Home » » Mengenal Dua Tipe Murid A. Hassan

Mengenal Dua Tipe Murid A. Hassan

Written By Amoe Hirata on Kamis, 29 Juli 2021 | 19.23


Pada tahun 1976, saat Allah Yarham Ustadz Hud Abdullah Musa, sedang menjalani studi di Karachi, tak disangka Mr. Moehamad Roem transit di Bandara Karachi.
Berawal dari peminjaman koper, akhirnya Pak Murtadho, salah satu staf KBRI Karachi, menghubungi Hud untuk memenuhi kebutuhan Pak Roem.

Kebutuhan koper itu kemudian terpenuhi meski tidak terlalu bagus.
Setelah memberikan koper di hotel Inn, dekat bandara Karachi, Ustadz Hud memberanikan diri untuk berdialog.
Di antara yang ditanyakan ialah mengenai generation-gap. Kemudian dijawab dengan sangat lugas oleh Mr. Moh. Roem. Kalau sekiranya ada gap antar generasi tua dan muda, tentu dialog antara beliau dengan Hud muda tentu tak kan berlangsung.
Dalam kesempatan itu, Mr. Moh. Roem juga membicarakan dua tipe murid A. Hassan, sesuai dengan sudut pandangnya;
Pertama: Yang menerima pikiran A. Hassan secara bulat sebagaimana yang diajarkan kepada mereka. Yaitu golongan seperti KH. Isa Anshary dan Fakhruddin Al-Kahiri.
Kedua, yang dapat mengembangkan pikiran A. Hassan. Golongan seperti ini di antaranya M. Natsir.
Untuk menyudahi dialog itu, Pak Roem berujar, "Saya adalah kadernya Cokroaminoto dan Natsir adalah murid Pak hassan. Kami berdua dapat bertemu dengan mesra di JIB sampai di Masyumi dan terus sampai sekarang." (Al-Muslimun, No. 164, 1983: 43).
*****
Meski apa yang disampaikan Mr. Roem perlu diteliti lebih lanjut, paling tidak pembaca bisa melihat sedikit banyak apa yang disampaikan Roem ada benarnya.
Dalam catatan sejarah, meski Natsir dikenal sebagai murid A. Hassan, tapi dalam hal politik dan masalah furu'iyah tidak sekeras A. Hassan.
Beliau fleksibel dan bisa bergaul dengan berbagai tokoh dan cendrung menggunakan cara lembut, persuasif dan santun. Meski demikian, tetap menjaga prinsip.
Demikian juga dengan Isa Anshary yang konsisten dengan gaya tegas dan orasinya yang berapi-api, serta secara terang-terangan mengkritik siapa saja yang dianggap beliau menyimpang dari kebenaran. Seperti kritiknya kepada orang-orang komunis dan lain sebagainya.
Terlepas dari itu semua, baik Natsir maupun Isa Anshari sama-sama pernah dijebloskan oleh Rezem Nasakom Soekarno. Bagaimanapun tipe dan caranya, mereka tetap memiliki tujuan sama: membela kebenaran. Rahimahumullahu rahmatan waasi'ah.
(Mahmud Budi Setiawan/Abu Kaffah/Amoe Hirata. Sumengko, 29 Juli 2021)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan