Aku bercermin
pada kaca rindu. Tampak indah wajahnya, serupa bidadari surga. Hati bergetar
tak karuan, menanti sungging senyuman, sang wanita idaman.
Apa daya, laksana pepohonan dan
bumi, kadang ku bisa menyatu dengan bidadari. Ada pula masa, laksana langit dan
bumi, minyak dan air, bidadari tak bersamaku.
Saat jauh, hanya selendang cinta,
yang ku pegang erat. Aroma wanginya, membuat ku bertekad: Aku akan menunggu
hingga kau datang mendekat.
Bidadariku, kalau ada kata yang
mampu mewakili kerinduanku, maka tak lain selendang sucimu, yang mengikat cinta
kita menjadi halal menyatu. Bidadariku: “I love you.”
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !