Home » » Merasa Paling Benar

Merasa Paling Benar

Written By Amoe Hirata on Kamis, 04 Januari 2018 | 06.48

"Kamu jangan merasa paling benar," tukas Wawan kepada Sangidu, "bisa jadi mazhab yang kamu salahkan mengandung kebenaran, bahkan lebih benar dari kamu!"

"Baik Mas, aku ikuti logika kamu," sahut Sangidu dengan senyum riang, "sederhana saja, aku cuma mau nanya satu pertanyaan: ungkapan Mas barusan apa tidak merasa paling benar sendiri? Kalau jawabannya, tidak; buat apa saya menerima nasihat sampeyan wong ga bener. Kalau jawabannya, iya; ngapain juga diterima, wong sampeyan saja ga konsekuen nasehatin orang, sampean sendiri juga merasa bener sendiri."

"Menurutku sih," Aira mencoba urun pendapat, "permasalahannya bukan pada paling bener dan paling salah, tapi seberapa besar kelapangan hati kita, kerendahan hati kita, dan toleransi kita dalam menyikapi perbedaan. Sah-sah saja kita merasa paling benar, tapi itu belum final karena perjalanan intelektual kita belum berhenti, tapi meski begitu jangan merendahkan orang hanya karena berbeda pendapat. Tumbuhkan diskusi, bukan caci-maki; kembangkan cinta, bukan cela; biasakan sikap ramah, bukan marah-marah; dan tradisikan rendah hati, bukan tinggi hati. Begitu kira-kira yang pernah aku dengar dari Sarikhuluk Hafidhahullah Ta'ala.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan