Home » » Nasihat Menggentarkan untuk Presiden

Nasihat Menggentarkan untuk Presiden

Written By Amoe Hirata on Senin, 15 Februari 2016 | 10.17

       Ini adalah kata-kata menggentarkan dari ulama besar kepada presiden. Jarang sekali yang mampu menyampaikan kata-kata haq di hadapan penguasa dzalim. Lain halnya dengan Syekh Mutawalli al-Sya`rawi, dengan sangat berani –pada 1996- pasca selamatnya Mubarak dari upaya pembunuhan berencana di Ethiopia, dia menyampaikan nasihat yang begitu mengguncang jiwa penguasa. Berikut ini kata-kata beliau yang sudah diterjemah dari teks aslinya:
______________________________________________________________________________
            
              Sesungguhnya telinga pemimpin jarang siap sedia (mendengar) lisan rakyat. Barang siapa yang dikaruniai Allah telinga pemimpin, maka sampaikan kata-kata yang bagus kepada rakyatnya, dan mohonkan kepada Allah kebaikan untuk mereka. Dengan ‘doa baik’ pemimpin untuk rakyatnya, Allah akan membuat baik (kondisi) banyak makhluknya.
            Saya meminjam (ungkapan) Mutanabbi yang pernah disampaikan kepada Saif al-Daulah: “Aku tidak mengkhususkanmu pada tempat keselamatan dengan ucapan selamat. Jika engkau selamat, maka semua orang pasti selamat.”
            Wahai Presiden aku berhenti di ambang (pintu) duniaku untuk menyambut ajal Allah. Aku tak akan menutup hidupku dengan kemunafikan, dan tidak akan kutonjolkan keberanianku dengan kenekatan. Tapi akan kusampaikan kata ringkas untuk semua umat baik pemerintah maupun partai, oposisi maupun para pemimpin, serta bangsa, maaf jika aku berbicara negatif.
            Aku ingin sebagian mereka tahu bahwa semua kekuasaan (berada) di tangan Allah. Ia berikan pada siapa saja yang dikehendaki. Maka tidak ada konspirasi untuk mengambilnya, dan tidak ada tipu daya untuk sampai padanya. Sesungguhnya ketika Allah menceritakan dialog Ibrahim dengan Namrud, apa yang dikatakan padanya?
“Atau seperti orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya,” –padahal dia kafir-, Allah berfirman, “Allah memberikan kekuasaan padanya,”(QS. Al-Baqarah: 258).
            Ketika kekuasaan diturunkan Allah, Ia berfirman, “Ia memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki,”(baca: Ali Imran: 26) maka tidak ada konspirasi atas Allah terhadap kekuasaan, dan tidak ada tipu daya terhadap Allah terhadap hukum, karena tidak akan ada seorang pun yang menghukum dalam kekuasaan Allah, melainkan dengan kehendakNya. Jika dia adil, maka sungguh ia telah bermanfaat dengan keadilannya, sedangkan jika dia lalim, dan zalim, maka (Allah) akan menjelekkan serta memburukkan kezaliman dalam jiwa semua orang, lalu mereka membenci semua yang berbuat zalim meskipun bukan seorang hakim.
            Karena itu, aku katakan kepada semua kaum, sesungguhnya kita, al-hamdulillah telah jelas kebenaran kalam Allah pada berbagai peristiwa yang terjadi. Bagaimana kita menafsirkan firman Allah, “Mereka membuat makar, maka Allah membuat makar,”(QS. Al-Anfal: 30) bagaimana kita menafsirkan, “ sesungguhnya mereka membuat tipu daya, sedangkan aku(juga) membuat tipu daya,”(QS. At-Thariq: 15-16) Allah ingin menetapkan sifat qoyyumiyah(pengurusan)nya pada makhluknya.
            Aku sarankan pada siapa saja yang terbesit dalam kepalanya (ingin) menjadi hakim(penguasa), supaya tidak memintanya, tapi harus diminta. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “ Barangsiapa diminta (mengurusi) sesuatu, maka dia akan ditolong, sedangkan orang yang meminta sesuatu, maka akan dibebankan padanya.”(Hr. Bukhari, Muslim)[1]
            Wahai Pak Presiden, kata terakhir yang ingin aku sampaikan padamu –mungkin ini adalah akhir pertemuanku denganmu-, “Jika engkau menghargai kami, maka semoga Allah memberi taufik padamu. Jika kami menghargaimu, maka semoga Allah menolongmu dalam menjalankan beban amanah.”
______________________________________________________________________________
NB. untuk menyaksikan secara langsung nasihat beliau, bisa dilihat di alamat berikut: https://www.youtube.com/watch?v=8ToWQoSX05M


[1] Bunyi haditsnya demikian:
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ، لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ، فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan