SIAPA dalam hidupnya yang tidak mau dikehendaki Allah mendapat kebaikan?
Kalau anda Muslim –apa pun jabatan dan strata sosial anda- pasti menginginkannya.
Hanya saja, kebaikan dari Allah, yang bahasa Arabnya: khoirullah, bukan
untuk ditunggu, tapi diburu.
Bagaimana anda mau mendapatkan emas, jika
bermental malas? Bagaimana mau mengetam, jika tak mau menanam? Ga mungkin `kan
Sob?
Dalam hadits ada beberapa
kriteria yang disebutkan Nabi Muhammad agar setiap Muslim mendapat kebaikan
dari Allah.
Pertama,
faqih(paham) agama. Nabi bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
Artinya: “Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akan
dipahamkan ia dalam (masalah) agama”(Hr. Bukhar). Ingat! Kriteria pertama
harusnya PAHAM agama, bukan TAHU agama. Beragama berdasarkan ilmu, bukan asal
tahu.
Orang yang PAHAM agama,
sejatinya tak akan bersenjang dengan AMAL NYATA. Mereka ini biasanya disebut
ULAMA. Ulama sendiri menurut al-Qur`an mempunyai khasyah(takut plus
ta`dzim) tinggi(Qs. Fathir: 28) dan pasti akan diangkat derajatnya(Qs.
Al-Mujadilah: 11).
Kedua, menghadapi ujian hidup. Nabi bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
Artinya: “Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka ia
akan diuji”((Hr. Bukhari). Kalau
mendapat ujian banyak dalam kehidupan jangan pernah risau dan su`udzan pada
Allah Sob. Ujian itu untuk dihadapi, bukan diratapi.
Selama kita berada pada riil yang benar, ketika
masih mendapat ujian, maka itu tak lain karena Allah ingin menghendaki kita
menjadi baik.
Dalam sekolah saja ada
ujian, apalagi kehidupan? Semakin diuji orang akan berderajat tinggi. Akan
diketahui mana loyang mana emas, melalui ujian.
Dalam al-Qur`an kita `kan akan diuji dengan rasa takut, lapar, harta
berkurang, dll. Yang akan sukses dalam ujian hanyalah orang-orang yang
sabar(Qs. 155). Allah menciptakan kematian dan kehidupan untuk mengetahui siapa
yang terbaik amalnya(Qs. Al-Mulk: 2). Jadi, untuk mendapat kebaikan, bersiaplah
untuk menghadapi ujian. Semakin banyak ujian, semakin banyak kebaikan. Tentu
saja, jika mampu SABAR.
Ketiga, memohon
taufiq Allah agar konsisten beramal shalih hingga ajal menjemput. Nabi
bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ " قَالُوا:
يَا رَسْوْلُ اللهِ، مَا اسْتَعْمَالُهُ ؟ قَالَ: " يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ
قَبْلَ مَوْتِهِ
Artinya: “Barangsiapa dihendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka ia akan
dipergunakan”. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulallah! Apa (maksud)
pergunaannya?”. Beliau menjawab: “Akan dianugerahi taufiq oleh Allah untuk
beramal shalih sebelum kematiannya.”(Hr. Ahmad).
Nasib orang tiada yang tau
akan berakhir seperti apa. Mati juga misteri ilahi. Maka yang bisa kita lakukan
ialah selalu memohon kepadanya agar senantiasa diberi taufiq. Taufiq untuk
senantiasa konsisten beramal hingga ajal tiba.
Dalam hadits ada kisah
menarik tentang takdir. Ada orang yang dari kecil berbuat baik hingga besar
hingga jarak antara surga dan dirinya hanya satu hasta. Namun, karena sudah
ditakdir jelek, kemudian pada akhir hayatnya, ia melakukan kejelekan dan ia pun
masuk neraka. Ada pula yang sebaliknya(Hr. Muslim).
Keempat, beramal
sebagaimana generasi terbaik(sahabat, ulama salaf). Suatu saat nabi ditanya
oleh seorang Arab Badui, “ Apa Islam ada akhirnya?”. Beliau menjawab:
نَعَمْ مْنْ يُرِدِ اللهُ
بِهِ خَيْراً مِنْ عَرَبٍ وَعَجَمٍ أَدْخَلَهُ عَلَيْهِمْ
Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, baik
orang Arab maupun non-Arab, maka akan dimasukkan dalam golongan mereka”(Hr.
Ibnu Hibban). Ini sangat beralasan sebab, kata beliau setelah masa terbaik pada
akhirnya ada masa fitnah. Orang yang bisa selamat dari fitnah adalah orang yang
konsisten beramal sesuai dengan amalan mereka, yang menjadi orang terdepan
dalam meneladani Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam.
Kelima, berakhlak
mulia. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يَجْعَلْ خُلُقَهُ حسناً
Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akhlaknya akan dibuat mulia”(Hr.
Al-Qudha`i). Siapa sih yang ga suka pada orang yang berakhlak mulia? Dan ingat,
mereka yang berakhlak mulia bukan saja mendapat kebaikan, tetapi sebagai
representasi insan yang beriman sempurna. Sedangkan hal itu, sudah dicontohkan
oleh Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam.
Intinya Sob, jika mau
mendapat kebaikan dari Allah setidaknya kita memantaskan diri dengan memburu 5
Kriteria tadi: PAHAM AGAMA, MENGHADAPI UJIAN, KONSISTEN BERAMAL HINGGA BERAKHIR
AJAL, MENELADANI GENERASI TERBAIK, dan BERAKHLAK MULIA.
Sudah pantaskah Aku, Kamu,
Mereka dan semuanya yang merasa Muslim mendapatkan KHOIRULLAH(kebaikan dari
Allah)?
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !