Home » » ISIS Vs SUMER

ISIS Vs SUMER

Written By Amoe Hirata on Rabu, 13 Agustus 2014 | 21.46


            Ketika sedang asyik membersihkan rumput di samping pendopo al-Ikhlash, Sarikhuluk kedatangan tamu istimewa. Bapak Kepala Desa Jumeneng, Bapak. Syahid Cokro Hadikusumo beserta rombongan perangkat desa bertamu ke rumah Sarikhuluk. Dalam hati Sarikhuluk agak merasa heran, tumben Kepala Desa lengkap dengan perangkatnya datang langsung ke rumah Sarikhuluk. Biasanya mereka mengirim utusan ke rumah Sarikhuluk. Dimulailah dialog diantara mereka dengan Sarikhuluk. “Assalamu`alaikum Cak! Sebelumnya saya mewakili perangkat desa mohon maaf jika menganggu aktivitas njenengan. Terus terang kami kemari ada keperluan yang sangat penting menyangkut stabilitas keamanan desa kita Cak. Bagi kami Cak Sarikhuluk adalah tokoh desa yang bisa diandalkan untuk meredam dan mengatasi permasalahan asyarakat. Kami butuh kerja sama njenengan” sapa Bapak Syahid Cokro Hadikusumo selaku Kepala Desa Jumeneng. “Wa`alaikumussalam. Ah sampean ini bisa saja. Saya ini tak lebih dan tak kurang sama saja seperti warga yang lainnya. Saya bukan tokoh, saya bukan siapa-siapa. Ada permasalahan apa pak yang sampai mengganggu stabilitas keamanan desa?” komentar Sarikhuluk.
            “Begini Cak. Sekarang `kan lagi santer berita tentang ISIS(Islamic State in Iraq and al-Shām) alias Negara Islam Irak dan Syam. Pemimpinnya ialah Abu Bakar al-Baghdadi. Ini sangat meresahkan Cak, mengingat cara-cara yang dilakukan adalah cara-cara represif dan cendrung menggunakan segala tindakan kekerasan. Meskipun gerakan Hizbu Tahrir adalah gerakan yang menjunjung tinggi dan memperjuangkan sistem khilafah, namun mereka jelas-jelas tidak setuju dengan berdirinya ISIS. Ormas-ormas Islam di Indonesia pun secara umum setuju untuk penolakannya” lanjut Bpak. KADES. “Lha terus masalahnya apa pak?”. “Masalahnya begini Cak, di beberapa daerah Indonesia `kan diberitakan sudah banyak yang diindikasi telah terpengaruh dengan ISIS, Pemerintah Indonesia pun juga banyak mengantisipasi dan mewaspadai bahaya ISIS, nah tujuan saya kemari ingin mengajak kerjasama dengan Cak Sarikhuluk yang sudah kami anggap sebagai tokoh masyarakat untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan serta penyadaran” tambah Kades menjelaskan. “Jujur saya sebenarnya kurang mengerti sebenarnya ISIS itu seperti apa. Yang saya ngerti, ‘isis’ dalam bahasa Jawa yang berarti sejuk, segar lawan dari kata ‘sumer’(panas, gerah)” timpal Sarikhuluk dengan senyum khasnya.
            “Saya sama sekali tidak keberatan untuk membantu memberi pencerahan dan penyadaran kepada penduduk desa Jumeneng. Masalahnya penduduk desa kita terlalu canggih untuk bisa dipengaruhi oleh gerakan semacam itu. Penduduk desa kita selalu menghargai toleransi. Penduduk kita bertahun-tahun telah mampu menciptakan kondisi yang aman, tentram dan nyaman. Mereka tidak gampang terpengaruh, namun mampu memberi pengaruh positif pada penduduk desa tetangganya. Kalau saya bertemu mereka tidak pernah memberikan ceramah, nasihat, atau petuah. Bukan berarti ceramah tidak baik, tapi mereka lebih suka diingatkan dengan cara dialog yang santun dan mencerahkan. Justru menurut saya, kita harus waspada terhadap isu-isu yang sedang digembor-gemborkan media mengenai ISIS dan lain sebagainya. Ingat sekarang konflik Palestina dan Israel belum juga reda. Sengketa suara PILPRES di Mahkamah Konstitusi juga masih berjalan. Jangan sampai kita termakan isu sehingga kita melupakan masalah Palestina dan gugatan sengketa suara PILPRES.” Penjelasan Sarikhuluk, kemudian ia berhenti sejenak mempersilahkan hidangan kopi yang sudah dihidangkan.
 “Ini bukan masalah pro atau tidak pro, tapi yang kita junjung tinggi adalah nilai keadilan dan hak manusia untuk bebas dari segala bentuk kolonial. ISIS juga tidak bisa kita klaim pasti buruk jika informasi yang kita terima belum begitu cukup dan akurat. Jangan sampai perhatian kita dialihkan dari perkara yang sebenarnya sangat subtansial menuju perkara-perkara yang remeh dan tak mendasar. Lebih baik sejenak kita ngISIS(mencari kesegaran, kesejukan: red Jawa), hati dan pikiran di tengah keSUMERan(kepanasan, kegerahan) masalah yang multidimensi di negara kita serta problematika internasiolal (dalam hal ini konflik Palestina dan di negara Arab) yang tak kunjung reda meski di sana ada PBB, serta Amerika yang katanya pembela demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Kalau dalam bahasa Jawa ‘ISIS’ itu bagus karena orang yang lagi ‘sumer’(gerah, panas) butuh kesegaran. Di negara kita ini kira-kira lebih membuat kita ‘isis’ atau ‘sumer’?” pungkas Sarikhuluk. Setelah mendapat penjelasan seperti itu akhirnya KADES beserta perangkat desa merasa cegek dan merasa tak bisa membantah Sarikhuluk. Akhirnya mereka pamit dengan tangan kosong.

Sumengko, Rabu 13 Agustus 2014/21:34 
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan