Home » » Asiyah binti Muzahim Wanita Shalihah Dambaan Surga

Asiyah binti Muzahim Wanita Shalihah Dambaan Surga

Written By Amoe Hirata on Jumat, 25 Desember 2020 | 16.06

 


Namanya ialah Asiyah binti Muzaahim bin Abid bin Ar-Rayyan bin al-Walid[1](merupakan Firaun Mesir pada zaman Yusuf), diriwayat lain dikatakan bahwa Asiyah merupakan keturunan dari bani Israil, bahkan ada yang mengatakan bahwa Asiyah adalah bibi Musa alaihi salam.

Mengenai kisahnya, secara sekilas diabadikan dalam al-Qur`an, surat at-Tahrim ayat sebelas yang artinya: "11. dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu[2]dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."

Meski sekilas disebut dalam al-Qur`an, melalui doa yang dilantunkannya kita bisa melihat betapa Asiyah adalah wanita yang berkarakter tinggi, cerdas, teguh pendirian, memiliki iman yang kuat, optimis, memiliki idealisme yang tinggi berupa: ingin dimasukkan di surga Firdaus, dan dalam mengarungi kehidupan dakwah, Ia meminta diselamatkan dari orang-orang yang dzalim.

      Asiyah hidup di tengah keberlimpahan harta. Dia merupakan seorang ratu. Dia adalah istri Fir`un seorang raja diktator dari Mesir yang juga diabadikan dalam al-Qur`an sebagai orang kafir dan Mengaku jadi Tuhan.  Namun menariknya semua kenyamanan yang didapat; semua kenikmatan yang dirasa, tidak lantas membuat akidahnya lemah; tidak membuat keimanannya goyah, bahkan dengan tabah dan tegar Dia tetap beriman sampai akhir hayatnya. Dan sesuai dengan takdir Allah, Dia pulalah yang kemudian membujuk Fir`aun agar mengasuh Musa, yang kemudian hari menjadi bomerang bagi Fir`aun dan meruntuhkan kekuasaanya.

      Bagi para wanita muslimah yang memiliki suami yang yang berakhlak buruk penting kiranya meneladani kisah Asiyah binti Muzahim. Agar, kondisi demikian tidak membuatnya lemah, dan semakin jauh dari agama, akan tetapi sebaliknya, Ia malah lebih menjadi kokoh dan teguh pendirian.



[1] . al-Bidaayah wan Nihaayah, karya: ibnu Katsir, bab: Kisah Musa al-Kalim, Juz: I, hal: 276.

[2] . Maksudnya: sebaliknya Sekalipun isteri seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam jannah.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan