"Kemajuan teknologi-informasi begitu mencengangkan. Masyarakat dimanjakan dengan aplikasi-aplikasi yang memudahkan mereka berkreasi," ucap Karjo mengawali diskusi di pendopo al-Ikhlas.
"Lha terus masalahnya apa Jo? Kan menambah daya kreasi itu bagus?." timpal Paidi.
"Aku belum selesai ngomong Di. Sayangnya, daya kreatifitas sudah kelewat batas, tak beriring pagar akhlak dan adab. Dalam kaitannya masalah MEME misalnya, dengan seenak "udel"-nya sendiri tanpa klarifikasi, minta izin, juga belum tentu paham langsung dibuat meme-meme liar sesuai kehendak diri. Tak jarang juga, omongannya di-"mutilasi" sesuai maksud sendiri,"
"Iya Jo," sahut Paimen, "Sarikhuluk juga sering jadi korban pembuat meme liar. Kemarin saja muncul meme Sarikhuluk yang quote-nya: 'Jangan pergi ke warung Bu Sinta!' Isinya Kan provokatif dibuat polosan begitu. Kan bahaya framing seperti itu. Apa lagi, dalam meme itu dipampang gambar Sarikhuluk yang dalam kondisi mimik marah dan mengepalkan tangan kanan. Padahal, itu photo orasi Agustusan dan aku hadir waktu Sarikhuluk ngomong kaya gitu. Omongan Sarikhuluk aslinya, 'Jangan pergi ke warung Bu Sinta kalau ga mau ketagihan kopi dan mendoan!' sambil senyum dan terlihat kagum. Rupanya, yg dengki dengan kelarisan warung Bu Sinta membuat meme kaya tadi, sehingga bisa mengakibatkan fitnah dan adu domba antara Sarikhuluk dan Bu Sinta, terlebih customer-customer warung yg cukup militan, hehehe," sambil nyengir kuda.
"Ini namanya balada Meme-isme," Karmen menambahkan, "kata-kata yg terucap, dipasung oleh keinginan kreator-kreator meme yg tak bertanggung jawab berdasarkan pagar-pagar nafsu yg membuat makna semakin liar dan bias. Bayangkan! Kata yg terucap dari lisan seseorang, bila diceritakan oleh orang lain saja terkadang banyak reduksi bahkan tambahan-tambahan, apa lagi dipangkas melalui meme-meme yg diiringi gambar-gambar menggoda. Ngeri banget memang."
"Akhlak dan adab memang perisai paling ciamik yg bisa memproteksi seseorang dari kreasi meme-meme liar. Sarikhuluk pernah berujar, 'Jangan berhenti kepada kata, karena kata sering kali membuat salah sangka dan terbatas. Dengan perbuatan nyata beriring akhlak mulia dan adab luhur, kata-kata semakin bermakna dan terhindar dari predator meme yang semakin liar,' sudah gitu aja," kata Gimen sok nyambung.
Kasmen terlihat khusyu menyimak dari tadi sambil manggut-manggut laiknya seniman besar yang sedang menikmati karya seni berkelas. Tapi komentarnya membuat gubrak seisi pendopo, sebagai pamungkas dia bertanya, "Jo, arti meme itu apa ya?" Bergubraklah seisi pendopo.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !