Home » , » Kegigihan Tikus

Kegigihan Tikus

Written By Amoe Hirata on Selasa, 25 Oktober 2016 | 12.47

            
SIANG hari, dari lubang kecil tembok kayu triplek kos-kosan, keluarlah satu tikus untuk mengais rezeki di dalamnya. Agak geli juga rasanya. Aku kejar, aku gertak, nyalinya pun ciut kemudian dengan terbirit-birit memasuki lubang kecil yang dibuatnya.
            Aku tak mau kalah. Pasca peristiwa pe-lobangan dan pem-bolongan, dengan segera aku mencari tutup sekenanya untuk ditempel kemudian dipadu dengan solatip. Ketemulah kardus bekas, dan al-hamdulillah lobang kecil itu bisa diatasi dengan secepatnya.
            Selang beberapa hari, terdengar suara aneh. “Kresek, kresek, kresek,” rupanya tikus berupaya melobangi lagi. Ku ketoklah tembok sembari mengusir dengan suara, “hus, hus, hus,” nampaknya lumayan manjur dan suara pun hilang seketika.
            Dini hari menjelang shalat tahajjud tiba-tiba aku terperanjat dengan adanya lubang yang lebih besar. Ternyata, ia belum kapok juga. Barang-barang di dalam pun terlihat berantakan, sedang tikus tidak diketahui rimbanya ke mana.
            Ku tembel lagi dengan metode yang sama. Begitu lagi dan terus berulang. Sampai pada kali ketiga, aku ambil papan triplek aku tutup lubang itu dengannya sembari disolatip, ditindih kardus berisi sembako dan batu. Walhasil, tikus tak bisa masuk lagi ke kosan.
            Sudah begitu, ia tak patah arang. Suara-suara yang mengganggu telinga terdengar kembali dengan ritme yang sedemikian intens dan agak keras. Rupanya si tikus berusaha melubangi papan triplek lain.
            Satu hal yang bisa diambil pelajaran darinya: kegigihan dalam berusaha. Dia tidak akan berhenti, sebelum target benar-benar bisa dicapai. Maka tidak mengherankan jika, bendungan Ma’rib, aset ekonomi utama di Yaman dahulu kala bisa jebol karena ulah tikus cowok yang dilihat langsung oleh ‘Amru bin ‘Amir. (baca: Sirah Ibnu Hisyam, I/13). Ya karena mereka memiliki kegigihan luar biasa.
            Ini mengambil sisi positifnya lo. Terlepas dari kebanyakan orang yang menilainya sebagai hewan rakus, tamak, apa saja dimakan, bahkan dijadikan simbol koruptor, tapi tetap saja ada hal positif yang bisa diambil darinya, contoh kecilnya tadi: kegigihan dalam menggapai cita. Wallahu a’lam.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan