Home » » Cinta Tak Kunjung Menjawab

Cinta Tak Kunjung Menjawab

Written By Amoe Hirata on Rabu, 14 Maret 2012 | 10.22

            Di sepertiga malam yang sunyi, beratus-ratus gemintang terlihat indah semburat. Angin sepoi-sepoi. Suasana begitu sepi. Di tengah sepi itu Yang ada hanya suara jangkrik dan kelelawawar yang sedang menikmati buah jambu yang matang. Malam itu, di samping sungai desa Mambang Legi terlihat sorot remang-remang lampu kamar yang sedang  menyala.Tepatnya, di rumah Bapak Kh. Ahmad Sunardi selaku abah dari Puspita Sari.
Ketika itu, Puspita Sari sedang asyik bermunajat menunaikan shalat Tahajjud. Besok adalah hari ke tujuh dimana Dino berjanji akan melamarnya. Perasaanya tidak karuan senangnya. Rasa bahagia dan kengen seolah menyelimuti hatinya. Mungkin ia baru mengalami apa yang namanya cinta. Seharian itu wajahnya cerah dan banyak senyum. Abah dan Uminya sampai merasa heran, ada apa gerangan dengan anak ke tiganya ini kok tingkahnya tidak seperti biasanya.
            Dalam munajatnya itu ia berdoa:" Ya Allah ampunilah hamba yang penuh khilaf dan dosa ini. Aku memohon kepada-Mu ridhailah hubunganku dengan Dino jika itu memang yang terbaik buat kami. Jagalah kami. Lindungi kami dari hal-hal yang buruk. Kami sudah ingin menjalin hubungan yang suci ya Allah agar terhindar dari makshiyat kepada-Mu.  Kabulkan permintanku ya Allah. (Dengan sangat optimis ia menutup doanya dengan Amiiiin).
Pagi sudah menjelang. Tepatnya pukul 09.00 pagi Dino berjanji akan melamar Puspita Sari. Jantung Puspita sari berdegup kencang menunggu datangnya hari penting itu. Sedari pagi ia sudah menyiapkan segalanya. Abah dan Uminya semakin heran karena memang keduanya tidak tahu apa yang bakal terjadi. Puspita sengaja merahasiakannya sebagai kejutan untuk Abi Uminya tercinta.
            Jam menunjukkan pukul 10.00. Dino tidak kunjung datang. Perasaan khawatir dan cemas segera datang menghantui benak Puspita. Ia bingung. Dino tidak bisa di hubungi, hpnya tidak aktif sms juga tidak dibalas. Ia berusaha untuk menghibur dirinya dengan ungkapan:"Sabar....sabar...barangkali mas Dino masih ada acara". Hingga pukul 11.00 nampaknya Dino belum datang juga. Kesabaran baja Puspita semakin terkikis oleh resah dan bimbang yang menjadi-jadi.
            Di tengah kegalauan itu tiba-tiba terdengar dari depan rumahnya suara mobil berbunyi. Segera ia lari menuju ruang tamu melihat siapa yang datang. Barang kali mobil itu adalah Dino dengan pa kal-Kindi. Perasaan itu menjadi buyar ketika yang keluar ternyata bukan Dino. Ketika itu yang datang adalah temanya sendiri yang bernama Shinta Aulia bersama lelaki yang tidak di kenal puspita.
            Diketoklah pintu rumah dengan lembut oleh Shinta(...tok..tok..tok..) “Assalamualaikum..Wa'alaikum salam....hai Sin apa kabar?Baik-baik saja kan?”. “Kok ga ngbari sih kalau mau kesini? Tau gitu kan aku bisa siap-siap bikin jamuan untukmu. Oh ya aku kangen banget lhoh ma kamu soalnya hampir dah sebulan lebih kita ga ketemu. Oh iya ngomong-ngomong kamu lanjut kuliah dimana?”
            “Maaf  deh Sar, ku sengaja bikin kejutan nih, aku baik-baik aja kok, aku juga kangen ma kamu, aku jadi kuliah di UGM ngambil jurusan Komunikasi”. “Oooo...gitu toh....oh iya sampai lupa...mari-mari silahkan duduk(sambut Puspita)”. “Sar, kenalkan ni sepupu saya namanya Aji kurniawan sedang menjalani progam S2 di universitas Madinah”.
            “Sar, abi dan umi kamu ada di rumah ga?”. “Oh ada...emang kenapa Sin?”. “emmm..ga Cuma pingin ngobrol sebentar”. “..ok bentar ya bentar ku panggil mereka sambil ku bikin minuman buat kalian”. “Abi..Umiii....ada tamu nih...temen Puspita pingin ketemu abah dan umi”. Keluarlah keduanya keruang tamu menyambut kedatangan mereka.
            Begini pak maksud kedatangan saya, ingin mengantar sepupu saya ini namanya Aji Kurniawan calon MA di Universitas Madinah.  Ia sekarang lagi liburan, jadi menyempatkan diri untuk pulang. Nah, tujuan kepulanganya ini ingin mencaricalon istri jadi saya tunjukkan kemari, maaf ya pak kalau kurang berkenan.
            Dak usah sungkan-sungkan dek, Bapak malah seneng lho kedatangan tamu, apa lagi jauh-jauh dari Madinah. Bapak sama Ibu sebenarnya setuju-setuju aja apalagi dapat anak shaleh seperti dek Aji. Cuman Bapak harus menanyakan dulu ke Puspita tentang rencana ini. Setahu Bapak sih Puspita belum ada calon.
“Hayoo...lagi ngomongin apa nih kayaknya seru banget....mari-mari silahkan diminum jus mangganya seger banget lho” saji Puspita. “Begini nak kita bisa ngomong sebentar didalam? Ada masalah penting yang mau abah umi bicarakan sama kamu. Baik bah silahkan. Jadi begini, kamu tahu ndak cowok berkopyah di depan tadi? Iya bah itu sepupu Shinta calon S2 Universitas  Madinah. Tujuan dia kemari ingin melamarmu. Dimana menurutmu?. Anaknya baik, tampan dan shalih lhoh, kalau bisa segera jawab.soalnya moment kaya begini sangat langkah. Kamu sendiri kan belum ada calon kan?”.
Puspita merasa sangat bingung mau menjawab apa.Sedang dia sudah terikat janji sama Dino. Disisi lain ia sangat cinta Dino.Masalahnya itu tidak di ketahui oleh abah dan uminya. Dino juga tidak datang-datang. Mau menolak ia tidak tega sama abah uminya karena selama ini keduanya tidak pernah sampai meminta dengan mendesak seperti ini.
Dalam kondisi pelik ini tiba-tiba ia mendapatkan sms dari Dino yang isinya:" Assalamualaikum...Puspita, sebelumya aku minta maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk datang kerumahmu...aku sedang dilanda masalah besar...aku harap kamu tidak kecewa...beri kesempatan tiga hari lagi...aku masih ingin menyelesaikan maslahku ini...wsslm".
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan