Kedelapan, tidak komentar atau mengeluh dengan
kelakuan istri selama dalam hal mubah. Aisyah berkata, ‘Aku menyisir rambut
Rasulullah, padahal sedang haidh.’(Hr. Bukhari).
Kesembilan, bersandar dan tidur di pangkuannya.
Aisyah bercerita: ‘Rasulullah bersandar di pangkuanku, pada waktu aku sedang
haidh.’(H. Muslim).
Kesepuluh, menemani jalan-jalan. Bukhari
meriwayatkan: Ketika malam, nabi shallallahu `alaihi wasallam berjalan
bersama Aisyah, sembari berbincang-bincang.
Kesebelas, membantu pekerjaan rumah. Dalam riwayat
Bukhari disebutkan: Ketika Aisyah ditanya mengenai apa yang dilakukan rasul
saat di rumah, beliau menjawab: ‘Beliau membantu pekerjaan istrinya.’
Kedua belas, melakukan pekerjaan rumah secara
mandiri supaya meringankan istri. Ketika Aisyah ditanya tentang pekerjaan
rasulullah di rumah, beliau menjawab: ‘Sebagaimana layaknya manusia lain,
menjahit baju, memerah susu, dan melayani dirinya.’(Hr. Ahmad).
Ketigabelas, sabar untuk membahagiakannya. Suatu
saat Abu Bakar datang ke rumah Nabi,waktu itu beliau sedang tertutup dengan
baju, karena ada dua dua perempuan muda yang sedang menabuh gendang di depan
Aisyah, lalu Abu Bakar kaget dan mencegahnya. Nabi pun melarangnya seraya berkata: “Biarkan mereka
berdua! Ini adalah hari raya.”(Hr. Bukhari).
Keempatbelas, memberikan kesempatan atau hak
ketika sedang marah. Ketika Aisyah marah, Nabi memberi pilihan Abu Ubaidah bin
Jarrah serta Umar sebagai hakim, tapi Aisyah tak mau. Ia lebih rela Abu Bakar
yang menjadi hakim.
Kelimabelas, menenangkan dan meradam kemarahan
istri. Salah satu doa yang Ummu Salamah dengar dari nabi untuk meredam
kemarahan ialah:
اللَّهُمَّ
رَبَّ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِي وَأَجِرْنِي
مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ مَا أَحْيَيْتَنَا
“Ya Allah Tuhan Muhammad,
ampunilah dosaku, hilangkan kemarahan hatiku, anugerahkan padaku pahala dari fitnah-fitnah
yang menyesatkan, selama Engkau menghidupkan kami.”(Hr. Ahmad).
Keenambelas, peduli terhadap kerabat dan teman
akrabnya. Setiap kali
rasulullah menyembelih kambing, ia berkata: ‘Kirimkan sebagiannya kepada
teman-teman Khadijah.’(Hr. Muslim).
Ketujuhbelas, memuji dan berterimakasih padanya.
Suatu saat Rasulullah memuji Aisyah: “Sesungguhnya keutamaan Aisyah atas
semua wanita adalah seperti tsarid(adonan roti paling enak saat itu) atas
segala makanan.’(Hr. Muslim).
Kedelapan belas, bahagia ketika istri bahagia.
Suatu saat Aisyah sedang bermain bersama teman-teman perempuannya di sisi
rasulullah. Mereka malu pada rasulullah, lalu bersembunyi. Kemudian rasulullah
menyuruh mereka mendatangi Aisyah.[Bersambung]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !