Di pelataran rumah Dino, desa Jembar
Sari, terlihat ada beberapa prang yang sIbuk masang terop. Keluarga mau
menyambut kedatangan Dino dengan meriah. Sudah empat tahun lebih mereka tidak
bertemu Dino. Pastinya, perasaan kangen sangat kuat menguasai hati mereka.
Segenap persiapan sudah sedemikian
matangnya. Ibnu Sina(paman Dino) sedang mengawasi para pekerja persiapan
penyambutan. Kemudian segera meluncur ke bandara Juanda untuk menjemput Dino.
Diperkirakan Dino sampai sana pukul sepuluh pagi.
*****
Dari kejauhan, di ponpes al-Karimah
nampak ramai. Banyak mobil dan motor yang diparkir. Rupanya para wali
santriwati sedang menjemput anak-anak mereka yang akan libur sekolah.
Rencananya lIbur dua minggu. Kh. Ahmad Sudardi dan Hani`am segera menjemput
puterinya. Ketika bertemu, mereka berdua tak kuasa menahan tangis bahagia.
Segeralah keduanya berpelukan dengannya. Bagaimana tidak, anak semata wayangnya
ini ternyata sudah hafal al-Qur`an tiga puluh juz.
Setelah berpamitan dengan para
asatidz/dzah, Puspita dan orang tuanya segera mengendarai mobil menuju rumah.
Katanya, di rumah Puspita sudah dimasakin masakan vaforitnya yaitu Bergedel dan
sayur sop. Di tengah perjalanan, tiba-tiba abahnya bertanya: “Ndhok! Gimana
kabar Aji? Apa kamu sudah mengambil keputusan? Kalau memang sudah putus, Abah
dan Umi sudah punya calon buat kamu, namanya Alyan Hisan”.
Puspita kaget. Dalam hati ia
berujar: “Lho kok bisa kebetulan begini ya, padahal aku belum ngasih tahu ke
mereka”. Baru diketahui kemudian, bahwa orang tua Puspita dan orang tua Alyan
adalah sahabat dekat yang sudah lama ga ketemu. Ketika ketemu pada acara reoni
sekolah mereka berbincang-bincang hingga sampai pada pembicaraan perjodohan
antara anak mereka.
Belum hilang rasa kaget padi diri
Puspita tiba-tiba HP-nya berdering tanda sms masuk. Bunyi sms itu demikian: ”Assalamu`alaikum
Sar, gimana kabarmu? Semoga kamu selalu baik, ini Aku, Dino. Aku baru pulang
dari Jerman, Kusempatkan untuk pulang, karena aku mendengar berita bahwa kamu
ga jadi nikah sama Aji, Aku mau tanyak, apa masih ada kesempatan bagiku untuk
menikahi dirimu? Bls gpl, Dino”.
*****
Sesampainya di rumah, Dino disambut
begitu meriah oleh keluarga dan masyarakat desanya. Mereka secara bergantian
menyalami dan merangkul Dino. Ada satu cewek yang terlihat malu-malu sedang
bersamaan dengan seorang Bapak paruh baya. Ternyata, cewek itu adalah Devi
Angelina, anak dari Bapak Sudarsono yang baru selesai kuliah dari Perancis.
Penampilanya anggun, wajah cantik, oval, kulit kuning langsat, dan tingginya
seratus enam delapan. Sebelum meninggal, Pak al-Kindi berwashiat pada pak
Sudarsono agar menikahkan puterinya dengan anaknya.
Setelah menyalami tamu yang hadir,
Dino beranjak kearah Bapak Sudarsono. Dan Ia dikenalkan dengan puterinya yang
bernama Devi Angelina. Dino belum tahu kalau Devi adalah cewek yang bakal
dijodohkan dengannya.
*****
Di kediaman Puspita Sari terlihat
ada beberapa mobil yang diparkir di depan rumahnya. Tamu yang datang adalah
keluarga Alyan Hisan. Bapak Vano Setiabudi dan Ibu Wulan Safitri beserta
rombongan keluarga mau melamar Puspita Sari untuk anaknya yang bernama Alyan
Hisan.
Semakin bingung saja diri Puspita.
Dia dihadapkan pada posisi sulit. Cinta pertamanya meu melamar dia. Sedangkan
di depan matanya sekarang ada juga yang siap melamarnya. Ia segera memasuki
kamar. Berpikir dan merenung kira-kira mana yang harus Dia pilih. Bagaimanapu
sulitnya Ia harus dengan cepat memilih meskipun ada pihak-pihak yang mungkin
dikecewakan dengan keputusannya itu.
*****
Setelah debat alot dengan
pamannya, akhirnya Ia memutuskan untuk menolak perjodohan yang diwasiatkan Bpk
Al-Kindi. Meski ini berat, Ia harus memutuskan, karena Ia sudah sms ke Puspita
untuk melamar dirinya. Akhirnya, kedua belah pihak tidak bisa apa-apa.
Bagaimanapun juga memang pernikahan tidak bisa dipaksakan. Dengan segera Dino
mengajak pamannya untuk pergi ke rumah Puspita Sari. Dino tidak mau
menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Belum selesai beres-beres rumah akhirnya
pak ibnu Sina segera bergegas untuk menuju ke rumah Puspita. Tak ketinggalan
pula di samping keluarga, Pak Sudarsono dan Devipun ikut. Devi penasaran, cewek
kayak apa sih yang bisa sampai memincut Dino.
*****
Abah dan Umi Puspita heran bukan
main. Seumur-umur anak semata wayangnya itu tidak pernah mengucap kata “tidak”
pada kedua orang tuanya. Setiap kali disuruh ia tidak komentar dan langsung
dikerjakan. Tapi kali ini Puspita dengan tegas menolak lamaran Alyan Hisan.
Memang ini sulit Bah, tapi aku harus ngomong sekarang mumpung belum terlambat.
Sebelum Alyan Hisan sudah ada yang mau melamarku. Namanya, Dino. Abah pasti
tahu anaknya. Dia adalah cinta pertamaku. Puspita harap abah bisa meridhainya.
*****
Dalam perjalanan menuju rumah
Puspita, Dino merasa bimbang dan kuatir, sampai saat ini Puspita belum menjawab
sms-nya. Ia ga tahu pasti apa penyebabnya. Tapi Dia tetap meneruskan niat
awalnya.
Ketika mau sampai di rumah Puspita,
dari jauh Dino melihat ada banyak mobil di rumah Puspita. Sebelum ke rumah
Puspita, Ia bertanya dahulu pada orang yang lewat disekitar jalan itu: “Maaf
bu, Ada apa ya di rumah Puspita kok ramai-ramai?” Ibu menjawab: ”Ooooo...Anu
dek Puspita mau dilamar oleh Alyan Hisan; putera bpk Vano yang kaya itu lho
mas”.
Mendengar jawaban itu, Dino merasa
lemas tak berdaya. Ternyata Dia sudah terlambat. Usahanya yang sedemikian besar
seolah sia-sia. Sekarang terjawab sudah mengapa Puspita Sari tidak menjawab
sms-nya. Ini merupakan ujian sangat berat bagi Dino. Kabar yang sedemikian
indah dan membuat dia pulang ke Indonesia hanya terasa seperti fatamorgana.
Memang terlihat menjanjikan hal-hal yang indah, bagus namun itu hanyalah ilusi.
*****
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !