Home » » Cara Nabi Berinteraksi dengan Istri [II]

Cara Nabi Berinteraksi dengan Istri [II]

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 09 Januari 2016 | 07.00

Kedelapan, tidak komentar atau mengeluh dengan kelakuan istri selama dalam hal mubah. Aisyah berkata, ‘Aku menyisir rambut Rasulullah, padahal sedang haidh.’(Hr. Bukhari).
Kesembilan, bersandar dan tidur di pangkuannya. Aisyah bercerita: ‘Rasulullah bersandar di pangkuanku, pada waktu aku sedang haidh.’(H. Muslim).
Kesepuluh, menemani jalan-jalan. Bukhari meriwayatkan: Ketika malam, nabi shallallahu `alaihi wasallam berjalan bersama Aisyah, sembari berbincang-bincang.
Kesebelas, membantu pekerjaan rumah. Dalam riwayat Bukhari disebutkan: Ketika Aisyah ditanya mengenai apa yang dilakukan rasul saat di rumah, beliau menjawab: ‘Beliau membantu pekerjaan istrinya.’
Kedua belas, melakukan pekerjaan rumah secara mandiri supaya meringankan istri. Ketika Aisyah ditanya tentang pekerjaan rasulullah di rumah, beliau menjawab: ‘Sebagaimana layaknya manusia lain, menjahit baju, memerah susu, dan melayani dirinya.’(Hr. Ahmad).
Ketigabelas, sabar untuk membahagiakannya. Suatu saat Abu Bakar datang ke rumah Nabi,waktu itu beliau sedang tertutup dengan baju, karena ada dua dua perempuan muda yang sedang menabuh gendang di depan Aisyah, lalu Abu Bakar kaget dan mencegahnya. Nabi pun  melarangnya seraya berkata: “Biarkan mereka berdua! Ini adalah hari raya.”(Hr. Bukhari).
Keempatbelas, memberikan kesempatan atau hak ketika sedang marah. Ketika Aisyah marah, Nabi memberi pilihan Abu Ubaidah bin Jarrah serta Umar sebagai hakim, tapi Aisyah tak mau. Ia lebih rela Abu Bakar yang menjadi hakim.
Kelimabelas, menenangkan dan meradam kemarahan istri. Salah satu doa yang Ummu Salamah dengar dari nabi untuk meredam kemarahan ialah:
اللَّهُمَّ رَبَّ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِي وَأَجِرْنِي مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ مَا أَحْيَيْتَنَا
Ya Allah Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkan kemarahan hatiku, anugerahkan padaku pahala dari fitnah-fitnah yang menyesatkan, selama Engkau menghidupkan kami.”(Hr. Ahmad).
Keenambelas, peduli terhadap kerabat dan teman akrabnya. Setiap kali rasulullah menyembelih kambing, ia berkata: ‘Kirimkan sebagiannya kepada teman-teman Khadijah.’(Hr. Muslim).
Ketujuhbelas, memuji dan berterimakasih padanya. Suatu saat Rasulullah memuji Aisyah: “Sesungguhnya keutamaan Aisyah atas semua wanita adalah seperti tsarid(adonan roti paling enak saat itu) atas segala makanan.’(Hr. Muslim).
Kedelapan belas, bahagia ketika istri bahagia. Suatu saat Aisyah sedang bermain bersama teman-teman perempuannya di sisi rasulullah. Mereka malu pada rasulullah, lalu bersembunyi. Kemudian rasulullah menyuruh mereka mendatangi Aisyah.[Bersambung]
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan