Ketiga, secara pemahaman, ini sangat tidak tepat jika digunakan untuk menafikan
keputusan MUI mengenai penistaan agama. Pasalnya, generasi terbaik memang ada
tiga generasi secara kolektif yaitu pada masa nabi, sahabat, tabi’in dan
tabi’ut tabi’in. Meski demikian, tidak menafikan kebenaran ulama setelahnya
sebagai pewaris para nabi. Dalam hadits diriwayatkan:
إِنَّ العُلَمَاءَ
وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا
إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi
tidak mewariskan dinar atau dirham, yang diwariskan mereka adalah ilmu.”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi). Kalau sekiranya al-Qur`an hanya Allah dan Rasul-Nya
yang mengetahui makna al-Qur’an, maka akan sia-sia hadits ini yang menyatakan
bahwa ulama pewaris para nabi. Justru hadits ini menunjukkan bahwa ulama juga
bisa memahami ayat-ayat al-Qur`an, karena mereka adalah pewaris ilmu para nabi.
Lebih dari itu, dalam
masalah kepemimpinan orang kafir atas Muslim Imam Nawawi misalnya menukil
perkataan al-Qadhi al-Iyadh:
قَالَ الْقَاضِي عِيَاضٌ
أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّ الْإِمَامَةَ لَا تَنْعَقِدُ لِكَافِرٍ
“al-Qadhi al-‘Iyadh berkata bahwa: ‘Ulama telah bersepakat bahwa
kepemimpinan tidak teranggap untuk orang kafir.” (Syarhu al-Nawawi ‘Ala
Muslim, XII/229). Ini menunjukkan bahwa ulama sepakat tentang masalah
kepemimpinan kafir atas muslim tidak sah.
Di samping itu, generasi
terbaik di sini bukan bermakna sempurna bahkan ma’shum sehingga
diartikan tidak ada sama sekali yang berbuat salah. Dikatakan generasi terbaik
karena kebaikannya lebih dominan daripada keburukannya. Karena itulah, jika
terjadi peristiwa yang buruk di zaman Abbasiyah (secara individual) misalnya
dalam hal pengangkatan gubernur non-muslim (kalau memang benar ada datanya)
sebagai pemimpin, maka itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melegetimasi
kebaikan di masa itu.
Keempat, ada
kerancuan analogi dari Nusran Wahid ketika menyatakan, “Apakah pada zaman itu tidak
ada ulama-ulama yang menafsirkan al-Ma`idah? Mohon maaf, apakah ulama-ulama
pada masa itu kalah saleh, kalah alim dengan ulama-ulama hari ini?” yang
diajadikan acuan oleh Nusran ialah peristiwa anomali bukan yang sama sekali merupakan
ijma’.
Justru pertanyaannya ini
menjadi blunder bagi dirinya karena, kalau mengacu pada generasi terbaik di
masa Rasulullah dan sahabat, maka tidak didapati pemimpin kafir yang memimpin
komunitas Muslim. Mengapa Nusran tidak menjadikan masa emas ini sebagai pijakan
argumentasi. Ini menunjukkan, apa yang dilakukan Nusran adalah pembenaran untuk
menguatkan argumentasi, bukan menunjukkan kebenaran.
Sebagai contoh, Umar
pernah menolak skretaris Abu Musa al-Asy’ari karena Nashrani, sembari
menunjukkan Surah Al-Ma`idah ayat: 51, sebagaimana riwayat Baihaqi dalam al-Sunan
al-Kubra:
عَنْ أَبِي مُوسَى
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَمَرَهُ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ
مَا أَخَذَ وَمَا أَعْطَى فِي أَدِيمٍ وَاحِدٍ , وَكَانَ لِأَبِي مُوسَى كَاتِبٌ نَصْرَانِيٌّ
, يَرْفَعُ إِلَيْهِ ذَلِكَ , فَعَجِبَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ , وَقَالَ:
" إِنَّ هَذَا لَحَافِظٌ " وَقَالَ: " إِنَّ لَنَا كِتَابًا فِي الْمَسْجِدِ
, وَكَانَ جَاءَ مِنَ الشَّامِ فَادْعُهُ فَلْيَقْرَأْ " , قَالَ: أَبُو مُوسَى:
إِنَّهُ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ , فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ: " أَجُنُبٌ هُوَ؟ " , قَالَ: لَا , بَلْ نَصْرَانِيٌّ قَالَ: فَانْتَهَرَنِي
, وَضَرَبَ فَخِذِي , وَقَالَ: " أَخْرِجْهُ " , وَقَرَأَ {يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ
لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [المائدة: 51] " قَالَ أَبُو مُوسَى: وَاللهِ
مَا تَوَلِّيتُهُ , إِنَّمَا كَانَ يَكْتُبُ قَالَ: أَمَا وَجَدْتَ فِي أَهْلِ الْإِسْلَامِ مَنْ يَكْتُبُ لَكَ؟ لَا
تُدْنِهِمْ إِذْ أَقْصَاهُمُ اللهُ , وَلَا تَأْمَنْهُمْ إِذْ خَوَّنَهُمُ اللهُ ,
وَلَا تُعِزَّهُمْ بَعْدَ إِذْ أَذَلَّهُمُ اللهُ , فَأَخْرِجْهُ "
“Bersumber dari Abu Musa radhiyallahu anhu, bahwasanya Umar
memerintahkannya untuk melaporkan catatan-catatan yang sudah diterima dan yang
sudah diberi dalam satu catatan. Dan Abu Musa memiliki sekretaris yang beragama
Nashrani. Dan dia memberikan laporannya. Maka Umar takjub dan berkata:
‘Sesungguhnya dia adalah orang yang bagus dalam mencatat’. Dan Umar berkata
pula: ‘Sesungguhnya kami memiliki sebuah surat di dalam masjid yang datang dari
Syam. Maka panggillah dia untuk membacakannya. Maka Abu Musa mengatakan:
Sesungguhnya dia tidak bisa masuk masjid. Maka Umar bertanya: ‘Apa dia lagi
junub?’ Maka Abu Musa mengatakan: ‘Tidak,akan tetapi dia adalah seorang
nashrani’. Maka Umar membentak dan memukul pahaku seraya berkata: ‘Pecat dia!’.
Kemudian Umar membaca ayat: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menjadikan orang-orang yahudi dan nashrani sebagai pemimpin. Sebagian mereka
adalah pemimpin untuk sebagian lainnya. Dan barang siapa dari kalian yang
menjadikan mereka sebagai pemimpin maka sesungguhnya dia termasuk bagian dari
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang yang
dzalim” QS. Al-Maidah: 51” (HR. Baihaqi).
Kalau Nushran konsekuen dengan dalil haditsnya, tentunya lebih mencontoh
Umar bin Khattab dibanding zaman al-Mu’tadhid Billah.
Mirisnya, sumber data mengenai
sejarah al-Mu’tadhid Billah, Khalifah keenambelas yang dianggap pernah
mengangkat gubernur Nashrani bernama Umar bin Yusuf, tidak disertai sumber
rujukan. Kalaupun misalkan benar-benar terjadi, tidak dijelaskan konteksnya
seperti apa. Ini semakin menunjukkan apa yang disampaikan hanya sebagai
pembenaran presepsi pribadi.
Kelima, Nusran Wahid juga melakukan blunder ketika
mengatakan yang mengetahui kebenaran hadits hanyalah nabi. Maka, pernyataan
Nusran sendiri ketika menyitir hadits nabi untuk menguatkan argumentasinya,
maka seketika tertolak, karena yang mengetahui maksud nabi adalah nabi sendiri,
bukan Nusran Wahid.
Dari kelima poin tersebut
menunjukkan bahwa Nusran salah kaprah dalam memahami hadits sekaligus salah
arah dalam penguatan argumentasi sejarahnya. Karenanya, tidak bisa dijadikan
rujukan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !