Home » » Cara Nabi Berinteraksi dengan Istri [I]

Cara Nabi Berinteraksi dengan Istri [I]

Written By Amoe Hirata on Jumat, 08 Januari 2016 | 07.00


          Bila kata nabi, ‘sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dengan keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.’(Hr. Turmudzi), maka berikut ini ada beberapa poin penting yang perlu diteladani bagi para suami, bagaimana cara Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam berinteraksi dengan istrinya.
Pertama, memahami dengan betul perasaannya. Suatu saat Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam berkata kepada Aisyah: “Sungguh aku tahu saat kamu ridha, atau marah padaku. Jika kamu ridha padaku, kau mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhannya Muhammad.’ Sedangkan ketika marah, kau mengatakan, ‘Tidak. Demi Tuhannya Ibrahim.’”(Hr. Muslim).
Kedua, menghargai cinta dan rasa cemburunya. Suatu saat Ummu Salamah bercerita: “Aku membawa makanan dengan piring kepunyanku kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan para sahabatnyaRasulullah bertanya, ‘Siapa yang membawa makanan ini?’. Mereka menjawab, ‘Ummu Salamah.’. Lalu datanglah Aisyah sembari membawa batu dan memecahkan piringnya. Lalu beliau mengumpulkan pecahan piring, kemudian berkata pada para sahabatnya: ‘Makanlah! Ibu kalian sedang cemburu.’ Kemudian rasulullah mengambil piring Aisyah kemudian dikirim ke Ummu Salamah, dan memberikan piring Ummu Salamah kepada Aisyah.(Hr. Bukhari, Abu Daud).
Ketiga, memahami psikis dan karakternya. Nabi bersabdah: “Pergauilah istri dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kamu hendak meluruskannya, maka akan pecah. Jika kamu biarkan, maka akan tetap bengkok. Maka pergauilah istri dengan baik.”(Hr. Bukhari).
Keempat, mengadu(curhat) dan mengajaknya bermusyawarah. Nabi Muhammad bermusyawarah dengan istri-istrinya dalam permasalahan yang penting. Sebagai contoh, Rasulullah pernah bermusyawarah dengan Ummu Salamah pada perjanjian Hudaibiah, ketika para sahabatnya tak mengindahkan perintah rasul untuk menyembelih dan mencukur rambut. Akhirnya Ummu Salamah mempunyai ide bagus: ga usah pakai omongan, tapi langsung saja dipraktikkan di hadapan mereka. Akhirnya mereka pun mengikuti(Ibnu Katsir, Sirah Nabawiah, 335).
Kelima, menampakkan cinta dan kesetiaan. Rasulullah pernah berkata pada Aisyah pada hadits yang panjang mengenai Ummu Zar`: “Aku dan dirimu bagaikan Abu Zar` dan Ummu Zar`.” Maksudnya: Aku dan kamu seperti mereka berdua dalam hal cinta dan kesetiaan. Lalu Aisyah berkomentar, “Sungguh Engkau lebih baik bagiku dari Abu Zar` dan Ummu Zar`.”(Hr. Bukhari, Muslim).
Keenam, memilih nama kesayangan untuknya. Rasulullah memiliki panggilan sayang kepada Aisyah, yaitu: `Aaisy(Hr. Bukhari, Muslim) dan Humaira`(Hr. Baihaqi, Thabrani).
Ketujuh, makan dan minum bareng. Dalam hadits yang diriwayakan Muslim, rasulullah dan Aisyah minum dengan gelas dan di tempat yang sama. Bahkan makan  sisi daging di tulang, di posisi yang telah dijilat Aisyah(Hr. Nasai).[Bersambung]
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan