Salah satu kelebihan
manusia dibandingkan dengan hewan serta makhluk lain yang ‘tak memiliki pilihan’(musokhor)
ialah kemampuan bayan(mengungkapkan/melafalkan sesuatu). Kemampuan bayan
ini merupakan implikasi dari
keistimewaan manusia yang mendasar dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Keistimewaan itu ialah: akal. Dengan akal manusia mampu memaknai sesuatu.
Semakin banyak makna dikuasai melalui indra yang dimiliki -yang kemudian
diproses oleh akal-, maka semakin pandai pula orang mengutarakan sesuatu. Dari
sini kita mengerti bahwa lafal yang digunakan oleh suatu kaum untuk
mengutarakan maksud yang tersimpan dalam benaknya disebut: bahasa. Dengan
bahasa orang akan mampu berkomunikasi dengan baik antara satu dengan yang
lainnya. Ketika terjadi komunikasi yang baik, maka kebutuhan manusia yang satu
dengan yang lainnya akan terpenuhi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bahasa
merupakan keistimewaan manusia sekaligus sebagai sarana efektif untuk
mengutarakan kehendak hati.
Di dunia ini banyak
sekali bahasa. Diantara hal yang bisa dijadikan sebagai standar untuk
menunjukkan keistimewaan suatu bahasa ialah: kaya. Kekayaan kosakata bahasa
menunjukkan kebesaran suatu bahasa. Di sepanjang sejarah kehidupan manusia kita
mengenal peradaban-peradaban besar seperti, imperium Romawi, imperium Persia,
Kekaisaran China, India dan lain sebagainya. Sebagai suatu peradaban yang
pernah diabadikan sejarah, tentu saja memiliki kekayaan bahasa yang tak perlu
diragukan, namun pertanyaannya kemudian ialah apakah kekayaan bahasa mereka
bisa bertahan lama, bisa terjaga orisinalitasnya? Romawi dan Persia sudah
tumbang . China dan India masih eksis dan sangat maju dalam bidang ekonomi.
Bahasa China juga termasuk bahasa yang banyak dipelajari di dunia. Namun
sehebat-hebatnya bahasa yang dimiliki oleh manusia, bisakah terjaga
kemurniannya dan tetap bisa terpakai di akhirat kelak? Islam sebagai agama
rahmat bagi seantero alam memiliki jawabannya. Bahasa itu ialah bahasa Arab.
Bahasa Arab sangat kaya
dengan kosa kata. Di antara contohnya ialah: kata madu mempunyai lebih dari 80
kata, serigala 200 kata, singa 500 kata, unta 1000 kata, pedang 1000 kata, dan
lain sebagainya. Ada satu kata seperti `ain memiliki banyak makna(yang
biasa disebut musytarak), ada juga banyak kata yang memilik makna yang hampir
mirip (muradif: sinonim). Susunan kaidahnya begitu akurat sehingga
kesalahan harakat saja, meski sama tulisannya, bisa merubah arti. Tak hanya
itu, bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai
bahasa al-Qur`an selaku kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah ta`ala.
Kemurniannya dijaga langsung oleh Allah. Berabad-abad lamanya bahasa Arab
menjadi bahasa induk dunia ketika peradaban Islam menjadi mercusuar peradaban
dunia. Kala itu siapa saja yang menginginkan kemajuan bagi negaranya, mau tidak
mau harus mempelajari bahasa Arab untuk belajar ilmu kepada ulama-ulama Islam.
Pesona al-Qur`an dan al-Sunnah begitu luar biasa hingga mampu mengantar
penduduk yang dulunya diremehkan dunia, menjadi katalisator peradaban yang
mengangkat martabat manusia, dari kegelapan menuju cahaya.
Bahasa Arab, di samping kaya, terjaga, tahan lama, dan
orisinil, ia juga bahasa yang lintas dimensi. Tidak ada bahasa di dunia ini
yang masih terpakai hingga di akhirat kelak, melainkan bahasa Arab. Bahasa Arab
adalah bahasa penduduk surga. Bahasa Arab adalah bahasa pemersatu antar negara
muslim. Sungguh sangat ironis jika bahasa yang dipilih oleh Allah ta`ala
sebagai bahasa kitab-Nya, sebagai bahasa Nabi Muhammad shallallahu `alaihi
wasallam, tiba-tiba sekarang lambat laun begitu diremehkan. Banyak orang
muslim yang lebih bangga mempelajari bahasa lain daripada bahasa Arab. Bukan
berarti tak boleh belajar bahasa lain, tapi menyepelekan bahasa Arab sebagai
bahasa agama, adalah tindakan yang tak bisa dibenarkan secara syari`at.
Bagaimana mungkin bisa memahami ilmu agama secara kâffah(keseluruhan)
jika tak mengerti bahasa Arab. Untung saja bahasa Arab adalah bahasa yang
selalu dijaga oleh Allah dan tak akan lekang bersama waktu. Bahasa yang tak
hanya berdimensi dunia, tapi juga berdimensi akhirat. Betapa beruntung orang
bisa menguasainya, dan menjalankan ajaran agama Islam.
Sumengko, Senin 11 Agustus 2014/16:03
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !