Home » » Ujian Ramadhan Sedang Berlangsung

Ujian Ramadhan Sedang Berlangsung

Written By Amoe Hirata on Rabu, 05 Juli 2017 | 14.39

            SATU bulan penuh umat Islam telah menjalani sekolah di Madrasah Ramadhan, kini saatnya, sebelas bulan ke depan, hingga berjumpa Ramadhan kembali, adalah waktu yang paling siginifikan dalam menentukan kelulusan. Akan dirasakan oleh masing-masing individu, apakah dirinya sukses menjalani ujian ini, atau justru gagal.

            Ketika Madrasah Ramadhan mengajarkan pengendalian diri dalam bentuk syariat puasa, apakah para murid di madrasah penuh berkah ini mampu mempraktikkannya di bulan lainnya. Masih ada puasa Dawud, Senin dan Kamis, Ayyamul Bidh (13, 14, 15), dan lain sebagainya yang siap mengujinya. Apakah akan konsisten, atau malah hanya menjadi kenangan.
            Saat Ramadhan memberi pelajaran “Qiyamul Lail” (Shalat Malam), apakah mampu dijalankan oleh santri Madrasah Ramadhan di bulan-bulan lainnya? Malam-malam yang sunyi, apakah diisi dengan shalat tahajjud, atau justru hanya digunakan untuk memuaskan tidur dengan suara dengkur? Belum lagi, ada banyak shalat-shalat sunnah lain yang siap menunggu pembuktian.
            Demikian juga sedekah, membaca al-Qur`an, zakat, memberi makan orang yang berpuasa, menyantuni orang miskin dan anak yatim, serta berbagai bentuk amal kebaikan lainnya apa masih bisa ditularkan pada bulan-bulan lainnya? Di situ pelajaran-pelajaran berharga ini akan diuji.
            Pada sebelas bulan ke depan, akan diketahui, apakah Ramadhan hanya dijadikan bulan “ketaatan musiman” atau “ketaatan sepanjang zaman”? 
Seorang budak perempuan pernah dijual oleh tuannya. Di rumah yang baru, ia kaget. Tuan barunya tidak menghidupkan malamnya dengan tahajud, dan ibadah lainnya. Ia mempersiapkan Ramadhan hanya dengan bentuk yang sangat dangkal berupa makanan dan minuman, ibadah-ibadah hanya meningkat di bulan Ramadhan. Akhirnya ia membuat keputusan, “Kembalikan aku kepada tuan sebelumnya. Karena, di situ aku mendapati Ramadhan setiap hari. Mereka beribadah sepanjang tahun, tidak menunggu Ramadhan.”

            Berkaca pada tujuan puasa, adalah membentuk hamba yang tattaqûn (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kata “tattaqûn” adalah berbentuk fi’il mudhari’ (kata kerja bentuk sekarang dan yang akan datang) yang ditujukan untuk komunitas orang-orang beriman. Dengan demikian, orang yang akan lulus dari ujian Madrasah Ramadhan, adalah yang secara dinamis, tekun, dan rajin mengaktualisasikan takwa sepanjang tahun dengan amal-amal saleh unggulan yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan. Wallahu a’lam.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan