Home » » Kontribusi Muslimin dalam Bidang Kedokteran

Kontribusi Muslimin dalam Bidang Kedokteran

Written By Amoe Hirata on Minggu, 05 September 2010 | 00.26

Saturday, June 26, 2010 at 4:28am

Ilmu Kedokteran dianggap sebagai bagian dari ilmu Biologi(Hayat) yang sangat luas cakupanya dimana kaum muslimin memiliki kontribusi yang sangat menonjol sepanjang masa peradaban emas mereka. Kontribusi-kontribusi itu tidak terdahului baik dari sisi cakupan dan keistimewaan dan koreksi terhadap jalanya ilmu kedokteran, hingga bagi yang melihat kontribusi yang abadi ini akan berimajinasi seolah tidak ada ilmu Kedokteran sebelum peradaban Islam.

Kreasinya bukan hanya pada pengobatan penyakit saja bahkan lebih luas sampai pada peletak dasar-dasar metode eksperimental(terapan) orisinil yang pengaruh besar dan menariknya mencakup pada segenap bidang praktik kedokteran baik pengobatan maupun pencegahan, atau penjagaan dan obat-obatan, atau bagian bidang-bidang kemanusiaan dan etika yang menghukumi praktik kedokteran.

Keistimewaan kontribusi Islami dalam dunia kedokteren sungguh nampak pada pengeluaran kumpulan kejeniusan kedokteran yang jarang dimana—sesudah Allah—memiliki jasa besar dalam merubah jalan kedokteran pada arah lain, yang metodenya di ikuti oleh generasi para dokter sesudahnya hingga masa sekarang.

Awal mula disiplin Ilmu Kedokteran terkandung pada bahwa manusia sejak ada di muka bumi telah terbimbing—dengan ilham Tuhanya---pada berbagai macam pengobatan yang sesuai dengan kadar akal dan perkembangan manusia, jenis pengobatan tersebut dinamakan pengobatan primitif sesuai dengan kelas peradaban manusia(ketika itu), karena itulah kita dapati Ibnu Khaldun menyebutkan:”…pada mulanya ahli peradaban pengobatan membangun pengobatanya pada percobaan-percobaan yang terbatas, dan menyebarluas diwarisi dari kepala suku, terkadang ada benarnya, akan tetapi itu bukan berdasar hukum alami(natural).


Ketika Islam datang pengobatan masyarakat Arab Jahiliyah masih tergolong primitif, maka Rosulullah mendorong sahabatnya untuk berobat lalu ia bersabda sebgaimana riwayat Usama bin Syarik(“ berobatlah kalian sesunggunya Allah tidak membikin penyakit melainkan membikin obatnya, kecuali satu penyakit: yaitu tua”). Dikenal dari Rasul pengobatan dengan madu, kurma, dan rerumputan alami dan lain-lainya yang dikenal dengan “Pengobatan nabawi”.

Hanya saja kaum muslimin tidak berhenti pada pengobatan nabawi saja bahkan mereka mengetahui sejak masa dini bahwa ilmu duniawi –salah satunya kedokteran—membutuhkan percobaan dan penelitian yang kontinu dan mempelajari apa yang dimiliki oleh umat-umat yang lain, itu sebagai penerapan petunjuk Islam yang selalu mendorong untuk menambah apa saja yang bermanfaat dan mencari hikmah dimanapun ia berada…Maka kita melihat dokter-dokter Islam mengenal pengobatan Yunani melalui Negara-negara yang telah ditaklukkan Islam, sebagaimana juga para khalifah meminta didatangkan dokter-dokter romawi yang dengan cepat dokter-dokter Islam belajar dari mereka, dan giat menterjemahkan buku-buku karangan mereka yang berkenaan dengan kedokteran, barangkali ini dianggap termasuk peristiwa terbesar pada dinasti umawi.

Ulama kedokteran muslim memiliki keistimewaan bahwa mereka orang yang pertama kali mengenal spesialisasi, diantara mereka ada yang sepesialis mata, dinamakan(Kahhalun), ada juga yang sepesialis bedah, spesialis bekam, dan ada yang spesialis penyakit wanita dan lainya. Diantara pakar besar piawai dalam bidang kedokteran pada masa itu ialah Abu Bakar ar-Razi, yang dianggap sebagai dokter terbesar pada sejarah ilmu kedokteran secara keseluruhan, dan dia memilika karya-karya bear seputarnya yang tidak mungkin di jelaskan padi tulisan ini.

Seiring waktu bergulir cepat hingga pada masa Abbasiah kaum mslimin telah menguasai baerbagai cabang kedokteran, da mengoreksi kesalahan-kesalahan ulama terdahulu terhadap teori-teori yang di telorkanya,dan mereka tidak hanya berhenti pada penyaduran dan terjemah saja, tetapi mereka sampai meneliti dan membenarkan kesalahan-kesalahan pendahulu.

Pengobatan mata telah berkembang pesat pada kaum muslimin, dan tidak ada seorang pun yang manandinginya bahkan Yunani sekalipun dan tidak pula orang yang semasa dengan mereka dan orang setelah mereka hingga beberapa abad melampaui kemampauan mereka, karangan-karangan mereka sebagai bukti pertama melalui beberapa abad yang lama, tidak heran jika kebanyakan pengarang hamper mengangap bahwa pengobatan mata adalah pengobatan dari Arab, para pakar sejarah menegaskan bahwa Ali bin Isa al=kahhal merupakan dokter mata terbesar pada abad pertengahan sepenuhnya, karanganya terbesarnya berjudul( al-Tadzkirah) .

Jika kita sebutkan pada lembaran cemerlang itu untuk ar-Razi dan ibnu Isa al-Kahhal kita juga mendapati Ulama besar yang lain yang dianggap pakar bedah terbesar dalam sejara, jika tidak secara mutlak, yaitu Abu al-Qasim al-Zahrawi(wafat:403 H)yang mampu—sebagaimana kami isyaratkan tadi---membikin kreasi alat-alat bedah seperti sisit dan gunting bedah sebagaimana juga membuat pletakan dasar-dasar dan hukum bedah, yang paling penting ialah mengikat isi perut untuak menghalangi pendarahan, dan ia juga membuat jaitan bedah, dan mampu menghenikan pendaahan dengan pembekuan.

Imam al-Zahrawi merupaka peletak pertama (teori-teori bedah) itu karena kreasinya dan menggunakan alat-alat suntik dan alat-alat bedah, yang pedanyalah didasarkan ilmu ini dengan menghancurkan batu dalam kandung kemih yang sekarang serupa dengan teleskop, dia merupakan orang yang pertama kali membuat dan penguna teleskop kemaluan wanita. Kitabnya yang berjudul(al-Tashrif liman `Ajiza anit Ta`lif) yang diterjamahkan pada bahasa latin oleh ilmuan Itali Gerardo da Cremano(1114-1187 M) dengan judul (ALTASRIF), ensiklopedi kedokteran yang saling melengkapi bagi peletak dasar ilmu bedah di Eropa, ini merupakan pengakuan mereka, sungguh bagian yang di bicarakan al-Zahrawi tentang pembedahan menempati tulisan-tulisan terdahulu, dan tetap sebagai rujukan pada ilmu bedah hingga abad ke enambelas(lima abad lebih setelah masanya), mencakup gambaran-gambaran penjelasan tentang sejumlah alat-alat bedah( sebanyak lebih dari duaratus lebih alat bedah) ia memiliki pengaruh sangat besar pada orang-orang yang datang setelahnya dari pakar bedah Eropa, alat-alat tersebut sangat penting menurut mereka yang menguasai ilmu bedah di Eropa pada abad enambelas , ilmuan pakar organ tubuh ang besar Helr berkata:”seluruh ahli bedah Eropa yang muncul setelah abad empat belas telah mengambil dan menerima pembahasan tersebut).

Ilmuan Islam lain yang namanya bersinar dalam bidang ilmu kediookteran seperti Ibnu Sina(wafat 428 H) yang mampu mempersembahkan untuk manusia kontribusi terbesar dengan pencapain penemuan-penemuanya , dan apa yang di mudahkan Allah padanya dalam menaklukkan ilmu kedokteran yang mulia. Dia merupakan rang yang pertama kali menemukan beberapa macam penyalkit yang tersebar hingga masa kita sekarang, dia yang pertama kali menemukan cacing pita, dengan demikian dia telah mendahului ilmuan Itali (Dobeini) kira-kira sembilanratus tahun sebelumnya,sebagaimana juga dia merupakan orang yang pertama kali mensifati radang selaput (sumsum, otak) dan yang pertama kali membedakan antara bengkak yang timbul dari dalam otak, dan bengkak yang timbul disebabkan dari luar, dan mensifati bahwa stroke disebabkan darah tinggi, menyalahi yang telah tetap pada pakar kedokteran Yunani klasik, disamping itu dia juga yang pertama kali membedaka antara sakit perut dan ginjal, sbagaimana ia juga orang yang pertama kali menemukan cara penularan sebagian penyakit menular seperti kusta dan campak(cacar), ia menyebut bahwa penyakit itu pindah melalui mahluk hidup yang lembut dalam air dan udara, ia berkata:”Air mengandung hewan-hewan kecil sekali yang tidak bias dilihat dengan mata telanjang, dan dialah yang menyebabkan sebagian penyakit) ini sebagaimana yang ditegaskan oleh(Fan liut hook)pada abad ke delapan belas dan ilmuan belakangan sesudahnya setelah penemuan mikroskop.

Dengan demikian Ibnu sina dianggap sebagai orang yang pertama kali meletakkan dasar(ilmu parasit/bakteri) yang menempati posisi tinggi pada ilmu kedokteran modern, sengguh ia telah mensifati pada pertama kalinya(radang selaput pertama) dan membedakannya dari (radang selaput kedua) dan penyakit yang serupa lainya, sebagaimana ia juga berbicara tentang cara pembuangan amandel, ia juga mngupas pandangan-pandanganya seputar kedokteran beru kanker, seperti kanker hati, kanker payu dara, dan bengkak-bengkak akut pada limpa, dan lain sebagainya.

Ibnu Sina merupakan pakar bedah yang piawai, dia telah melakukan pembedahan yang sangat cermat, seperti memberantas bengkak kanker pada periodenya yang pertama, dan membelah tenggorokan atau batang tenggorok, dan memberantas bisul dari selaput kristal dengan paru-paru, ia juga mengobati Ambeyen dengan cara mengikat, menggambarkan dengan cermat kondisi-kondisi hernia, sampai dia mengobati dubur (ambeyen) yang hingga sekarang masih di gunakan…..

Dia juga mempunyai kontribusi besar dalam bidang penyakit keturunan, ia menggambarkan secar rinci sebagian penyakit kewanitaan, seperti(keguguran dll) dan menjelaskan juga penyakit yang dapat menimpa wanita yang lagi nifas, seperti pendarahan, penyumbatan darah, dan apa saja yang menyebabkan bengkak dan demam yang parah, ia juga menjelaskan bahwa pembusukan janin itu terjadi karena sulitnya melahirkan, atau matinya janin, dan itu merupakan hal yang tidak di kenal sebelumnya, ia juga memaparkan tentang laki-laki dan perempuan dalam janin, lalu menghubungkan bahwa anak dalam janin adalah laki-laki, ini adalah perkara yang di kuatkan belakangan oleh ilmu modern. Di samping itu semua, dia juga pakar dalam bidang gigi.

Dari pembahasan diatas menunjukkan betapa besar kontribusi ilmuan Islam dalam bidang Kedokteran.

Dialih bahasakan dari buku Madza Qaddamal Muslimuuna Lil Alam karya Dr Ragib As-Sirjani.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan