Paino terlihat gulana. Ia tatap lamat-lamat rumah gubuknya. Oh, terlalu banyak kenangan tersimpan. Apa daya, untuk sementara harus merantau. Menelusuri berbagai kemungkinan, menuju kesuksesan. Bagai orang hendak mati, ia berwasiat dengan sepenuh hati. Bila pada akhirnya ia tak berjumpa, mudah-mudahan ini adalah bukti sejarah:
Di rumah ini
Sejarah dimulai
Dari kebersahajaan
Menuju kesuksesan
Dengan bekal cinta
Semua yang ada
Menjadi berkesan
Meski kadang menyakitkan
Rumahku adalah surga
Yang terbangun dengan kasih dan cinta
Memang tak seindah perumahan
Namun menyimpan keindahan
Saat sukses nanti berjumpa
Kami tetap setia
Berteman ketulusan
Beriring kesederhanaan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !