Apa Benar Sudah Berpuasa?

"Ji!" panggil Sarikhuluk kepada Mujiono, "apa bener kamu sudah berpuasa?" "Yo opo sih Cak. Ya sudah toh, tiap hari gak pernah telat sahur sampai buka."


"Ah, yang benar. Kok aku ngelihat awakmu buka setiap hari," tandas Sarikhuluk. "Jangan bikin fitnah toh Cak, puasa-puasa gini."

"Lho, aku ga fitnah. Puasa itu bukan persoalan mong nahan lapar dan dahaga. Tapi menahan dan mengelola syahwat dan hawa nafsu agar tidak tunduk kepada setan dan nafsu Ammarah Bissu' tapi taat pada ketentuan dan intruksi Pengeran."

"Kowe ngaku puasa tapi hobi ngrumpi kesalahan konco, cangkeme ga puoso. Ngaku poso, tapi umek main hp terus, sampek lali Pengeranne. Dari bangun tidur sampai tidur lagi HP menjadi perhatian utama, bahkan beol pun masih nyekel HP. Lha, itu apa dikatakan puasa?"

"Kalau puasa cuman nahan dahaga dan luwe, iku puasane arek cilik. Menurut Imam Ghazali itu puasa di level paling rendah."

"Jare kenjeng nabi, wakeh wong poso tapi mek oleh ngelak lan luweh. Hanya dapat haus dan lapar, hanya dapat capek tapi spirit dan nilai puasa tidak membekas dalam kehidupannya."

"Mangkanya, puasa itu yo harus pandai meng-pause, menjeda, mengendalikan dan mengontrol. Dan itu bukan hanya di bulan Ramadhan tapi di seluruh bulan."

"Cak! Tak potong disek, aku mau nanya," kata Paijo, "sampean dari tadi nyerocos itu sedang puasa atau tidak?"

"Gubrak, matek aku. Kena juga, senjata makan tuan."