Home » » Mutiara Hikmah Uhud

Mutiara Hikmah Uhud

Written By Amoe Hirata on Minggu, 05 September 2010 | 00.40

Wednesday, June 23, 2010 at 2:12am

1. Menyalahi perintah Allah ta`ala dan Rasul-Nya-Shallallhu `alaihi wasallam- tidak akan mendatangkan kebaikan selamanya. Keberuntungan, kemenangan dan apa saja jenis kebaikan itu berkaitan erat dengan penerimaan dan ketaatan mukminin kepada Allah-ta`ala-. Ketika pasukan panah melanggar perintah nabi dan meninggalkan tempat mereka tersibaklah pertahanan belakang kaum muslimin, hingga akhirnya dikalahkan oleh musuh.

2. Sunnatullah berlaku pada siapapun baik muslim ataupun non muslim, tidak ada keistimewaan sedikitpun bagi kaum muslim dalam penerapan sunnatullah pada mereka, jika mereka meningalkan sebab-sebab kemenangan yang diperintah Allah untuk diambil dan dipegang erat maka Allah akan berpaling dari mereka, dan membiarkan mereka dan musuhnya. Muslimun tidak akan menang dari musuhnya melainkan jika bertakwa kepada Allah ta`ala.

3. Nabi shallallahu `alaihi wassalam ingin membuang rasa pesimis dari hati sahabat-sahabatnya, atau mengaitkan kekalahan dengan jaman , tempat atau lainya yang tidak ada hubunganya sama sekali denganya. Nabi bersabda perihal Hud:"gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya", dengan demikian gunung Uhud bukanlah sebab dari kekalahan mereka.

Anehnya, ada sementara orang yang menggambarkan bahwa takdir Allah berkaitan dengan warna baju yang dipakai, atau macam makanan yang dimakan, dan lain-lainya yang merupakan mitos dari kaum lemah iman.

Ada banyak dalil yang menjelaskan tentang anjuran untuk tidak pesimis dan merasa sial, diantaranya adalah sebagai berikut, Nabi bersabda:" Tak ada `adwa(sesuatu yang menyebabkan sesuatu yang lain terjadi dengan sendirinya) dan tidak pula Thiyara(merasa sial), sedangkan aku amat mengagumi alfa`lu(sikap optimis, ata bijaksana dan baik)(Hr: Bukhari, Muslim).

4.Diantara sebab yang membuat kaum muslimin lemah dan hina ialah ketergantungan mereka dengan dunia dan meninggalkan akhirat,padahal ini merupakan hal yang dikhawatirkan nabi-shallallahu alaihi wassalam- terhadap umatnya, ia tidak menguwatirkan kemiskinan menimpa mereka akan tetapi yang paling di cemaskanya ialah ketika di bukakan pintu dunia untuk mereka kemudian mereka bersaing utuk mendapatkanya, yang menjadi sebab kebinasaan mereka, sebagaimana disinyalir dari hadis Rasululllah:" Demi Allah bukan kefaqiran yang aku cemaskan pada kalian, tapi yang paling aku cemaskan ialah ketika di bentangkan pada kalian dunia sebagaimana dibentangkan pada umat terdahulu, lalu mereka bersaing untuk mendapatkanya , dan akan membinasakan kalian sebagaimana mereka binasa".(HR: Bukhari, Muslim)

Ini benar-benar terjadi pada kisah pasukan panah yang sibuk mengumpulkan harta rampasan perang, kemudian meninggalkan tempat mereka yang menjadi sebab pecahnya kaum muslimin.

5. Allah dan Rasul-Nya menyikapi kesalahan yang dilakukan pasukan panah dengan pemberian maaf dan toleransi dan tidak sampai mengeluarkan mereka dari barisan kaum muslimin, bahkan mereka ikut serta mengejar kaum musyrikin seusai peperangan, berdasarkan perintah nabi-Shallallahu `alaihi Wasslam bagi bagi siapa saja yang ikut serta dalam peperangan. Allah telah memberikan maafnya dalam al-Quran:" Sungguh orang-orang yang lari dari kalian pada hari bertemunya dua kumpulan, sesungguhnya mereka hanya di gelincirkan oleh syaithan dengan sebagian yang mereka lakukan, dan Allah telah mengampuni mereka, sesunggunya Allah maha Pengampun ladi Penyantun(Qs:Ali Imran:155)

6.Sikap orang-orang munafik dan orang-orang kafir adalah sikap yang hina. Karna itu tidak sepatutnya bagi barisan muslim mempercayai mereka pada urusan apapun, bahkan mereka selalu diluar perkiraan. Ibnu Ubay bin Salul telah menarik pasukanya pada perang Uhud dan kembali dengan jumblah besar bersamanya dengan anggapan bahwa nabi hanya mengajak musyawarah pemuda dan tidak bermusyawarah dengan orang-orang tua yang sudah berpengalaman, sedang urusan tidak diserahkan kepada Rasululllah yang selalu di kuatkan dengan wahyu.

7. Semangat pemuda untuk berjihad dan kecintaan kaum muslimin untuk mendapatkan syahadah dan ganjaran mujahidin, hal itu nampak jelas pada desakan sahabat( yang tidak ikut perang dalam perang Badar Kubro) pada nabi untuk memerintahkan mereka keluar menghadapi musuh supaya mereka mendapat kemuliaan dalam jihad. Demikianlah seharusnya sifat kaum muslimin, mereka tidak akan dikalahkan oleh musuh mereka melainkan ketika mereka ditimpa Wahn yaitu cinta dunia dan takut mati.

8.Rasa sakit dan luka yang mematahkan gigi geraham nabi memberikan kita dalil bahwa para dai akan mengalami banyak rintangan, karena itu mereka harus senantiasa bersabar dan mengharap pada Allah, sebagaimana hendaknya atas pemimpin turut serta berperang dan berjihad bersama mereka, dan mendapat kesusahan sebagaimana tentaranya.

9.Nampak fenomena cinta yang menarik dari kaum muslimin terhadap nabi mereka dimana mereka khawatir nabi terkena apa yang tak di kehendaki, dan mereka sangat senang sekali ketika mereka tahu nabi selamat. Kedudukan nabi bagi jiwa umat dan hatinya hendaknya lebih didahulukan atas segala apapun yang berharga dan mahal menurut mereka.

10.Kaum muslimin terluka sebagaiman musuh mereka, sebagaimana firman Allah:" Jika kamu tertimpa luka, sungguh kaum (musyrik )juga tertimpa luka sepertinya."(Ali Imran:140). Akan tetapi kaum muslimin mengharap ganjaran dan surga Allah yang tidak dinginkan oleh orang-orang kafir, bahkan mereka tidak tahu dan tidak berusaha mendapatkanya, maka tentara mereka tang terbunuh masuk neraka sedangkan syuhada` muslimin yang terbunuh masuk surga dengan ijin Allah ta`ala.

11. Turun beberapa ayat yang menguatkan bahwa kekuasaan dan tamkin - meskipun terpecah- hanyalah akan di peroleh oleh kelompok mukmin, sebagaimana firman Allah:" dan janganlah kalian lemah dan bersedih hati sedang kalian lebih tinggijika kalian beriman".

Wallahu a`lam

Di terjemah dari kitab " Pelajaran-pelajaran Dari sirah Nabi Pada Periode Madinah"
Penyusun:Dr, Marwan Muhammad Mushthafa Syahin, Dosen fakultasUshuluddin Jurusan, Hadis al-Azhar Universiti.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan