Home » » Dua Generasi Pembebas Palestina I

Dua Generasi Pembebas Palestina I

Written By Amoe Hirata on Senin, 17 Oktober 2016 | 05.14

            Hari Ahad, bakda shalat Dzuhur (16/10/2016), aku berkesempatan menghadiri acara yang dihelat SOA (Spirit of Aqsha) mengenai pembebasan Palestina. Kali ini, yang didapuk menjadi presentator adalah Ustadz. Asep Sobari, Lc (Pimpinan Sirah Community Indonesia).
            Tema yang diangkat cukup menarik, “Dua Generasi Pembebas Palestina.” Menarik karena, dari judul ini audiens akan dibuat penasaran mengenai karakteristik dari dua generasi  yang sama-sama memiliki konsentrasi dalam pembebasan Palestina.
            Dalam pembukaannya, ustadz jebolan Madinah ini memaparkan poin penting, “Al-Quds poros dunia.” Apa pun negaranya, dari zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hingga sekarang sangat peduli dengan permasalahan Palestina, sebab ia adalah poros dunia. Bahkan pada pemaparan yang lebih dalam beliau menandaskan, “Palestina adalah pasak.” Jika pasak ini goyah, maka akan terjadi masalah besar bagi umat Islam. Maka tidak mengherankan menurut pakar sirah ini, “Musuh Islam sangat memperhatikan persoalan Palestina.”
            Melihat betapa pentingnya masalah Palestina ini, maka sangat relevan sekali pada momen ini dibahas tema, “Dua Generasi Pembebas Palestina.” Dua generasi karena di pelataran sejarah, dua generasi itulah yang memang sebagai pembuka dan membebaskan kembali. Dipilih kata “generasi” karena proyek pembebasan bukanlah jerih payah individual, tapi sebuah sinergi apik dari kolektifitas umat yang bahu-membahu mengupayakannya.
            Di samping itu pemilihan kata “pembebasan” adalah terjemahan dari kata Arab “al-Fathu”. Walaupun ada yang mengartikannya sebagai penaklukan, namun sejatinya yang paling pas adalah pembebasan. Karena bila ditelisik berdasarkan paradigma sejarah, maka didapati bahwa kerja yang mereka lakukan adalah gerakan pembebasan.
            Kata-kata Rib’i bin ‘Amir berikut, menjadi bukti rill bahwa al-Fathu berarti pembebasan:
اللَّهُ ابْتَعَثْنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ إِلَى عِبَادَةِ اللَّهِ، وَمِنْ ضِيقِ الدُّنْيَا إِلَى سِعَتِهَا، وَمِنْ جَوْرِ الْأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ الْإِسْلَامِ
Allah mengutus kami untuk mengeluarkan (membebaskan) orang yang dikehehendaki-Nya dari penyembahan sesama hamba, menuju penyembahan kepada Allah (semata); demikian pula dari kesempitan dunia, menuju keluasannya; di samping itu juga dari kezaliman agama-agama, menuju keadilan Islam,” (Ibnu Katsit, al-Bidāyah wa al-Nihāyah, VII/39).
            Tidak kalah penting dari itu adalah kata “Palestina”. Wilayah ini sebegitu pentingnya lantaran, di dalamnya ada Masjid al-Aqsha sebagai pusat. Dalam dinamika sejarah umat Islam, terbukti pembebasan Palestina dari masa ke masa menjadi proyeksi mereka untuk mewujudkan peradaban Islam. [Bersambung]
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan