Home » » Mengenang Pahlawan Agung

Mengenang Pahlawan Agung

Written By Amoe Hirata on Minggu, 05 September 2010 | 00.44

"Malam yang sangat dingin menggigil untuk berjihad di jalan Allah lebih aku sukai daripada malam pertama dengan gadis cantik nan jelita".

Sebuah ungkapan yang tidak akan pernah keluar dari mulut pengecut. Tidak akan pernah tersirat dari benak penakut. Tidak akan pernah terpikirkan oleh jiwa-jiwa kerdil. Ungkapan ini hanya keluar dari mulut pemberani yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi. Hanya tersirat pada benak pahlawan agung yang tak takut tantangan. Hanya terpikir oleh jiwa-jiwa yang optimis meraih keberhasilan.

Siapakah gerangan yang menuturkan kata manis itu? Dialah Pedang Allah Khalid bin al-Walid. Pahlawan agung yang pernah di miliki Islam. Panglima militer kawakan sepanjang sejarah Islam. Tokoh Jenius yang sangat di segani baik oleh kawan maupun lawan. Sosok karismatik yang mempunyai kontribusi besar dalam perjuangan Islam. Mendengar namanya saja musuh akan ketakutan.. Di tanganya telah tertoreh kemenangan-kemenangan besar.

Kepribadian agung yang di milikinya tidak sertamerta karena kejeniusanya, karena sejarah telah membuktikan bahwa dimasa jahiliah, kejeniusanya tak mampu melawan Islam. Kepribadian itu lahir dari perpaduan antara kekuatan iman yang maha dahsyat ditambah dengan bakat dan potensi yang di milikinya. Kemenangan-kemanangan besar yang diraihnya justru lahir ketika dia masuk Islam. Dengan demikian perpaduan antara iman dan bakat inilah yang kelak mengiringi kemenangan-kemenangan besar yang diraihnya.

Sebagai pahlawan yang besar kehidupanya sangat bersahaja. Lahir dari keluarga terpandang dan kaya raya tidak membuatnya hidup glamour. Ia lebih memilih hidup sederhana. Bakat militernya sudah terbentuk sedemikian rupa semenjak masa jahiliah. Kabilahnya yang bernama Makhzum merupakan kabilah yang sangat terkenal dalam bidang kemiliteran. Dari sinilah barang kali kita menemukan titik temu mengapa Khalid bisa menjadi pahlawan besar. Lingkuangan yang mendukung, bakat alamiah di tambah keimanan yang menghujam dalam hatinyalah yang semakin mematangkan kepahlawananya.

Lembaran sejarah telah membuktikan bahwa nilai satu Khalid sebanding dengan beribu-ribu orang. Suatu ketika Khalifa Abu Bakar As-Shiddiq berujar:" Apakah para wanita tidak mampu melahirkan anak seperti Khalid". Sangatlah wajar beliau mempertanyakan hal itu mengingat Khalid sangat signifikan dan besar jasanya pada Islam.

Walau telah malang melintang dalam arena perang, hidupnya berakhir diranjang. Tidak ada satu bagian pun dalam tubuhnya melainkan ada bekas luka. Ini mengindikasikan betapa beraninya ia. Allah menakdirkanya mati bukan dalam medan perang. Mungkin ia sangat menyesal meski ia tetap mendapat pahala syahid. Tapi begitulah kenyataan yang di hadapinya.. Meski raga telah lenyap, namanya akan senantiasa kekal dan harum. Selamat tinggal wahai pahlawan agung. Semoga di kemudian hari Allah akan melahirkan orang-orang besar sekalibermu yang mampu menyelamatkan umat dari keterpurukanya.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan