Pagi
hari di Heidelberg pepohonan cemara terlihat sayu. Langit sedikit mendung tak
bersahabat. Tidak seperti biasanya suhu dingin kota Heidelberg mencapai -0.3 C.
Angin begitu kencang. Rasa dingin itu seolah menusuk-nusuk kulit Dino. Meskipun
dia sudah memakai jaket, syal(tutup leher) dan tutup kepala tebal tetap saja dingin itu merasuki
kulitnya. Ini sangat wajar karena suhu di desanya berbeda jauh dengan suhu di
sini. Meski demikian tak mengurangi
semangatnya untuk pergi pagi-pagi menuju kuliah yang merupakan kebiasan
baiknya.
Sudah
hampir satu tahun Dino menjalania aktivitas kuliahnya. Dia kuliah di
Universitas Heidelberg mengambil jurusan Kedokteran ini tak mengherankan karena
memang salah satu universitas di Jerman yang tersohor dalam bidang kedokteranya
ialah Universitas Heidelberg.
Sebagai
mahasiswa asing dari Indonesia ia tergolhong paling pintar dan prestisius.
Penguasaan bahasa Inggris dan Jerman yang begitu memadai membuatnya semakin
mudah melahab letelatur bahasa asing. Tidak hanya itu di juga cukup ahli
penguasaan Bahasa Arabnya, ini karena sewaktu dirumah dulu Bapaknya sendiri lah
yang mengajari secara langsung Bahasa Arab juga penguasaan Kitab Kuning. Bapaknya
pernah nyantri di pondok Gontor, maka tak heran meskipun Dino sekolah di SMA
Negri kedalaman ilmu agamanya tidak bisa diremehkan.
Banyak
mahasiswa-mahasiswa yang minta bimbingan padanya. Waktunya sangat padat.
Dihabiskan untuk kegiatan organisasi seperti senat kekeluargaan dan kegiatan
lainya. Ia sangat di horrmati dan disukai oleh mahasiswa dan dosen. Meski
demikian ia tetap rendah hati dan tidak sombong.
Suatu
ketika di perpustakaan kampus ia membaca buku, entah mengapa tiba-tiba ia
teringat dengan Puspita Sari. Bagaimana ya kabar Puspita? Dia pasti sudah nikah
dan bahagia. Astaghfiullah...kenapa akumasih mikirin dia bukankah dia sudah
menjadi milik orang. Dengan segera ia alihkan perhatianya untuk kembali membaca
buku. Saat sIbuk membaca buku ia didatangi oleh beberapa mahasiswa dan
mahasiswi dari Indonesia.
Kak
permisi, maaf kami jika kami menganggu. Kami adalah mahasiswa baru Kedokteran.
Kata teman-teman kakak nih orangnya pinter banget dan keren. Siapa saja pasti
kenal kakak. Nah kami berencana meminta bimbingan pada kakak. Kira-kira ada
waktu ga ya kak?Sebenarnya saya biasa aja kok dik. Ga ada yang istimewa bagi
saya. Saya seperti kalian juga. Kalau untuk bimbing sih sebenarnya saya kurang
pantas. Tapi gini aja, saya akan berusaha membantu ga usah anggap saya
pembimbing anggap saja belajar bersama. Tapi sebelum itu kita kenalan dulu biar
lebih akrab.
Terimakasih
ya kak. Baik perkenalkan saya Bagas. Yang ini Sharon, Mekar, Arjuna dan yang
teakhir itu namanya Wangi Bunga Kasturi. Baik saya juga akan mengenalkan diri.
Nama saya Dino al-Kindi. Panggil saja saya Dino. Saya berasal dari desa Jembar
Sari di Jawa Timur Indonesia.
Baik,
kita kan sudah saling mengenal, sekarang langsung saja kita tentukan kira-kira
kapan waktu yang pas untuk belajar bersama. Yang jelas untuk hari Jum'at dan
Sabtu saya tidak bisa. Terserah kakak aja deh kami menyesuaikan saja. Kami juga
belum ada kesIbukan paten kok selain kuliah. Baik,gimana kalau kita ketemu hari
Senin, Selasa dan Rabu Sore. Ya ya...boleh tuh kami setuju. Ya udah kak terima
kasih kami mau pamit dulu mau masuk kuliah. Silahkan melanjutkan bacaanya.
Sekali lagi terima kasih lho kak. Ok sama-sama dek.
Seperginya
mereka Dino sedikit bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa sebenarnya Wangi Bunga
Kasturi? Ia kelihatan lain dari pada temen wanita yang lain. Meski ia tidak
pakai jilbab tapi bajunya sangat sopan sekali tidak seperti yang lain. Ia juga
sangat menjaga perilaku tidak over. Dino semakin penasaran siapa gerangan gadis
itu. Wajahnya imut, cantik dan manis, tinggi semampai berambut ikal sebahu.
Melihatnya ia jadi ingat lagi sama Puspita.
Astaghfirullah....jagalah
hamba-Mu ini ya Allah jauhkanlah daripikiran-pikiran yang tidak-tidak.
Berlangsunglah aktivitas belajar bersama itu hingga hampir satu tahun. Secara
tidak sadar Wangi Bunga Kasturi selama ini tertarik dan memendam rasa pada
Dino. Tapi ia hanya diam, sikapnya yang pemalu dan sangat menjaga diri
membuatnya kuat untuk menahan diri. Dino menangkap sinyal-sinyal kea rah situ.
Namun dia cuek. Sampai suatu ketika secara tidaksengaja sewaktu ia masuk
perpustakaan ada sebuah agenda yang tak bernama melainkan hanya tiga kata saja
WBK.
Ia
buka lembaran itu untuk mencari identitas pemilik supaya bisa lekas di
kembalikan. Sewaktu membuka halaman pertama ia kaget, namanya tertulis di judul
tulisan paling depan:" Dino sang Dambaan". Melihat tulisan itu Dino
secara tidak sadar tertarik membacanya hingga selesai. Rupanya benar itu adalah
agenda Kasturi. Dino baru tahu jika selama ini Kasturi menaruh rasa padanya.
Dengan segera ia menutup agenda itu dan segera keluar mengembalikan agenda itu
ke Wangi Bunga Kasturi.
Kebetulan
Sharon lewat di depan perpus maka dengan segera Dino menitipkan agenda itu pada
Sharon. Shar, tolhong berikan buku ini ke Kasturi barusan kakak lihat
tertinggal di perpustakaan. Baik kak aku juga mau ketemu dia kok. Terima kasih
ya. Ya kak sama-sama.
Kasturi,
ni agenda kamu ya? Barusan kak Dino titip buku ini. Hah...kak Dino oh iya aku
lupa....aduuuh...gimana ini kalau sampai kak Dino tau dan baca bisa malu
sendiri aku. Emangnya kenapa Kasturi? Jadi di agenda ini aku menulis tentang
dia karena juju raja Sharon aku suka banget ma dia makanya di agenda ini
kutulis tentang dia sebagai sang dambaan. Heee....ya udah ga usah khawatir, kan
mendingan kayak gitu biar dia tahu. Siapa tahu kalian berjodoh kan.
Haaa....tapi aku malu banget tauu...giman coba kalau dia ga da rasa ma aku kan
aku jadi ga enak sendiri dan malu lagian ni yah kita kan bimbingan denganya
jadi tambah malu aja kan kalau aku
ketemu nanti.
Kala
itu Dino berpikir dengan cukup serius diperpustakaan. Apa sebaiknya sikap yang
harus dia ambil. Secara tingkah laku Kasturi tergolhong baik. Apa salahnya jika
ia mencoba menjalin hubungan serius dengan Kasturi. Ini supaya terhindar dari
perbuatan maksiat dan tidak ingat lagi sama Puspita Sari.
Akhirnya
malam itu juga ia datang kerumah Kasturi untuk melamarnya. Baru ia tahu
ternyata Kasturi adalah anak salah satu pejabat Kedutaan Besar Indonesia di
Jerman. Betapa kagetnya Kasturi ketika melihat kedatangan Dino ke rumahnya. Apa
sebenarnya yang terjadi sampai-sampai pria pujaanya itu datang kerumahnya.
Barulah ia tahu maksud kedatangan Dino. Bergetarlah hati Kasturi ia tidak
percaya kalau Dino sedang mau melamarnya.Bagai di alam mimpi ia terbuai dalam
imajinasi kebahagiaan yang selama ini ia harapkan.
Belum
selesai rasa senangnya terpuaskan, seketika itu lamunananya buyar. Ternyata Bapaknya
kurang setuju. Alasanya ialah karena Kasturi masih terlalu muda dan masih
kuliah ditambah yang lebih inti karena Dino beragama Islam. Jadi, Dino akan di
setujui lamaranya jika Kasturi sudah menyelesaikanstudi S1-nya dan Dino harus
masuk agama Kristen.
Apa
kira-kira yang akan dilakukan oleh Dino, apakah ia akan pertahankan agama dan
idealismenya atau akan menyerah pasrah dengan syarat dari orang tua Kasturi.
Kita tunggu saja episode selanjutnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !