A. Ayat Tadabbur :(QS. Al-Baqarah: 126)
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ
أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ} [البقرة: 126]
B. Arti
Ayat:
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Rabbku(swt), jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan Hari Akhir. Allah
berfirman: “Dan kepada orang kafir pun Aku berikesenangan sementara, kemudian
Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
C.
Analisis :Kata
“إِذْ” mengandung arti kata perintah: “ingatlah”(Muhammad) ketika. Kalau
kaitannya dengan pembaca, maka seolah-olah pembaca mendapat perintah langsung
dari Allah, “INGATLAH KETIKA!”. Sebuah metode penting yang diajarkan al-Qur`an
kepada pembacanya agar rajin menggali hikmah sejarah. Apa lagi, sepertiga
al-Qur`an berisi kisah-kisah. Dalam konteks ayat ini, kita disuruh untuk
mengambil hikmah dari Nabi Ibrahim `alaihis salam bagaimana dia berdoa.
Menggali hikmah sejarah pun bukan asal-asalan. Disini yang diperintahkan
untuk digali ialah kisah manusia pilihan, Nabi Ibrahim. Karena itulah, kita
bisa menggali hikmah sejarah dari kisah-kisah yang bermutu, bukan kisah-kisah
palsu yang hanya berorientasi hiburan.
Doa yang dipanjatkan Ibrahim, menunjukkan bahwa beliau selalu
‘melibatkan’ Allah dalam menjalankan visi-misinya. Setiap aktivitas yang
dilakukan, tak pernah lepas dari muraqabatullahi(merasa diawasi Allah).
Di samping itu, ini menunjukkan tauhid Ibrahim benar-benar hanif. Ini berarti,
sebelum anda berdoa, pastikan bahwa tauhid anda sudah benar, sebab salah satu
penghalang terkabulnya doa ialah tauhidnya tidak murni kepada Allah(tercampur
dengan kesyirikan).
Ibrahim `alaihis salam dalam ayat ini juga mengajarkan seni
berdo`a pada kita agar bisa cepat diterima. Seni yang beliau ajarkan ada dua:
Pertama, menggunakan nama Allah yang tepat sesuai dengan yang akan
diminta(dalam hal ini menggunakan Rabb). Kedua, permintaannya bukan
untuk kepentingan pribadi. Beliau tidak egois dalam berdoa. Ia meminta untuk
kepentingan umum(skala negara). Lebih dari itu, doa Ibrahim –dalam keterangan
ayat lain- bukan hanya bukan hanya ditujukan untuk orang di masanya saja, tapi
juga untuk generasi-generasi setelahnya.
Doa Ibrahim benar-benar dikabulkan. Negeri Mekah adalah negeri aman dan
sejahtera. Banyak sekali yang berkunjung ke sana baik untuk umrah maupun haji.
Menariknya, buah-buahan apa saja bisa ditemukan di sana.
Yang diminta Ibrahim adalah keamanan dan kesejahteraan negara, karena
negara memang memiliki fungsi besar
dalam mengamankan dan mensejahterakan rakyat. Sedangkan negeri yang diminta di
sini bukan sembarang negeri, negerinya
jelas yaitu, Mekah yang di dalamnya ada Baitullah(sebagai tempat menjalankan
ritual ibadah haji, dan silaturrahim antar umat Islam di penjuru dunia).
Seolah-olah tersirat dari permintaan ini: negeri yang hubungan dengan Allah
sangat bagus, maka sangat besar peluang untuk mendapat keamanan dan
kesejahteraan. Jadi Mekah(tempat Baitullah) bisa dijadikan cermin, bagi
siapa saja yang menginginkan keamanan dan kesejahteraan suatu negeri.
______________________________________________________________________________
Kalau pada
ayat sebelumnya(125) sudah dikatakan, "Dan (ingatlah), ketika Kami
menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang
aman." Lalu
apa gunanya Ibrahim meminta keamanan lagi pada
Allah pada ayat ini(126)? Jawabannya: Jika kamu melihat orang meminta sesuatu
yang sudah ada, maka ketahuilah tujuan ia melakukan itu ialah agar yang ada
tetap kekal bersamanya.
Bahasa simpelnya: Ya Allah jadikanlah negeri ini (Mekah)
SELALU/SENANTIASA/TERUS AMAN hingga hari kiamat.
Syahidnya(penguatnya), An-Nisa: 136. Allah memanggil
orang-orang beriman, kemudian memerintahkan mereka beriman. Jadi maksudnya,
Allah memerintahkan mereka kontinu, mendawami, istiqamah, pada keimanan mereka.
Jadi, SETIAP PERMINTAAN PADA SESUATU YANG SUDAH ADA, BERARTI MERUPAKAN
PERMINTAAN AGAR YANG ADA TERUS MENERUS ADA.[Tafsir
al-Sya`rawi, 1/581]
______________________________________________________________________________
Dalam
doanya, Ibrahim menggunakan kata Rabb, bukan Allah. Karena yang dia
meminta keamanan dan rezeki. Di antara fungsi Rab, sebagaimana yang
disebutkan dalam Surah Qurays, ayat: 4, ialah memberikan rasa aman, dan memberi
manusia makan agar terhindar dari rasa lapar. Kalau kata ‘Allah’, kaitannya
Allah sebagai Zat yang disembah. Zat Yang Berhak untuk diibadahi.
Untuk
menciptakan negeri yang aman sentausa, dan (penduduknya)berlimpah rezeki, maka
syaratnya dua: Iman pada Allah dan iman pada Hari Akhir. Iman pada Allah melahirkan
rasa aman, sedangkan iman pada Hari Akhir(Orang yang hidupnya berorientasi
akhirat) memicu kelancaran rezeki.
Permintaan
Ibrahim ada dua: Pertama, meminta Mekah yang sebelumnya adalah tempat tandus,
dan tak ditumbuhi tanaman(tak dikenal) dijadikan sebagai balad(negeri,
negara, yang dikenal). Dan tak cukup hanya di situ, tapi juga aman. Percuma
menjadi negeri yang sudah dikenal, tapi tanpa rasa aman. Makanya, keamanan
adalah salah satu elemen penting dalam negara. Kedua, bila rasa aman sudah
didapat, maka secara otomatis permintaan ketiga berupa rezeki(kesejahteraan)
akan terpenuhi.
Orang
tidak akan memikirkan kesejahteraan, sebelum tercipta rasa aman. Uniknya,
rezeki yang diminta Ibrahim disini adalah “tsamarat”(buah-buahan). Kita
ketahui bahwa buah-buahan bukanlah kebutuhan primer. Ini artinya, kalau
kebutuhan skunder saja beliau minta, berarti sudah mencakup kebutuhan primer.
Artinya, seakan-akan Ibrahim meminta kepada Allah agar di samping negeri yang
aman, ia juga menginginkan agar Allah menjadikannya negeri sejahtera, sehingga
kebutuhan primer dan skunder, bahkan tersiernya bisa terpenuhi, sebuah
idealisme doa yang luar biasa yang dicontohkan Ibrahim kepada umat manusia.
Bersamaan
dengan itu, Allah juga mengingatkan bahwa rezeki yang diberikan, bukan hanya
untuk orang beriman. Karena sebagai Rabb, -sebagai contoh- Allah tidak pernah
membeda-bedakan cahaya matahari yang menyinari bumi, baik untuk orang beriman
maupun kafir. Tapi, yang membedakannya ialah pada skalanya. Karena orang kafir
tidak berorientasi akhirat, maka sebanyak apa pun rezeki yang dikaruniakan
Allah padanya di dunia(sesukses apa pun kehidupan mereka di dunia), maka itu
hanya bernilai mata`un qalil(kenikmatan yang sedikit, sebentar, dan
sementara) karena pada hakikatnya dunia adalah sementara.
Ketika
di akhirat, mereka sudah tidak bisa apa-apa. Tidak memiliki pilihan lain. Di
dunia mendapat kenikmatan sementara, sedang di akhirat mendapatkan penderitaan
tiada kira. Mereka akan pendapat sejelek-jelek tempat kembali.
Inilah
yang membedakan orang beriman dengan
orang kafir. Orang beriman, menganggap dunia itu sementara, tetapi bukan
berarti mengabaikannya. Ia menjadikan dunia sebagai ladang amal yang
diorientasikan untuk kepentingan akhirat. Sedangkan orang kafir, menjadikan
kenikmatan dunia yang sementara sebagai tujuan hidup, padahal sejatinya akan
mendapatkan siksa di akhirat selama-lamanya. Orang beriman berpikirnya
visioner, dan luas. Sedangkan orang kafir berpikirnya, stagnan dan sempit.
______________________________________________________________________________
Syekh Sa`di dalam tafsirnya
menjelaskan perbedaan orang beriman dan orang kafir dalam memanfaatkan rezeki
yang dikaruniai Allah. Orang Muslim, memanfaatkan rezeki sebagai penolong agar
mempermudah dirinya dalam beribadah kepada Allah, sampai pindah ke surga.
Sedangkan orang kafir, hanya menikmatiny sementara, dan dipaksa masuk neraka
dalam kondisi tak suka.(Taisir Karim al-Rahman, 1/66).
A.
Pelajaran-pelajaran
Praktis:
1.
Galilah
hikmah dari sejarah orang-orang sukses(dunia-akhirat)
2.
Libatkan
Allah dalam setiap aktivitasmu, salah satunya adalah dengan berdoa
3.
Sebelum
berdoa, upayakan tauhidmu benar-benar bersih, agar doa terkabul
4.
Berdoa untuk
kepentingan umum, lebih besar peluang terkabulnya dari pada berdoa hanya untuk
kepentingan pribadi
5.
Pilihlah
nama Allah yang tepat sesuai dengan permohonanmu
6.
Rasa aman
dan kesejahteraan adalah unsur penting yang melandasi tegaknya negara. Bila
rasa aman tidak tegak, kesejahteraan pun tak mungkin terwujud.
7.
Negara aman
dan sejahtera tidak bisa dipisahkan dengan iman pada Allah dan orientasi
akhirat
8.
Tancapkan
iman pada Allah di dalam hatimu saat mengarungi kehidupan dunia(libatkan Dia
dalam segenap aktivitas kebaikanmu), dan berorientasi akhirat, insyaallah akan
selamat dunia-akhirat.
9.
Sebagaimana
orang beriman, orang kafir pun mendapatkan rezeki. Cuma bedanya, rezeki orang
kafir sifatnya adalah kesenangan sementara. Sedangkan rezeki orang beriman, itu
bukan hanya di dunia, tapi juga berdimensi akhirat.
10. Negeri aman sentausa dan sejahtera yang berorientasi
akhirat bukan dibangun berdasarkan mimpi-mimpi yang tak bisa direalisir. Perlu
adanya kerja keras(dan cerdas/ usaha maksimal), planning matang,
memiliki visi-misi yang jelas laiknya Ibrahim, dan yang paling utama adalah
‘melibatkan’ Allah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !