Home » » Ketika A. Hassan Mendapat Gelar Lubis

Ketika A. Hassan Mendapat Gelar Lubis

Written By Amoe Hirata on Selasa, 22 Desember 2020 | 09.27


DALAM majalah Al-Muslimun No. 121 (April 1980), pada rubrik “Surat Anda”, ada surat menarik yang ditulis oleh Sulaiman Affandi bin H. M. Judi asal Ds. Sumpiuh, Banyumas Jawa Tengah.

Sebagai respon pada tulisan Tamar Djaja “Segi-segi Kehidupan Almarhum A. Hassan”, maka Sulaiman Affandi mengirim surat ke TU Al-Muslimun. Menyampaikan kekagumannya kepada sosok A. Hassan yang disebut memiliki akhlak tinggi, kecerdasan otak dan kecepatan dalam menjawab setiap pertanyaan.
Kesan itu dirasakan setelah membaca buku-buku A. Hassan seperti: Soal Jawab. Ia berdoa, “Semoga amal jariahnya (maksudnya: A. Hassan) yang sudah mambrah-mambrah di seluruh tanah air Indonesia bahkan sampai merembes ke beberapa negara-negara luar, dapatlah diterima oleh Allah swt. Amin. Dan kami mohon kepada Allah swt. semoga dari putera-putera atau sahabat-sahabat atau murid-muridnya ada yang dapat menyamai bahkan melebihi daripadanya.”
Karena kekaguman ini, maka Affandi mewakili teman-teman hendak memberi gelar berupa: A. Hassan Lubis. Lubis di sini merupakan akronim dari Luar Biasa, bukan nama satu marga. Dan buku yang biografi yang akan ditulis oleh Tamar Djaja sangat ditunggu kehadirannya. Kelak buku ini diberi judul: Riwayat Hidup A. Hassan.
Menariknya, ada catatan kaki dari redaksi Al-Muslimun. Tulisnya, “Kami rasa gelar seperti itu akan ditolak oleh alm. A. Hasssan, jika beliau masih hidup. Karena itu cukup A. Hassan BIASA. Hendaknya kita tidak membiasakan begitu agar tidak menjurus kepada kultus individu.” (Selesai Nukilan)
*****
Apa yang diusulkan Sulaiman Affandi sebenarnya cukup wajar melihat sosok A. Hassan yang memiliki banyak kelebihan. Hanya saja, melihat dari hayat A. Hassan dan sejarah di jam’iyyah Persis, tidak ada tradisi mengkultuskan individu.
Menurut penulis, yang jauh lebih penting justru doa yang dipanjatkan oleh Sulaiman Affandi yaitu agar Allah semoga dari putera-putera, sahabat-sahabat, atau murid-murid A. Hassan ada yang bisa menyamai bahkan melebihi beliau.
Artinya, kita perlu mencetak kader-kader brilian seperti A. Hassan yang sangat kuat budaya literasinya. Syukur-syukur bisa melebihi beliau, yang secara konsisten berpegang kepada Al-Qur`an dan Hadits dan pantang mundur dalam membela Islam dari berbagai penyerang dan pembencinya. (Amoe Hirata/MB. Setiawan)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan