Home » » KISAH PERJUMPAAN SAHABAT PAK ZUHAL DENGAN USTADZ GHAZI ABDUL QADIR HASSAN

KISAH PERJUMPAAN SAHABAT PAK ZUHAL DENGAN USTADZ GHAZI ABDUL QADIR HASSAN

Written By Amoe Hirata on Jumat, 27 Agustus 2021 | 15.13


(Kisah Pertemuan Sahabat Pak Zuhal dengan Ustadz Ghazi Abdul Qadir saat jadi Mahasiswa di Saudi Arabia)

PADA tahun 1968, Shaleh Mahdi As-Samarray, sahabat Zuhal Abdul Qadir asal Irak yang pernah kuliah di Jepang mengambil jurusan Pertanian, selepas lulus dari Jepang, ia mengajar di Universitas King Abdul Azis, Saudi Arabia.
Ketika di Saudi, Mahdi As-Samarray berkenalan dengan beberapa mahasiswa yang ada di sana. Salah satu yang diajak kenalan adalah Ghozy. Berikut petikan perkenalannya.
"Apakah Ghozy mengenal Zuhal?" tanya Mahdi kepada mahasiswa Saudi ini. "Saya adiknya," jawabnya. Dari obrolan ini, baru tahu bahwa di antara mahasiswa Indonesia yang diajaknya ngobrol adalah Ustadz Ghazi Abdul Qadir Hassan yang merupakan adik dari sahabatnya ketika di Jepang. Dari obrolan ini pula, Mahdi tahu kalau Ghozy belajar ilmu agama untuk meneruskan cita-cita sekaligus menggantikan bapaknya kelak.
Mahdi pun bercerita, sebagaimana yang termaktub dalam buku "Zuhal 60 Tahun Jejak Perjalanan dan Pikirannya" (2002: 21), "Dari perkenalan itu saya mengetahui, bahwa Zuhal adalah keturunan keluarga terpandang dalam ilmu pengetahuan dan agama. Ia adalah keturunan keluarga terpandang dalam ilmu pengetahuan dan agama. Ia adalah anak Ustadz Abdul Qadir, pimpinan pondok pesantren Persatuan Islam (PERSIS) di Bangil. Dari lembaga pendidikan ini terbit majalah 'Al-Muslimun'. Nama majalah ini diberikan oleh DR. Said Ramadhan. Pada saat yang sama diterbitkan juga majalah sejenis dengan nama yang sama dalam edisi bahasa Arab di Genewa, Swiss. Saya jadi semakin tahu bahwa Zuhal memiliki kakek yang mulia, KH. Ustadz Hassan di Bandung. Beliau adalah salah seorang tokoh cemerlang Islam Indonesia. Akhirnya saya mengetahui rahasia akhlak mulia Zuhal yang tercermin dari kecintaannya terhadap Islam." pungkas Mahdi As-Samarray. (Selesai Nukilan)
Rahimahumullah Rahmatan Waasi'ah.
*****
Seperti kata pepatah, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Biasanya, kesalehan dan kecerdasan ulama, turun kepada anak-anaknya. Semoga kita, bisa meneladani beliau-beliau sudah al-marhum dan bisa menjadi alim, saleh dan melahirkan generasi Rabbani.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan