Buka Mata, Buka Hati
Written By Amoe Hirata on Selasa, 31 Januari 2017 | 18.05
SETIAP kajian tadabbur Kamis pagi di AQL Islamic Center Tebet, ada sosok
inspiratif yang selalu datang menjajakan dagangan kerupuknya. Aku tidak tahu
persis nama, asal, keluarga, dan kediamannya, karena yang penting adalah
pelajaran yang bisa diambil darinya. Hanya ciri fisik yang bisa diketahui;
seorang yang tidak bisa melihat, membawa tongkat, dan payung yang di bawahnya
diletakkan kerupuk-kerupuk yang siap dijual.
Setiap kali berdagang
selalu laris. Entah apa sebabnya. Di antara yang membuat salut ialah dengan
kondisinya seperti itu, dia mau tetap bekerja. Berdiri di atas kaki sendiri,
tidak meminta-minta ke orang lain. Ia tetap berusahan sebisanya dengan dagangan
ala kadarnya.
Kafillah
SُETIAP ibu pada dasarnya ingin melahirkan bayinya secara normal. Namun apa daya jika sudah berusaha secara
maksimal, tapi tetap saja harus caesar. Kecewa pasti, tapi keimanan kepada
takdir, membuat kekecewaan menjadi pelajaran. Lahirlah seorang bayi perempuan
secara caesar pada 23 Januari 2017 jam 00.10.
Relativisme dan Relatipis-tipisme Kebenaran Agama
Written By Amoe Hirata on Jumat, 06 Januari 2017 | 11.29
DI sebuah pengajian, ada orang yang dengan mantap
mengatakan, "Kita tidak boleh merasa benar sendiri. Kebenaran itu relatif.
Masing-masing mengandung kebenaran. Bedakan antara tafsir al-Qur`an dengan
al-Qur`an. Yang berhak menilai adalah Tuhan. Jangan merasa paling benar. Sesama
murid jangan saling mengisi rapot," dan masih banyak lagi yang lainnya.