Home » » AHQ(Asmaa`ul Husna Quotient)

AHQ(Asmaa`ul Husna Quotient)

Written By Amoe Hirata on Minggu, 28 November 2010 | 02.28

Kebanyakan orang di Indonesia mungkin sudah banyak mengenal dan mafhum tentang ragam kecerdasan yang dimiliki manusia. Ada istilah IQ(Intelectual Quotient), ada EQ(Emotional Quotient) dan SQ(Spritual Quotient). Tidak hanya itu saya juga pernah menjumpai dan membaca judul buku yang menggunakan quotient-quotientn lainya seperti, 'QQ(Qur`aniq Quotient)' . Bahkan menariknya ada yang mengawinkan ragam kecerdasan tadi seperti: "ESQ"(Emosional Spritual Quotient) yang dibawa oleh Ari Ginanjar. Ada juga "FSQ"(Finansial Spritual Quotient)yang dibawa Iman Supriyono.

AHQ(Asma`ul Husna Quotient) sangat berbeda dengan ragam kecerdasan yang lain. AHQ merupakan metodologi pendayagunaan semua aset kecerdasan manusia yang disarikan dan diilhami oleh Asma`ul Husna(Nama-nama Tuhan Yang indah). Ini berarti, sebagai metodologi ia ingin menggabungkan beberapa kecerdasan yang dimiliki manusia, baik itu IQ, EQ, dan SQ. Dengan menggunakan metodologi ini diharapkan seorang akan mampu memanfaatkan semua kecerdasan yang ia miliki dengan sebaik-baiknya.

Mungkin orang akan bertanya-tanya mengapa memakai pendekatan AH(Asma`ul Husna). Asma`ul Husna merupakan nama-nama indah yang dimiliki Tuhan yang difirmankan dalam kitab suci al-Qur`an dan al-Sunnah. Ia bukan sekedar nama indah. Ia bukan sekedar mengandung estetika. Lebih dari itu bahwa keberadanya dimaksudkan untuk diamalkan dan didayagunakan dalam dinamika kehidupan sehari-hari.

Dalam al-Quaran di tegaskan :" Dan hanya kepunyaan Allah lah nama-nama yang sangat indah, maka berdoalah denganya". Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Allah memiliki nama-nama indah barang siapa menghitungnya maka dia akan masuk surga. Menghitung disini menurut huruf Arabnya ialah Ihshaa`. Kata Ihsha` bukan hanya bermakna menghitung tetapi juga memahami dan mengamalkanya. Dari sinilah dapat dimengerti bahwa yang bisa menggunakan metodologi ini hanya orang yang mampu memadukaan tiga kecerdasan sekaligus. "Menghitung" dan "memahami" membutuhkan kecerdasan intelektual. Sedangkan "pengamalan" membutuhkan kecerdasan emosional. Sedangkan letak kecerdasan spritualnya berada pada sejauh mana individu mampu mengaktualisasikan spritualitasnya melalui berdoa dengan asma`ul husna sehingga ia akan mencapai spritualitas tinggi yang membuahkan surga.

Cara mudahnya ialah dengan menghitung, menyelidiki, mamahami dan beretika dengan asmaul husna. Contoh simpelnya, diantara nama Tuhan adalah `Alim(Maha Mengetahui) dengan demikian kita harus betul-betul memahaminya dan berusaha untuk menjadi alim, dengan demikian kita akan terhindar dari kebodohan. Kata `Alim berhubungan dengan kecerdasan intelektual. Tuhan juga mempunyai nama Rahman dan Rahim aplikasi dari nama ini ialah hendaknya kita mempunya rasa kasih sayang yang tinggi. Kata Rahman dan Rahim berhubungan dengan kecerdasan emosional. Tuhan juga bernama Ilaah aplikasi dari nama ini ialah tiada fokus yang lebih tinggi dalam jiwa kita melainkan mengabdi pada Tuhan yang benar-benar layak disembah. Kata Ilaah berhubungan dengan kecerdasan spiritual.

Masih banyak lagi nama-nama Tuhan yang terangkum dalam Asma`ul Husna. Intinya, dengan menghitung, menyelidiki dan mengamalkannya maka akan mampu memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki secara proporsional dan professional. Orang yang benar-benar mengamalkan metodologi AHQ insyaAllah akan dapat memaduakan kecerdasan yang dimiliki. Dengan demikian dia tidak hanya mendapatkan keuntungan duniawi saja tetapi sampai pada keuntungan ukhrowi.



Wallahu a`lam bisshawab


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan