Di bumi Sodom, seorang manusia pilihan bertanya –sambil ngingetin- pada penduduknya, “Ngapain kalian ngelakuian perbuatan keji yang ga pernah dilakuin seorang pun sebelum kalian? Laki-laki kok berhubungan sesama laki-laki, kalian bener-bener kelewat batas.”
Coba lihat jawaban kaumnya yang ga mutu, “kalo ga bisa diem, usir aja nih orang dari kampung ini, dia tuh sok suci.” Gini nih kalau orang gagal paham. Diajak diskusi dengan logika yang baik, eh malah bahas permasalahan lain.
[Orang yang ga nyambung itu ada dua kemungkinan: Pertama, memang ga paham omongan orang yang diajak ngobrol. Kedua, tahu tapi ngeyel karena merasa salah, dan mengalihkan ke topik lain. Ga mungkin kaum sodom ga paham, yang mungkin itu paham tapi ngeyel dengan kesalahannya.]
Respons kaum Sodom malah dengan menggunakan cara-cara otoriter, “Kalo ga diem, usir tuh manusia sok suci dari kampung ini.” Artinya apa? Gerakan mereka tuh ga bakal sukses(wong logikanya abruladur) kalau tidak dengan: Pertama, menggunakan cara-cara otoriter karena merasa berkuasa di wilayahnya(makanya gan kaum LGBT sekarang `kan berjuang mendapat otoritas dalam skala negara. Makanya mereka berjuang lewat undang-undang. Karena ga mungkin manusia normal menerimanya, hanya cara otoriter yang bisa menyuseskannya. Sedangkan otoritas tertinggi adalah negara). Kedua, pengalihan isu dengan ngejelekin orang yang mengingatkan(dibilang sok suci lah, ga ngormati HAM lah, sok religius lah dll).
Ending-nya jelas sob. Orang-orang yang ngingetin dan pendukungnya diselamatkan, karena punya logika sehat dan selamat. Sedangkan yang punya logika ga bermutu dan terbalik, mereka dibalas demikian: Pertama, dihujani batu berapi dari langit(padahal `kan yang namanya hujan biasanya air. Ini mirip dengan logika mereka, wong seharusnya air kok dibilang batu. Seharusnya orang yang menghormati aturan Tuhan yang suci, kok dibilang sok suci). Kedua, tanahnya dibalik. Atas menjadi bawah, bawah menjadi atas(pas banget deh dengan logika mereka yang terbalik. Antara siksa dengan logika benar-benar sama).
Azab datang tanpa disadari, karena datanganya pas shubuh, Waktu mereka sedang lalai, tidur. Demikian juga kaum LGBT, mereka merasa nyaman dan enak dengan logika terbaliknya, eh tau-tau tanpa disadari ngidap penyakit aneh-aneh, akhirnya menyesal, Tapi sudah ga berguna karena sakit sudah menimpa.
Terakhir, mas-bro, mbak-bro begitulah melihat LGBT dengan kaca mata Qur`an. Sekarang milih yang mana terserah kamu sih. Kalau kamu ga mau pingin selamat, yang memperbanyak dukungan pada orang yang ngingetin, dan ngelurusin logika terbalik bin ga bermutu. Kalo ga, ya kamu bakal kena arus. Sebab kata nabi, kalo orang ga nahi munkar padahal dia tahu, bakal kena azab juga tuh. Apa jadinya kalau kaum LGBT eksis?
Sumber:
Qs. Al-A`raf: 80-84
Qs. Hud: 77-83
Qs. An-Naml: 54-58
Qs. Al-Hijr: 58-77
Qs. As-Syu`ara: 160-175
Qs. Al-Qamar: 33-40
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !