dapat di tembus karena di jaga ketat oleh tombak-tombak dan pedang-pedang kaum musyrik untuk melindungi Abu Jahal. Kaum musyrik berkata:" Jagalah benar-benar Abu al-Hakam(Abu Jahal)".

Muadz melanjutkan:" Ketika aku mendengar mereka aku jadikan ia dalam fokus dan incaranku, ketika memungkinkanku sampai kepadanya maka aku angkat pedang lalu aku memotong kakinya dalam sekali tebasan-- hingga pertengahan betisnya—sampai terpisah dari badanya, lalu anaknya Ikrimah bin Abi Jahal memukulku dan menampik kedua tanganku lalu aku berpagutan dengan kulitnya , cukup melelahkan perang denganya, sungguh aku telah berperang seharian, dan aku membuatnya mundur dariku, ketika ia menyakitiku aku letakan kedua kakiku di atasnya, kemudian aku injak-injak hingga aku mencampakkanya,.

Kemudian datanglah Mu`awwid bin Afra` ke Abu Jahal sedang kakinya sudah buntung, lalu ia memukulnya hingga ia memastikan Abu Jahal telah mati baru ia meninggalkanya dan ada busa pada Abu Jahal, setelah itu Mu`awwid terus berperang hingga ia syahid".

Demi Allah fenomena menarik diatas dapat dijadikan sebagai rujukan bagi tiap mukmin untuk bertanya kembali:" Bagaimana aku bisa mendidik anakku supaya mirip dengan perangai pemuda tadi?" Jawabanya ialah:" Kita sangat memerlukan pendidikan yang menanamkan kepada setiap anak untuk cinta kepada Allah dan Rasul-Nya agar anak tumbuh dengan baik dan berkah sedang ia cinta kepada Allah dengan cinta yang dapat menghalanginya berbuat maksiat dan bertekad untuk selalu taat kepada-Nya dan mengarahkan cita-citanya untuk menolong agama ini".

Sebagaimana kita juga sangat butuh mengaitkan anak dengan panutan dan guru awal yaitu Muhammad bin Abdillah….yang merupakan suri tauladan bagi siapa saja yang menginginkan panutan. Allah berfirman:" Sungguh pada Rasulullah itu ada suritauladan yang bagus untuk kalian bagi siapa saja yang mengharap Allah dan hari akhir dan banyaak berdzikir kepada Allah"(al-Ahzab:21).

Maka alangkah baiknya jika hari-hari yang sedang berlalu ini kita isi untuk mengajar anak-anak sunnah-sunnah Rasulullah supaya menjadi generasi yang alim dengan sunnah…..membenci segala macam bid`ah….menapaktilasi qudwah nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam.

Kita juga sangat perlu mendorong anak-anak untuk menghafal al-Quran dan mengamalkanya . Kemenangan datang disela-sela interaksi dengan setiap ayat-ayat al-Qur`an yang merupakan manhaj hidup hakiki dimana para sahabat nabi hidup dalam bayang-bayangnya dan terdidik dalam bayang-bayang al-Quran bahkan air mata dan darah mereka bercampur dengan setiap huruf-huruf al-Quran.

Adalah Sa`ad bin Abi Waqash Radhiyallahu `anhu dalam satu peperangan melawan Persia ketika melalui setiap tenda-tenda kaum muslimin pada malam hari ia mendengar mereka membaca al-Quran. Kemudian ia berkomentar:" Dari sinilah datangnya kemenangan". Dan ketika ia melewati tenda yang lain sedang penghuninya tidur dan tidak membaca al-Quran, lalu ia berkomentar:" Dari sinilah datangnya kekalahan".

Ibu Sufyan As-Tsauri berkata kepadanya ketika ia masih kecil:'' Wahai ananda, setiap kali engkau belajar satu ayat maka sandingkan jiwamu kepadanya jika rasa takutmu bertambah dengan mengetahuinya maka itu bagus bagimu jika tidak maka ia hanya akan menjadi bencana bagimu".

Sebagian salaf shalih pernah berkata:" Kita mengajarkan anak-anak kita sejarah nabi dan peperanganya sebagaimana juga kita ajarkan surah-surah dari al-Qur`an. Maka dari itu hendaknya kita mendidik anak-anak kita dengan pendidikan pemimpin bukan pendidikan budak. Kemudian hari mereka akan menjadi khalifah dimana Allah menyatukan barisan umat islam melaluianya dan mengembalikan kesucian-kesucia-Nya yang terampas.

Ini semua dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mendorong umat agar melahirkan generasi yang mengenal Allah dan mencintai-Nya lalu Allah menolong Islam melalui mereka dan memuliakan kaum muslim di setiap tempat melalui mereka sebagaimana Dia menolong Islam dengan sahabat-sahabat Rasul beserta anak-anak mereka yang terdidik dengan pendidikan al-Qur`an dan As-Sunnah.

(Di sarikan dari kitab Ashabu al-Rasul Shallalahu alaihi wassallam yang disusun oleh Mahmud al-Mashri.)

Epilog:

-Pemuda mempunya nilai yang sangat berharga. Ia merupakan aset umat. Bila kita pandai mengolah dan mendayagunakanya untuk kepentingan umat maka kesuksesan akan kita raih. Coba kita bayangkan ketika itu usia Mu`adz masih empat belas tahun sedang Mu`awwidz masih tiga belas tahun, dalam usianya yang masih muda ia mampu menunjukkan loyalitasnya kepada Islam. Tidak tanggung-tanggung walau harus mengorbankan nyawanya ia tidak peduli. Memang usia masih muda tapi peranya sungguh luar biasa. Ini bisa di jadikan pelajaran bagi para pemuda.

-Cerita diatas bukan untuk melegalkan pemuda untuk berperang secara brutal. Pelajaran yang di ambil ialah nilai pemuda yang mampu menunjukkan kontribusinya bagi kepentingan agama, walaupun perjuanganya dapat membahayakan nyawanya sendiri.Intinya, mashlahat yang selalu ia dadikan acuan dalam setiap aksi-aksinya, bukan kerusakan. Setiap perbuatanya berangkat dari rasa cinta bagi kemaslahatan umat.

Mutiara Hikmah Uhud

Wednesday, June 23, 2010 at 2:12am

1. Menyalahi perintah Allah ta`ala dan Rasul-Nya-Shallallhu `alaihi wasallam- tidak akan mendatangkan kebaikan selamanya. Keberuntungan, kemenangan dan apa saja jenis kebaikan itu berkaitan erat dengan penerimaan dan ketaatan mukminin kepada Allah-ta`ala-. Ketika pasukan panah melanggar perintah nabi dan meninggalkan tempat mereka tersibaklah pertahanan belakang kaum muslimin, hingga akhirnya dikalahkan oleh musuh.

2. Sunnatullah berlaku pada siapapun baik muslim ataupun non muslim, tidak ada keistimewaan sedikitpun bagi kaum muslim dalam penerapan sunnatullah pada mereka, jika mereka meningalkan sebab-sebab kemenangan yang diperintah Allah untuk diambil dan dipegang erat maka Allah akan berpaling dari mereka, dan membiarkan mereka dan musuhnya. Muslimun tidak akan menang dari musuhnya melainkan jika bertakwa kepada Allah ta`ala.

3. Nabi shallallahu `alaihi wassalam ingin membuang rasa pesimis dari hati sahabat-sahabatnya, atau mengaitkan kekalahan dengan jaman , tempat atau lainya yang tidak ada hubunganya sama sekali denganya. Nabi bersabda perihal Hud:"gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya", dengan demikian gunung Uhud bukanlah sebab dari kekalahan mereka.

Anehnya, ada sementara orang yang menggambarkan bahwa takdir Allah berkaitan dengan warna baju yang dipakai, atau macam makanan yang dimakan, dan lain-lainya yang merupakan mitos dari kaum lemah iman.

Ada banyak dalil yang menjelaskan tentang anjuran untuk tidak pesimis dan merasa sial, diantaranya adalah sebagai berikut, Nabi bersabda:" Tak ada `adwa(sesuatu yang menyebabkan sesuatu yang lain terjadi dengan sendirinya) dan tidak pula Thiyara(merasa sial), sedangkan aku amat mengagumi alfa`lu(sikap optimis, ata bijaksana dan baik)(Hr: Bukhari, Muslim).

4.Diantara sebab yang membuat kaum muslimin lemah dan hina ialah ketergantungan mereka dengan dunia dan meninggalkan akhirat,padahal ini merupakan hal yang dikhawatirkan nabi-shallallahu alaihi wassalam- terhadap umatnya, ia tidak menguwatirkan kemiskinan menimpa mereka akan tetapi yang paling di cemaskanya ialah ketika di bukakan pintu dunia untuk mereka kemudian mereka bersaing utuk mendapatkanya, yang menjadi sebab kebinasaan mereka, sebagaimana disinyalir dari hadis Rasululllah:" Demi Allah bukan kefaqiran yang aku cemaskan pada kalian, tapi yang paling aku cemaskan ialah ketika di bentangkan pada kalian dunia sebagaimana dibentangkan pada umat terdahulu, lalu mereka bersaing untuk mendapatkanya , dan akan membinasakan kalian sebagaimana mereka binasa".(HR: Bukhari, Muslim)

Ini benar-benar terjadi pada kisah pasukan panah yang sibuk mengumpulkan harta rampasan perang, kemudian meninggalkan tempat mereka yang menjadi sebab pecahnya kaum muslimin.

5. Allah dan Rasul-Nya menyikapi kesalahan yang dilakukan pasukan panah dengan pemberian maaf dan toleransi dan tidak sampai mengeluarkan mereka dari barisan kaum muslimin, bahkan mereka ikut serta mengejar kaum musyrikin seusai peperangan, berdasarkan perintah nabi-Shallallahu `alaihi Wasslam bagi bagi siapa saja yang ikut serta dalam peperangan. Allah telah memberikan maafnya dalam al-Quran:" Sungguh orang-orang yang lari dari kalian pada hari bertemunya dua kumpulan, sesungguhnya mereka hanya di gelincirkan oleh syaithan dengan sebagian yang mereka lakukan, dan Allah telah mengampuni mereka, sesunggunya Allah maha Pengampun ladi Penyantun(Qs:Ali Imran:155)

6.Sikap orang-orang munafik dan orang-orang kafir adalah sikap yang hina. Karna itu tidak sepatutnya bagi barisan muslim mempercayai mereka pada urusan apapun, bahkan mereka selalu diluar perkiraan. Ibnu Ubay bin Salul telah menarik pasukanya pada perang Uhud dan kembali dengan jumblah besar bersamanya dengan anggapan bahwa nabi hanya mengajak musyawarah pemuda dan tidak bermusyawarah dengan orang-orang tua yang sudah berpengalaman, sedang urusan tidak diserahkan kepada Rasululllah yang selalu di kuatkan dengan wahyu.

7. Semangat pemuda untuk berjihad dan kecintaan kaum muslimin untuk mendapatkan syahadah dan ganjaran mujahidin, hal itu nampak jelas pada desakan sahabat( yang tidak ikut perang dalam perang Badar Kubro) pada nabi untuk memerintahkan mereka keluar menghadapi musuh supaya mereka mendapat kemuliaan dalam jihad. Demikianlah seharusnya sifat kaum muslimin, mereka tidak akan dikalahkan oleh musuh mereka melainkan ketika mereka ditimpa Wahn yaitu cinta dunia dan takut mati.

8.Rasa sakit dan luka yang mematahkan gigi geraham nabi memberikan kita dalil bahwa para dai akan mengalami banyak rintangan, karena itu mereka harus senantiasa bersabar dan mengharap pada Allah, sebagaimana hendaknya atas pemimpin turut serta berperang dan berjihad bersama mereka, dan mendapat kesusahan sebagaimana tentaranya.

9.Nampak fenomena cinta yang menarik dari kaum muslimin terhadap nabi mereka dimana mereka khawatir nabi terkena apa yang tak di kehendaki, dan mereka sangat senang sekali ketika mereka tahu nabi selamat. Kedudukan nabi bagi jiwa umat dan hatinya hendaknya lebih didahulukan atas segala apapun yang berharga dan mahal menurut mereka.

10.Kaum muslimin terluka sebagaiman musuh mereka, sebagaimana firman Allah:" Jika kamu tertimpa luka, sungguh kaum (musyrik )juga tertimpa luka sepertinya."(Ali Imran:140). Akan tetapi kaum muslimin mengharap ganjaran dan surga Allah yang tidak dinginkan oleh orang-orang kafir, bahkan mereka tidak tahu dan tidak berusaha mendapatkanya, maka tentara mereka tang terbunuh masuk neraka sedangkan syuhada` muslimin yang terbunuh masuk surga dengan ijin Allah ta`ala.

11. Turun beberapa ayat yang menguatkan bahwa kekuasaan dan tamkin - meskipun terpecah- hanyalah akan di peroleh oleh kelompok mukmin, sebagaimana firman Allah:" dan janganlah kalian lemah dan bersedih hati sedang kalian lebih tinggijika kalian beriman".

Wallahu a`lam

Di terjemah dari kitab " Pelajaran-pelajaran Dari sirah Nabi Pada Periode Madinah"
Penyusun:Dr, Marwan Muhammad Mushthafa Syahin, Dosen fakultasUshuluddin Jurusan, Hadis al-Azhar Universiti.

Pelajaran-pelajaran Terpenting dari Badar Kubra

Monday, June 21, 2010 at 5:03pm

Pelajaran-pelajaran dari perang Badar amat banyak sekali, teramat sulit untuk dihitung,hal ini melihat pada banyaknya pelajaran yang dikandungnya, sampai-sampai setiap generasi mampu mengeluarkan elajaran-pelajaran dari kisah Badar. Pada pembahasan berikut akan dipaparkan pelajaran-pelajaran terpenting dari perang Badar, yang terangkum pada point-pint berikut ini:

1.Kemenangan itu merupakan anugerah dari Allah ta`ala, tidak bisa di ukur dengan membanding-bandingkan kekuatan kaum muslimin dengan musuh, yang di minta dari mukminin ialah al-akhdu bil-asbab(berusaha menggapai sebab-sebab yang membantunya mendapat apa yang di inginkan) yang di jadikan ole Allah sebagai cara untuk memperoleh kemenangan, seperti enam sebab yang termaktub dalam al-Quran:" Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung(45)Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(46)Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan(47)(Qs:al-Anfal:45-47). Adalagi sebab-sebab lain yang tersebut dalam al-Quran dan as-Sunnah, dan bukan maksud kami menjelaskan jumblah detailnyai pada tulisan ini, maksud kami tak lebih hanyalah ingin menjelaskan bahwah kemenangan itu memiliki sebab-sebab yang harus di ambil oleh mukminin, sebagai jawaban terhadap permintaan syariat, akan tetapi hendaknya mereka yakin setelah itu bahwa kemenangan hanya berasal dari Allah ta`ala semata, sebagaimana di tandaskan dalam al-Quran:"Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana(Qs;Ali Imran:126).

2.Kemenangan tidak ada kaitanya dengansedikit banyaknya jumblah. Betapa banyak kelompok yang sedikit mengalahkan kelompok yang banyak dengan ijin Allah. Allah telah menceritakan pada kita satu contoh tentang itu pada kisah orang-orang terdahulu-yaitu kisah Thalut dan bala tentaranya yang berkata ketika menghadapi perang dengan musuh mereka dan melihat jumblah banyak pasukan musuh, mereka berkata:" Kami tidak ada lagi kemampuan pada hari ini terhadap Jalut dan tentaranya(al-Baqarah:249) akan tetapi ahli ilmu, shalih dan yang mempunya pandangan yg brilian disekeliling mereka mengingatkan tentang sudut pandang keimanan yang abadi:" Berkatalah orang-orang yang yakin akan bertemu dengan Allah:"betapa banyak kelompok yang sedikit mengalahkan kelompok yang banyak dengan ijin Allah"(al-Baqara:249).

Pada perang badar jumblah kaum muslimin tigaratus sepuluh lebih, menghadapi seribu pasukan musuh dari orang-orang kafir, meskipun demikian ternyata kemenangan diraih oleh kelompok yang jumblahnya sedikit ketika terpenuhinya siifat yang perlu di miliki seperti sabar takwa dan lain-lainya, maka Allah menganugerahkan kemenangan atas mereka. Allah berfirman:"Sungguh Allah telah menolong kalian pada perang Badar sedang kam pada waktu itu adalhorang-orang yang lemah, maka bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur"(Ali Imran:123).

Shubhanallah jumblah pasukan pada perang Badar seperti jumblah pasukan Thalut dan bala tentaranya sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dalam kitab al-Maghazi, bab persiapan pasukan Badar pada hadist al-Barra` bi al-Ma`rur-ia berkata:"telah menceritakanku sahabat-sahabat Muhammad shallallahu alaihi wasslamyang menyaksikan perang Badar: bahwasanyapersiapan mereka seperi pasukan tentara Thalut yang menyebrangi sunga bersamanya berjumblah tigaratus sepulu lebih, Barra` berkata:"Tidak, demi Allah, tidak ada yang menyebranginya melainkan orang-orang mukmin".

Ketika kaidah syariyah ini lenyap dari diri kaum muslimin9seperti pada perang Hunain) yang terkesima dengan jumblah mereka yang tidak pernah mereka capai sebelumnya, Allah memberikan pelajaran pada mereka pada awal peperangan, kemudian ketika mereka sadar Allah memberikan mereka kemenangan kembali. Peristiwa ini direkam dalam al-Quran, dimana allah berfirman:" Sungguh Allah telah menolong kalian pada banyak tempat, seedang pada (perang) Hunain ketikan kalian takjub dengan (jumblah)banyaknya kalian".(at-Taubah:25).

3.Persiapan yang baik untuk berperang-meskipun tidak berperang- karena Rasulullah tidak menyianyiakan seba yang dapat ia ambil melainkan akan ia pakai, dengan merujuk kembali pada peperangan Badar maka akan didapati dalil tentang itu.

4.Mempraktikan prinsip Musyawarah, ketika kaum Anshar bermusyawarah tentang partisipasi meraka dalam peperangan, karena mereka tadak ada keharusan dalam perjanjianya dengan Rasulullah sebagaimana termaktub dalam baiah Aqabah. Ini juga dapat kita lihat pada musyawarah al-Hubab bin al-Mundzir dengan Rasulullah. Maklum sekali bahwa kerelaan tentara dengan keadilan masalah dan agungnya tujuan mereka membuat mereka semakin bertambah ikhlas dan berani dalm membela dan perang karenanya.

Kaidah Syura merupakan kaidah dasar dari kaidah-kaidah pembangunan umat muslim baik pada masa perang maupun damai, hal ini sebagaimana di tegaskan pada banyak ayat al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad Shallalahu alaihi wassalam.

5.Mensugesti kaum muslimin untuk berperang, dan mengangkat spirit mereka dengan menjelaskan bahwa kemenangan akhir yang di tunggu akan diperoleh yang kaum muslimin apabila syahid dan berperang di jalan Allah. Kisah `Amir bin al-Hammam radhiyallahu `anhu yang dianggap bahwa menunggu luang dengan memakan beberapa biji kurma yang berada ditangannya ia anggap sebagai waktu yang lama yang menundanya masuk surga, kaum muslimin telah di uji dengan ujian yang baik pada perang itu yang berakhir pada terbunuhnya abu Jahal dan pembesar-pembesar Quraisy yang lainya.

6.Jihad di jalan Allah memiliki sarana-sarana beraneka ragam, diantaranya jihad dengan diri, harta dan doa, bahkan pada masa modern ini sangat banyak sarana-sarana yang tersedia untuk didedikasikan pada Islam yang bisa di pakai untuk membela Islam, seperti menyusun buku, menggunakan radio, televisi, chanel-chanel tv, dan kaset-kaset vidio, dan lain sebagainya...yang bisa di gunakan untuk dakwah Islam. Siapa yang bisa menggunakan sejumblah besar dari sarana-sarana tadi maka gunakanlah,dana yang kemampuanya terbatas hanya pada sebagian saja, itu juga baik. ..yang penting hendaknya tiap muslim mencari sarana-sarana yang sesuai dengan kemampuanya yang bisa di pergunakan untuk jihad, setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membela agamnya yang di muliakan oleh Allah ta`ala dengan berafiliasi kepadanya.

7.Berdoa dan merandahkan diri kepada Allah dengan senantiasa banyak berdoa ketika di medan pertempuran, ini merupakan termasuk pintu kemenangan, karena esensinya adalah bahwa setiap muslim tahu bahwa kemenangan datangnya dari Allah semata, lalu ia mendesak berdoa kepada-Nya dengan penuh harap dan yakin, maka Allah akan menurunkan pertolanganya atas mereka. Nabi melakukan itu pada Perang Badr bahkan di setiap peperangan yang diikuti beliau, sampai-sampai sahabatnya terharu melihat semangat Rasullullah dalam berdioa kepada Allah.

8.Hendaknya kaum muslimin senantiasa waspada dan mawas diri. Pada peperangan Badar Rasulullah siap siaga dengan mengutus mata-mata, menawan mata-mata musuh dan mengambil manfaat dari maklumat-maklumat yang mereka berikan padanya, dan melakukan penjagaan ketat dan rapi pada kemah-kemah tentara,dan lain sebagainya dari sarana-sarana untuk memperkokoh prinsip Islam yang sangat urgen, karena perhatiann Allah tidak akan di peroleh melain kan orang yang waspada dan mawas diri.

9.Menghormati perjanjian dan kesepakatan-kesepakatan, sebagaimana sikap nabi terhadap kaum Anshar ketika mendesak meminta pendapat mereka, karena mereka tidak ada dalam perjanjian Aqabah tidak ada keharusan untuk berperang di luar Madinah. Demikianlah keadaan Islam dan Rasul serta pengikutnya karena penghianatan janji merupakan ciri khas kaum munafiq, sebagaiman yang disabdakan nabi dalam beberapa hadisnya.

10.Legalitas perang dalam Islam untuk menolak kedzaliman, penyampaian dakwah, pengokohan akidah, dan untuk menjalankan ibadah-ibadah dan melindungi rumah-rumah ibadah dan bekerja untuk menjadikan manhaj Allah berkuasa ata seluruh dunia, sebagaimana termaktub dalam ayat-ayat yang berturut-turut dalam surat al-Haj:"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu(39)(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah." Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa(40)

11.Nabi mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran yang lain yaitu ketika ia naik kendaraan secara bergantian dengan sahabat-sahabatnya tanpa ada yang di istimewakan meskipun mereka mendesak agar nabi saja yang naik kendaraan. Dan Nabi mengambil prinsip sensus(penghitungan) agar kaum muslimin belajar ketika ia memperkirakan jumblah tentara musyrikin berdasarkan pada jumblah ontayang mereka sembelih setiap harinya, dan demikian pula ketika ia menerima tebusan untuk tawanan perang agar memberikan mereka kesempatan untuk taubat dan lain sebagainya.

Perang Badar dan perang2 yang lainya akan senantiasa penuh dengan pelajaran-pelajaran sampai pada hari kiamat.

Wallahu A`lam.

Di terjemah dari kitab " Pelajaran-pelajaran Dari sirah Nabi Pada Periode Madinah"
Penyusun:Dr, Marwan Muhammad Mushthafa Syahin, Dosen fakultasUshuluddin Jurusan, Hadis al-Azhar Universiti.

Ramadhan "Karbidan".

Melihat judul di atas mungkin kita akan bertanya-tanya. Apa maksudnya? Ramadhan kok Karbidan? Emang apa hubungan Ramadhan dengan karbida? Baiklah biar tidak terlalu panjang akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

"Ramadhan" berarti bulan yang dipilih untuk menjalankan ritual puasa. Sedang "Karbidan" berarti:"1. Hasil mengarbida(ttg buah). 2. Belum saatnya ditampilkan dsb ; belum tarafnya. "Karbidan" sendiri berasal dari kata "Karbida":" dalam istilah kimia berarti: Senyawa biner antara karbon dan zat kapur. Bentuk kata kerjanya ialah Mengarbida yang berarti:"Menghangatkan dengan gas karbit(tt buah-buahan)supaya lebih cepat matang".

Inti dari mengarbida ialah mematangkan sesuatu sebelum watunya matang. Bila digabungkan antara Ramadhan dan Karbida berarti:" Ramadhan yang matang melalui proses secara tidak alamiah". Pesan yang ditangkap dalam tulisan ini ialah sedikit menyoal fenomena Ramadhan yang terkadang tidak sejalan dengan tujuan yang diangkat olehnya. Dalam hal ini sebenarnya bukan mempermasalahkan Ramdhan itu sendiri, tetapi lebih kepada yang menjalankan Ramdhan, yang dalam hal ini adalah orang-orang yang menjalankan ibadah puasa.

Banyak orang mengira bahwa Ramadhan sebagai ajang penghapusan dosa, momen untuk meraup pahala sebanyak-banyaknya, saat untuk bertaubat menebus segala khilaf dan dosa yang pernah dilakukan, sehingga dimaksudkan nanti setelah keluar bulan Ramadhan akan menjadi suci bersih dari dosa bak bayi yang baru dilahirkan.

Gaya berpikir semacam ini melahirkan insan-insan pragmatis yang hanya bekerja jika ada keuntungan bagi diri pribadi. Apa benar setelah puasa anda akan bersih dari dosa? Emangnya Ramadhan 'pabrik penghapus dosa', yang dibuat secara praktis untuk menghapus dosa anda hanya dalam sebulan. Apa benar setelah puasa akan meraup pahala sebesar-besarnya ? Memangnya Ramadhan 'pabrik pahala'? , yang memproduksi pahala bagi siapa saja yang memasukinya sehingga dimaksudkan nanti akan mendapat gaji pokok berupa surga.

Pertanyaan tersebut bukan dimaksudkan untuk meragukan kemuliaan dan keagungan Ramadhan sebagai bulan yang suci, karena secara otomatis memang legalitas keagungan dan kemulianya sudah tercatat dalam nash-nash dengan begitu jelasnya . Ia dimaksudkan untuk merombak kembali gaya berpikir pragmatis dalam diri orang berpuasa.

Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia yang dipilih oleh Allah untuk menjalankan ibadah puasa sebagai sarana untuk mendidik pelakunya agar mencapai hasil maksimal yaitu "Taqwa". Pancaran hikmah dari takwa ini melahirkan sikap kepedulian dan solidaritas sosial, tidak egois dan individualistis. Pada akhirnya takwa ini akan menciptakan hubungan yang serasi dan harmonis antara manusia dengan Allah(hubungan vertikal), manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam( hubungan horizontal).

Dengan demikian Ramadhan bukanlah sekedar ajang untuk menghapus dosa dan meraup pahala saja yang kembalinya hanya pada diri pribadi saja. Lebih dari itu, puasa sebagai kesadaran untuk menciptakan hubungan yang harmonis baik dengan Allah, manusia maupun alam. Nah, untuk meluluskan tujuan besar tadi dibutuhkan yang namanya bahan bakar "ikhlas" supaya kita sampai pada tujuan sejati yaitu "takwa". Masalah surga dan penghapusan dosa itu adalah murni rahmat Allah, karena pada dasarnya kita masuk surga bukan karena amalan banyak kita, sebanyak apapun amalan yang kita kerah masih belum cukup layak untuk membuat kita masuk surga, karena surga murni rahmat Allah.

Maka jangan terlalu PD bila anda melakukan banyak amalan di bulan Ramadhan khususnya maka seketika itu anda dijamin masuk surga atau bahkan dihapuskan dosanya. Proses menuju itu terus berlangsung hingga ajal kita menjemput (tidak hanya pada bulan Ramadhan) di situlah nanti letak final kelayakan kita, bila berakhir dengan bagus insyaAllah mendapat hasil bagus jika tidak maka itu merupakan bencana bagi kita.

Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah beramal dan terus beramal dengan penuh ikhlas untuk mencapai derajat "takwa" yang semoga saja dapat mencucurkan rahmat Allah berupa ampunan dan surganya. Bila tujuan-tujuan individual dan muatan-muatan pragmatis duniawi yang mendominasi alam pikir kita dalam setiap amal kita pada bulan suci ini maka Ramadhan yang kita jalani hanyalah bernilai 'karbidan', yang matang bukan melalui proses alamia yang dititahkan ilahi tetapi melalui ambisi-ambisi individual kita yang menghalangi proses alamiah tadi sehingga kematangan yang kita ciptakan itu masih diragukan dan sudah pasti berkualitas jelek.

Kontribusi Muslimin dalam Bidang Kedokteran

Saturday, June 26, 2010 at 4:28am

Ilmu Kedokteran dianggap sebagai bagian dari ilmu Biologi(Hayat) yang sangat luas cakupanya dimana kaum muslimin memiliki kontribusi yang sangat menonjol sepanjang masa peradaban emas mereka. Kontribusi-kontribusi itu tidak terdahului baik dari sisi cakupan dan keistimewaan dan koreksi terhadap jalanya ilmu kedokteran, hingga bagi yang melihat kontribusi yang abadi ini akan berimajinasi seolah tidak ada ilmu Kedokteran sebelum peradaban Islam.

Kreasinya bukan hanya pada pengobatan penyakit saja bahkan lebih luas sampai pada peletak dasar-dasar metode eksperimental(terapan) orisinil yang pengaruh besar dan menariknya mencakup pada segenap bidang praktik kedokteran baik pengobatan maupun pencegahan, atau penjagaan dan obat-obatan, atau bagian bidang-bidang kemanusiaan dan etika yang menghukumi praktik kedokteran.

Keistimewaan kontribusi Islami dalam dunia kedokteren sungguh nampak pada pengeluaran kumpulan kejeniusan kedokteran yang jarang dimana—sesudah Allah—memiliki jasa besar dalam merubah jalan kedokteran pada arah lain, yang metodenya di ikuti oleh generasi para dokter sesudahnya hingga masa sekarang.

Awal mula disiplin Ilmu Kedokteran terkandung pada bahwa manusia sejak ada di muka bumi telah terbimbing—dengan ilham Tuhanya---pada berbagai macam pengobatan yang sesuai dengan kadar akal dan perkembangan manusia, jenis pengobatan tersebut dinamakan pengobatan primitif sesuai dengan kelas peradaban manusia(ketika itu), karena itulah kita dapati Ibnu Khaldun menyebutkan:”…pada mulanya ahli peradaban pengobatan membangun pengobatanya pada percobaan-percobaan yang terbatas, dan menyebarluas diwarisi dari kepala suku, terkadang ada benarnya, akan tetapi itu bukan berdasar hukum alami(natural).


Ketika Islam datang pengobatan masyarakat Arab Jahiliyah masih tergolong primitif, maka Rosulullah mendorong sahabatnya untuk berobat lalu ia bersabda sebgaimana riwayat Usama bin Syarik(“ berobatlah kalian sesunggunya Allah tidak membikin penyakit melainkan membikin obatnya, kecuali satu penyakit: yaitu tua”). Dikenal dari Rasul pengobatan dengan madu, kurma, dan rerumputan alami dan lain-lainya yang dikenal dengan “Pengobatan nabawi”.

Hanya saja kaum muslimin tidak berhenti pada pengobatan nabawi saja bahkan mereka mengetahui sejak masa dini bahwa ilmu duniawi –salah satunya kedokteran—membutuhkan percobaan dan penelitian yang kontinu dan mempelajari apa yang dimiliki oleh umat-umat yang lain, itu sebagai penerapan petunjuk Islam yang selalu mendorong untuk menambah apa saja yang bermanfaat dan mencari hikmah dimanapun ia berada…Maka kita melihat dokter-dokter Islam mengenal pengobatan Yunani melalui Negara-negara yang telah ditaklukkan Islam, sebagaimana juga para khalifah meminta didatangkan dokter-dokter romawi yang dengan cepat dokter-dokter Islam belajar dari mereka, dan giat menterjemahkan buku-buku karangan mereka yang berkenaan dengan kedokteran, barangkali ini dianggap termasuk peristiwa terbesar pada dinasti umawi.

Ulama kedokteran muslim memiliki keistimewaan bahwa mereka orang yang pertama kali mengenal spesialisasi, diantara mereka ada yang sepesialis mata, dinamakan(Kahhalun), ada juga yang sepesialis bedah, spesialis bekam, dan ada yang spesialis penyakit wanita dan lainya. Diantara pakar besar piawai dalam bidang kedokteran pada masa itu ialah Abu Bakar ar-Razi, yang dianggap sebagai dokter terbesar pada sejarah ilmu kedokteran secara keseluruhan, dan dia memilika karya-karya bear seputarnya yang tidak mungkin di jelaskan padi tulisan ini.

Seiring waktu bergulir cepat hingga pada masa Abbasiah kaum mslimin telah menguasai baerbagai cabang kedokteran, da mengoreksi kesalahan-kesalahan ulama terdahulu terhadap teori-teori yang di telorkanya,dan mereka tidak hanya berhenti pada penyaduran dan terjemah saja, tetapi mereka sampai meneliti dan membenarkan kesalahan-kesalahan pendahulu.

Pengobatan mata telah berkembang pesat pada kaum muslimin, dan tidak ada seorang pun yang manandinginya bahkan Yunani sekalipun dan tidak pula orang yang semasa dengan mereka dan orang setelah mereka hingga beberapa abad melampaui kemampauan mereka, karangan-karangan mereka sebagai bukti pertama melalui beberapa abad yang lama, tidak heran jika kebanyakan pengarang hamper mengangap bahwa pengobatan mata adalah pengobatan dari Arab, para pakar sejarah menegaskan bahwa Ali bin Isa al=kahhal merupakan dokter mata terbesar pada abad pertengahan sepenuhnya, karanganya terbesarnya berjudul( al-Tadzkirah) .

Jika kita sebutkan pada lembaran cemerlang itu untuk ar-Razi dan ibnu Isa al-Kahhal kita juga mendapati Ulama besar yang lain yang dianggap pakar bedah terbesar dalam sejara, jika tidak secara mutlak, yaitu Abu al-Qasim al-Zahrawi(wafat:403 H)yang mampu—sebagaimana kami isyaratkan tadi---membikin kreasi alat-alat bedah seperti sisit dan gunting bedah sebagaimana juga membuat pletakan dasar-dasar dan hukum bedah, yang paling penting ialah mengikat isi perut untuak menghalangi pendarahan, dan ia juga membuat jaitan bedah, dan mampu menghenikan pendaahan dengan pembekuan.

Imam al-Zahrawi merupaka peletak pertama (teori-teori bedah) itu karena kreasinya dan menggunakan alat-alat suntik dan alat-alat bedah, yang pedanyalah didasarkan ilmu ini dengan menghancurkan batu dalam kandung kemih yang sekarang serupa dengan teleskop, dia merupakan orang yang pertama kali membuat dan penguna teleskop kemaluan wanita. Kitabnya yang berjudul(al-Tashrif liman `Ajiza anit Ta`lif) yang diterjamahkan pada bahasa latin oleh ilmuan Itali Gerardo da Cremano(1114-1187 M) dengan judul (ALTASRIF), ensiklopedi kedokteran yang saling melengkapi bagi peletak dasar ilmu bedah di Eropa, ini merupakan pengakuan mereka, sungguh bagian yang di bicarakan al-Zahrawi tentang pembedahan menempati tulisan-tulisan terdahulu, dan tetap sebagai rujukan pada ilmu bedah hingga abad ke enambelas(lima abad lebih setelah masanya), mencakup gambaran-gambaran penjelasan tentang sejumlah alat-alat bedah( sebanyak lebih dari duaratus lebih alat bedah) ia memiliki pengaruh sangat besar pada orang-orang yang datang setelahnya dari pakar bedah Eropa, alat-alat tersebut sangat penting menurut mereka yang menguasai ilmu bedah di Eropa pada abad enambelas , ilmuan pakar organ tubuh ang besar Helr berkata:”seluruh ahli bedah Eropa yang muncul setelah abad empat belas telah mengambil dan menerima pembahasan tersebut).

Ilmuan Islam lain yang namanya bersinar dalam bidang ilmu kediookteran seperti Ibnu Sina(wafat 428 H) yang mampu mempersembahkan untuk manusia kontribusi terbesar dengan pencapain penemuan-penemuanya , dan apa yang di mudahkan Allah padanya dalam menaklukkan ilmu kedokteran yang mulia. Dia merupakan rang yang pertama kali menemukan beberapa macam penyalkit yang tersebar hingga masa kita sekarang, dia yang pertama kali menemukan cacing pita, dengan demikian dia telah mendahului ilmuan Itali (Dobeini) kira-kira sembilanratus tahun sebelumnya,sebagaimana juga dia merupakan orang yang pertama kali mensifati radang selaput (sumsum, otak) dan yang pertama kali membedakan antara bengkak yang timbul dari dalam otak, dan bengkak yang timbul disebabkan dari luar, dan mensifati bahwa stroke disebabkan darah tinggi, menyalahi yang telah tetap pada pakar kedokteran Yunani klasik, disamping itu dia juga yang pertama kali membedaka antara sakit perut dan ginjal, sbagaimana ia juga orang yang pertama kali menemukan cara penularan sebagian penyakit menular seperti kusta dan campak(cacar), ia menyebut bahwa penyakit itu pindah melalui mahluk hidup yang lembut dalam air dan udara, ia berkata:”Air mengandung hewan-hewan kecil sekali yang tidak bias dilihat dengan mata telanjang, dan dialah yang menyebabkan sebagian penyakit) ini sebagaimana yang ditegaskan oleh(Fan liut hook)pada abad ke delapan belas dan ilmuan belakangan sesudahnya setelah penemuan mikroskop.

Dengan demikian Ibnu sina dianggap sebagai orang yang pertama kali meletakkan dasar(ilmu parasit/bakteri) yang menempati posisi tinggi pada ilmu kedokteran modern, sengguh ia telah mensifati pada pertama kalinya(radang selaput pertama) dan membedakannya dari (radang selaput kedua) dan penyakit yang serupa lainya, sebagaimana ia juga berbicara tentang cara pembuangan amandel, ia juga mngupas pandangan-pandanganya seputar kedokteran beru kanker, seperti kanker hati, kanker payu dara, dan bengkak-bengkak akut pada limpa, dan lain sebagainya.

Ibnu Sina merupakan pakar bedah yang piawai, dia telah melakukan pembedahan yang sangat cermat, seperti memberantas bengkak kanker pada periodenya yang pertama, dan membelah tenggorokan atau batang tenggorok, dan memberantas bisul dari selaput kristal dengan paru-paru, ia juga mengobati Ambeyen dengan cara mengikat, menggambarkan dengan cermat kondisi-kondisi hernia, sampai dia mengobati dubur (ambeyen) yang hingga sekarang masih di gunakan…..

Dia juga mempunyai kontribusi besar dalam bidang penyakit keturunan, ia menggambarkan secar rinci sebagian penyakit kewanitaan, seperti(keguguran dll) dan menjelaskan juga penyakit yang dapat menimpa wanita yang lagi nifas, seperti pendarahan, penyumbatan darah, dan apa saja yang menyebabkan bengkak dan demam yang parah, ia juga menjelaskan bahwa pembusukan janin itu terjadi karena sulitnya melahirkan, atau matinya janin, dan itu merupakan hal yang tidak di kenal sebelumnya, ia juga memaparkan tentang laki-laki dan perempuan dalam janin, lalu menghubungkan bahwa anak dalam janin adalah laki-laki, ini adalah perkara yang di kuatkan belakangan oleh ilmu modern. Di samping itu semua, dia juga pakar dalam bidang gigi.

Dari pembahasan diatas menunjukkan betapa besar kontribusi ilmuan Islam dalam bidang Kedokteran.

Dialih bahasakan dari buku Madza Qaddamal Muslimuuna Lil Alam karya Dr Ragib As-Sirjani.
 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan