Hari ini Sarikhuluk
mendongeng untuk anak-anak kampung Jumeneng. Cerita mengenai Kerajaan Jasad Manusia(KJM). Ia berkisah mengenai seorang raja yang tidak tegas
dalam mengambil keputusan, sehingga meresahkan jajaran pejabatnya. Sarikhuluk
menamai raja tersebut sebagai Raja Raibafih, yang ia narasikan pada cerita
berikut:
________________________________________________________________________
Alkisah, sudah beberapa tahun ini istana KJM(Kerajaan
Jasad Manusia) mengalami gonjang-ganjing psikologis. Maksud ‘gonjang-ganjing
psikologis’ ialah suatu kondisi di mana secara psikis setiap individu mengalami
semacam kegalauan jiwa yang menyebabkan ketidakpassan dan ketidakakuratan dalam
memutuskan sesuatu. Rentan terjadi pada keputusan-keputusan RH(Raja Hati)
kekeliruan dan kekhilafan sehingga sering terjadi pencabutan keputusan. Bila
keputusan sudah final, beberapa saat setelah itu tiba-tiba dibatalkan secara
sepihak. Dengan kata lain, tak ada kata ‘titik’ yang ada ialah selalu ‘koma’.
Apa yang dikatakan ‘titik’ ternyata menyimpan berjuta-juta koma di depannya
yang siap menghancurleburkan kata ‘titik’.
Apa yang terjadi ini juga sangat meresahkan PA(Prabu Akal)
dan staf-staf yang lain. Padahal mereka merasa sudah menjalankan pekerjaan
sesuai dengan prosedur undang-undang kerajaan, namun apa yang terjadi
benar-benar membingungkan mereka. Contoh saja misalkan; ketika sudah diputuskan
bahwa RH mau mengadakan blusukan menemui ‘rakyat jelata’ beberapa jam setelah
itu tiba-tiba dibatalkan, padahal beritanya sudah sampai di telinga rakyat.
Sontak saja, keputusan yang berubab drastis ini membuat rakyat kecewa. Contoh
lagi misalnya, ketika sudah memutuskan untuk meng-eksekusi penjahat
PK(Penyangkit Kanker), tiba-tiba juga RH membatalkan keputusannya, sehingga
membuat kecewa hakim kerajaan dan rakyat secara umum.
PA(Prabu
Akal) beserta Prabu-prabu yang lain tak mau tinggal diam melihat kondisi ini. Dengan
mengumpulkan tim yang konon kabarnya lebih hebat dari ‘densus 88’ PA yakin akan
cepat bisa mengidentifikasi dan mencari solusi untuk masalah yang lagi
menyerang RH(Raja Hati). Pada tahap pertama, tim gabungan yang dipilih
menganalisa sebab-sebab terjadinya kegalauan pada diri RH. Setelah dilakukan
penelitian yang mendalam didapatkan hasil yang cukup mengagetkan bahwa penyebab
kegalauan RH ialah karena hatinya dipenuhi oleh ambisi-ambisi yang tak pernah
padam.
Ambisi pada dasarnya kalau ditakar dan diposisikan secara
tepat dan akurat sebenarnya sangat positif, namun apa yang menimpa RH ini
tergolong virus yang sangat membahayakan, bahkan mematikan. Apa yang dibadapi
RH sekarang gambarannya seperti orang haus yang mengobati dahaganya dengan air
laut, bukannya malah terobati malah jadi semakin kehausan. Penyakit ini sungguh
sangat mematikan, bila dibiarkan terus akan mengarah pada penyakit wahn
sebagaimana keterangan Nabi yang berarti: “Cinta dunia dan takut mati”. Yang
semakin menambah akut ialah orang yang ditimpa penyakit ini sama sekali tak
sadar kalau sedang terserang atau terjangkit penyakit ini. Sehingga apa yang
diangap roti sejatinya tai, ketika diingatkan bahwa apa yang dimakan adalah
tai, ia malah ngotot membela bahwa yang dimakan adalah roti.
Tahap
kedua setelah diketahui penyebab kegalauan, Tim Gabungan yang dikomando PA(Prabu Akal) langsung melakukan
pengobatan terapis. Tentu saja pengobatan ini tanpa sepengetahuan RH. Sebab
kalau sampai RH tahu pasti ia akan marah besar dan berang karena RH merasa
sehat dan tak perlu diobati. Dicobalah usaha pengobatan untuk menyembuhkan RH
dengan berbagai macam metode terapi psikis, baik dari humor segar sampai
kritik-kritik pedas yang secara langsung diarahkan pada RH supaya lekas sembuh.
Usaha penyembuhan ini berlangsung berbulan-bulan. Semua pihak merasa punya
kepentingan untuk menyembuhkan RH.
Sehingga, tanpa sepengetahuan tim yang dikomandoi PA,
ternyata ada banyak tim yang berusaha ikut partisipasi menyembuhkannya juga.
Semua pihak dengan berbagai cara merasa PD untuk menyembuhkan RH tanpa dites
terlebih dahulu apakah kondisi masing-masing sudah terjamin dari penyakit yang
menyerang RH. Lambat laun memang terlihat ada kemajuan. Raja Hati(RH) sudah
sedikit demi sedikit pulih untuk bisa memutuskan sesuatu putusan dengan tegas
tanpa dicabut.
Namun akhirnya tim kebingungan juga akhirnya, karena yang
seharusnya ‘dikoma’ malah ‘dititik’ semua sehingga kehilangan parameter kapan
harus men-titik dan kapan harus meng-koma. Semua pada bingung. Baru mereka agak
sadar, sembari berujar pada hati masing-masing: “jangan-jangan kita sudah
terjangkit penyekit RH, sehingga usaha kita yang dikira ampuh ternyata justru
mempersubur penyakit, sampai-sampai kitapun terjangkit tanpa sadar”. Melihat kondisi ini PA mau kontemplasi sejenak menjauh dari keramaian agar
memperoleh inspirasa dari Tuhan untuk menemukan solusi terbaik bagi penyakit
yang lagi menyerang RH.
_______________________________________________________________________
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !