Mengenang Ngaji Huruf Arab Pegon
Written By Amoe Hirata on Minggu, 19 Februari 2017 | 09.03
![]() |
Contoh huruf Pegon dalam Kitab Tafsir Surah Al-Baqarah Juz II |
Fajar; Inspirator Ajaib Penghafal Al-Qur'an
Written By Amoe Hirata on Sabtu, 18 Februari 2017 | 14.04
Ma`idaturrahman Ala AQL Islamic Center
Written By Amoe Hirata on Jumat, 17 Februari 2017 | 14.48
Saat
masih mengenyam pendidikan di Al-Azhar, Kairo, Mesir, ada fenomena menarik
setiap kali datang bulan Ramadhan yang menggambarkan betapa dermawannya orang
Arab Mesir. Menjelang berbuka, setiap masjid, bahkan tak jarang juga di
jalanan, mereka menyiapkan ta’jil (berupa air, kurma bahkan makanan
berat seperti nasi dengan aneka lauk ala Mesir) bagi orang yang berpuasa.
Kegiatan ini dilakukan secara massif dan kolektif. Budaya tahunan itu populer dengan
sebutan “Ma’idaturrahman” yang arti sederhananya “Hidangan dari Allah Yang Maha
Pengasih”.
Akhok Vs Ahok
Written By Amoe Hirata on Kamis, 16 Februari 2017 | 10.48
“Pentas
Pilgup DKI makin seru saja,” tiba-tiba Badar nyeletuk di tengah-tengah cangkrukan
pendopo Al-Ikhlas. “Seru apanya Dar, yang benar itu saru (kotor),”
Tarmudzi ikut-ikutan menimpali. “Saru piye (kotor gimana) ?” “Saru
karena masih ada saja yang culas, curang, ga sportif dalam pemilihannya.
Berbagai cara dilakukan untuk memenangkan calonnya,” lanjut Badar.
Pucuk Hayya, Pucuk Hayyi
Written By Amoe Hirata on Rabu, 08 Februari 2017 | 22.32
Sewaktu aku masih kecil,
sekitar kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah), ada dua kucing yang aku pelihara
bersama adikku. Kucing itu bersaudara kandung. Yang satu berwarna putih
berkelamin betina; sedangkan yang satunya berwarna hitam berkelamin jantan.
Kucing jantan aku beri nama Pucuk Hayya, dan yang betina diberi bana Pucuk
Hayyi.
Label:
Cermin,
Hikmah Sejarah,
Motivasi,
Mutiara Hikmah
Sang Singa Mimbar; Penolak Komunisme Menyebar
Written By Amoe Hirata on Senin, 06 Februari 2017 | 11.13
DI kalangan Partai Masyumi, beliau dikenal dengan
julukan “Singa Mimbar”. Gelar ini sangat beralasan karena ulama ini mempunyai
kecakapan yang baik dalam beretorika. Sangat
fasih dalam berkhutbah. Tak hanya itu, ayah dari Endang Syaifuddin Anshary ini
juga dikenal sebagai penulis produktif dan tajam. Hasil buah penanya sudah
tertuang di dalam 23 judul buku. Belum lagi tulisan-tulisan lain yang tersebar
di berbagai majalah dan surat kabar.
Peran Kebangsaan Ulama
Written By Amoe Hirata on Sabtu, 04 Februari 2017 | 20.19
![]() |
KH. Salim sedang menjalankan peran kebangsaan menjadi diplomat Indonesia |
Saya
mencoba membayangkan, jika peran ulama pra kemerdekaan hanya berkutat masalah
pendidikan, berkecipung pada wacana akademik saja, berkiprah pada ranah
transfer ilmu semata, agaknya tidak mungkin kemerdekaan bisa terealisasi.
Sang Guru Ngaji
Pertama kali bertatap muka dengan sosok
karismatik ini, saat menjadi peserta PKU (Program Kaderisasi Ulama) Gontor
2014/2015. Waktu itu beliau menekankan pentingnya mengetahui positioning kita
dalam gerakan dakwah. Sadar posisi akan membantu para dai mendakwahkan Islam
secara tepat dan proporsional sesuai dengan kemampuan masing-masing.