“Menulis
itu bagus, tapi mengetahui bentuk tulisan dan kapasitas kita dalam menulis itu
lebih bagus”. Demikianlah paparan pembuka Kiai Mbeling dalam salah satu acara
seminar “Pelatihan Kepenulisan” yang di gelar dalam gedung graha KPH(Kumpulan
Penulis Handal). (Belum selesai ia bicara riuh tepukan sudah bergema begitu
ramainya hingga ia terpaksa diam sebentar menunggu suasana tenang kembali.)
Kemudian,
setelah suasana sudah kembali setabil ia melanjutkan paparanya: ” Siapa saja
bisa menulis kalau mau berusaha. Tapi, untuk menghasilkan tulisan yang bagus
dan berkualitas itu membutuhkan usaha ekstra”. “ Hatta orang yang tidak
berbakatpun bisa menulis berkualitas jika ia mempunyai kesungguhan dan
kedisiplinan yang tinggi dalam menulis. Hanya saja, bedanya orang yang
mempunyai bakat alamiah dalam menulis dibanding dengan orang tidak berbakat
akan lebih cepat prosesnya bagi yang berbakat. Jadi, peran bakat disini berada
pada frekwensi kecepatan dalam mencapai hasil tulisan yang berkualitas, bukan
pada inti bisa atau tidaknya ia menghasilkan tulisan yang berkualitas”.
“Orang
yang berbakat menulis tapi males dan tidak mau latihan menulis dia tidak aka
pernah melahirkan tulisan yang bagus dan berkualitas, Karena bakat bukan
satu-satunya faktor yang menentukan baik tidaknya tulisan. Orang yang
biasa-biasa saja akan mampu menulis yang berkualitas karena ia rajin melatih
diri dan berdisiplin tinggi. Pengetahuanya tentang ketidakbakatanya dalam hal
tulis-menulis mengilhami dia untuk semakin tertantang melatih diri dan berusaha
sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan-tulisan besar. Tentu saja, itu hanya
bisa diraih dengan latihan dan terus latihan”.
“Tidak
semua bentuk tulisan cocok bagi kita. Ada yang berbakat menulis pengamatan. Ada
yang berbakat menulis puisi. Ada yang berbakat menulis cerita. Ada yang
berbakat menulis tentang politik dan lain sebagainya. Dengan demikian,
mengetahui corak dan tipe kepenulisan kita itu lebih baik dibanding kita
menulis tentang apa saja sedang itu tidak cocok bagi kita.
“Bagi
yang suka menulis saya sarankan untuk lebih dulu mengetahui kapasitas dan corak
kepenulisannya. Setelah menemukan, baru mengembangkanya kearah yang lebih baik
hingga mencapai kualitas maksimal. Terkadang banyak yang memaksakan diri untuk
menulis tema tertentu sedang ia tidak kapabel dan tidak cocok dalam bidangnya,
ini malah berakibat buruk pada dirinya bahkan orang lain”.
(Terakhir ia menandaskan), :” Jangan “main-main”
terhadap tulisan karena setiap goresan yang tertulis dari pikiran anda, akan
anda pertanggung jawabkan di sisi Allah kelak. Karena itu, pikirkanlah dengan
matang setiap tulisan yang mau anda publikasikan hingga betul-betul masak. Bila
ceroboh, tulisan hanya malah menimbulkan fitnah baik bagi diri, keluarga,
masyarakat , bangsa hingga agama.(seketika itu para hadirin menyimak dengan
sangat serius hingga tak terasa waktu kiai mbeling sudah habis yang kemudian
diganti oleh pembicara selanjutnya). “Mungkin hanya ini yang dapat saya
paparkan semoga bermanfaat bagi calon-calon penulis yang mau merintis
kepenulisanya. Sekian”(pungkasnya).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !