Ketenangan
KJM(Kerajaan Jasad Manusia) mulai terganggu. Pasalnya, para wazir kerajaan yang
selama ini dikenal adil dan intelek semakin tidak menggubris aspirasi rakyat.
Mereka seolah acuh dengan kondisi rakyat yang sedang mengalami bencana dan
musibah. Di kota DIM(Daerah Istimewa Perut) tengah terjadi letusan-letusan
kawah bisul. Di kota ''Mata" telah terjadi banjir bandang air mata. Di
daerah pedalaman ''Mulut" sedang ditimpa gempa"gigi" hingga
banyak rumah-rumah gigi yang runtuh menjadi bangkai bangunan. Tak ketinggalan
pula daerah pedalaman; Dusun "Tenggorok" sedang dilanda
kemarau"Panas Dalam". Di kota"Kaki" telah dibanjiri
lumpur-lumpur"Nanah Busuk" yang menyebabkan raibnya rumah-rumah warga
"Bulu Kaki".
Bencana-bencana itu tidak membuat wazir segera
sadar. Bahkan kritik-kritik yang membangun dari perwakilan masyarakat setempat
tidak direken dan dianggap remeh. Kritik-kritik rakyat yang disematkan pada
para wazir bagaikan angin lewat saja. Sampai-sampai saking marahnya, ada pemuka masyarakat yang berujar:"
Mereka belajar dari mana ilmu kanuragan "Kebal Kritik" hingga
aspirasi rakyat terabaikan. mereka hanya bisa mendengus pelan dan mengenang;''
Andai raja "Hati' masih hidup niscaya ga sampai terjadi demikian. Pada
puncak kemuakan, dibawah bayang-bayang keputus asaan mereka serentak
berdoa:"Wahai Tuhan kami, kami sudah tak kuat menahan bencana-bencana ini,
gantilah negri kami menjadi negri yang aman, tentram dan sentausa, kami siap di
jemput kematian, kami tidak rela meniliki wazir-wazir yang dzalim dan lalim
itu, hancurkan!hancurkan!hancurkan!.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !