Home » » Takdir Cinta

Takdir Cinta

Written By Amoe Hirata on Jumat, 19 Oktober 2012 | 17.20


          Pagi begitu cerah. Hawa begitu terasa nyaman. Pancaran enerji positif terasa menyelimuti desa Jembar Sari. Wajah-wajah optimis dari para pekerja yang ada di persawahan semakin membuat pemandangan menjadi indah. Pagi itu, tak seperti biasa desa Jembar Sari terlihat ramai. Dari mulut ke mulut tersiar kabar kedatangan Dinondari Jerman. Rupanya mereka penasaran dan tidak sabar menunggu kedatangan Dino. Dahulu, di desanya Dino dikenal sebagai pemuda yang baik hati, supel dan dermawan. Meskipun terlahir dari keluarga kaya, Ia tidakn pernah menyombongkan diri.
            Di pelataran rumah Dino, desa Jembar Sari, terlihat ada beberapa prang yang sIbuk masang terop. Keluarga mau menyambut kedatangan Dino dengan meriah. Sudah empat tahun lebih mereka tidak bertemu Dino. Pastinya, perasaan kangen sangat kuat menguasai hati mereka.
            Segenap persiapan sudah sedemikian matangnya. Ibnu Sina(paman Dino) sedang mengawasi para pekerja persiapan penyambutan. Kemudian segera meluncur ke bandara Juanda untuk menjemput Dino. Diperkirakan Dino sampai sana pukul sepuluh pagi.

                                                                     *****
            Dari kejauhan, di ponpes al-Karimah nampak ramai. Banyak mobil dan motor yang diparkir. Rupanya para wali santriwati sedang menjemput anak-anak mereka yang akan libur sekolah. Rencananya lIbur dua minggu. Kh. Ahmad Sudardi dan Hani`am segera menjemput puterinya. Ketika bertemu, mereka berdua tak kuasa menahan tangis bahagia. Segeralah keduanya berpelukan dengannya. Bagaimana tidak, anak semata wayangnya ini ternyata sudah hafal al-Qur`an tiga puluh juz.
            Setelah berpamitan dengan para asatidz/dzah, Puspita dan orang tuanya segera mengendarai mobil menuju rumah. Katanya, di rumah Puspita sudah dimasakin masakan vaforitnya yaitu Bergedel dan sayur sop. Di tengah perjalanan, tiba-tiba abahnya bertanya: “Ndhok! Gimana kabar Aji? Apa kamu sudah mengambil keputusan? Kalau memang sudah putus, Abah dan Umi sudah punya calon buat kamu, namanya Alyan Hisan”.
            Puspita kaget. Dalam hati ia berujar: “Lho kok bisa kebetulan begini ya, padahal aku belum ngasih tahu ke mereka”. Baru diketahui kemudian, bahwa orang tua Puspita dan orang tua Alyan adalah sahabat dekat yang sudah lama ga ketemu. Ketika ketemu pada acara reoni sekolah mereka berbincang-bincang hingga sampai pada pembicaraan perjodohan antara anak mereka.
            Belum hilang rasa kaget padi diri Puspita tiba-tiba HP-nya berdering tanda sms masuk. Bunyi sms itu demikian: ”Assalamu`alaikum Sar, gimana kabarmu? Semoga kamu selalu baik, ini Aku, Dino. Aku baru pulang dari Jerman, Kusempatkan untuk pulang, karena aku mendengar berita bahwa kamu ga jadi nikah sama Aji, Aku mau tanyak, apa masih ada kesempatan bagiku untuk menikahi dirimu? Bls gpl, Dino”.

                                                                 *****

            Sesampainya di rumah, Dino disambut begitu meriah oleh keluarga dan masyarakat desanya. Mereka secara bergantian menyalami dan merangkul Dino. Ada satu cewek yang terlihat malu-malu sedang bersamaan dengan seorang Bapak paruh baya. Ternyata, cewek itu adalah Devi Angelina, anak dari Bapak Sudarsono yang baru selesai kuliah dari Perancis. Penampilanya anggun, wajah cantik, oval, kulit kuning langsat, dan tingginya seratus enam delapan. Sebelum meninggal, Pak al-Kindi berwashiat pada pak Sudarsono agar menikahkan puterinya dengan anaknya.
            Setelah menyalami tamu yang hadir, Dino beranjak kearah Bapak Sudarsono. Dan Ia dikenalkan dengan puterinya yang bernama Devi Angelina. Dino belum tahu kalau Devi adalah cewek yang bakal dijodohkan dengannya.

                                                                    *****

            Di kediaman Puspita Sari terlihat ada beberapa mobil yang diparkir di depan rumahnya. Tamu yang datang adalah keluarga Alyan Hisan. Bapak Vano Setiabudi dan Ibu Wulan Safitri beserta rombongan keluarga mau melamar Puspita Sari untuk anaknya yang bernama Alyan Hisan.
            Semakin bingung saja diri Puspita. Dia dihadapkan pada posisi sulit. Cinta pertamanya meu melamar dia. Sedangkan di depan matanya sekarang ada juga yang siap melamarnya. Ia segera memasuki kamar. Berpikir dan merenung kira-kira mana yang harus Dia pilih. Bagaimanapu sulitnya Ia harus dengan cepat memilih meskipun ada pihak-pihak yang mungkin dikecewakan dengan keputusannya itu.

                                                                  *****

            Setelah debat alot dengan pamannya, akhirnya Ia memutuskan untuk menolak perjodohan yang diwasiatkan Bpk Al-Kindi. Meski ini berat, Ia harus memutuskan, karena Ia sudah sms ke Puspita untuk melamar dirinya. Akhirnya, kedua belah pihak tidak bisa apa-apa. Bagaimanapun juga memang pernikahan tidak bisa dipaksakan. Dengan segera Dino mengajak pamannya untuk pergi ke rumah Puspita Sari. Dino tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Belum selesai beres-beres rumah akhirnya pak ibnu Sina segera bergegas untuk menuju ke rumah Puspita. Tak ketinggalan pula di samping keluarga, Pak Sudarsono dan Devipun ikut. Devi penasaran, cewek kayak apa sih yang bisa sampai memincut Dino.
                                                                    *****
            Abah dan Umi Puspita heran bukan main. Seumur-umur anak semata wayangnya itu tidak pernah mengucap kata “tidak” pada kedua orang tuanya. Setiap kali disuruh ia tidak komentar dan langsung dikerjakan. Tapi kali ini Puspita dengan tegas menolak lamaran Alyan Hisan. Memang ini sulit Bah, tapi aku harus ngomong sekarang mumpung belum terlambat. Sebelum Alyan Hisan sudah ada yang mau melamarku. Namanya, Dino. Abah pasti tahu anaknya. Dia adalah cinta pertamaku. Puspita harap abah bisa meridhainya.

                                                                    *****

            Dalam perjalanan menuju rumah Puspita, Dino merasa bimbang dan kuatir, sampai saat ini Puspita belum menjawab sms-nya. Ia ga tahu pasti apa penyebabnya. Tapi Dia tetap meneruskan niat awalnya.
            Ketika mau sampai di rumah Puspita, dari jauh Dino melihat ada banyak mobil di rumah Puspita. Sebelum ke rumah Puspita, Ia bertanya dahulu pada orang yang lewat disekitar jalan itu: “Maaf bu, Ada apa ya di rumah Puspita kok ramai-ramai?” Ibu menjawab: ”Ooooo...Anu dek Puspita mau dilamar oleh Alyan Hisan; putera bpk Vano yang kaya itu lho mas”.
            Mendengar jawaban itu, Dino merasa lemas tak berdaya. Ternyata Dia sudah terlambat. Usahanya yang sedemikian besar seolah sia-sia. Sekarang terjawab sudah mengapa Puspita Sari tidak menjawab sms-nya. Ini merupakan ujian sangat berat bagi Dino. Kabar yang sedemikian indah dan membuat dia pulang ke Indonesia hanya terasa seperti fatamorgana. Memang terlihat menjanjikan hal-hal yang indah, bagus namun itu hanyalah ilusi.
                                                                      *****


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan