Bulan penuh ampunan, rahmat dan
berkah sudah hadir di tengah-tengah kita. Sudah cukupkah bekal yang kita
persiapkan untuk menjalankannya. Janngan-jangan kita masih berfikir bahwa
menyambut Ramadhan cukup hanya dengan sambutan-sambutan yang sifatnya materil,
sehingga yang menonjol hanya menyiapkan makanan dan perkakas lainnya yang
dianggap penting dalam Ramadhan. Apa tidak boleh menyiapkan kebutuhan materil
dalam untuk menyambut bulan Ramadhan? Tentu saja boleh. Tapi jangan sampai itu
dijadikan prioritas utama. Karena sejatinya bulan Ramadhan adalah bulan untuk
menahan dan mengontrol diri. Untuk sesuatu yang halal saja kita harus
mengontrol diri, apalagi yang haram. Dengan memfokuskan diri pada bidang
materil untuk menghadapi Ramadhan, maka tak jarang dijumpai fenomena yang
samasekali bertolak belakang dengan nilai puasa di bulan Ramadhan, diantaranya
yang kerap terjadi di kalangan
masyarakat muslim ialah: membengkaknya pengeluaran. Karena itulah supaya ibadah
kita di bulan Ramadhan bisa maksimal, serta terhindar dari hal-hal yang tidak
begitu penting, maka berikut ini ada beberapa poin yang perlu diperhatikan agar
ketika Ramadhan kita bisa memanfaatkannya dengan baik:
1
Menata Niat
Menata niat sangat penting bagi
setiap muslim. Syarat diterimanya ibadah ialah jika diniati dengan ikhlas dan
sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Sejak awal kita harus menata niat
dengan baik. Kita niatkan bahwa segala amal yang dilakukan di bulan Raadhan
hanya untuk merah keridhaan Allah subhanahu wata`ala. Kita juga berniat
sejak awal bahwa amalan yang akan dilakukan akan diupayakan sedemikian rupa
agar tetap berkesinambungan baik di dalam maupun di luar bulan Ramadhan.
Mengingat sangat pentingnya niat, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya (setiap) amalan tergantung pada niatnya”(Hr. Bukhori dan
Muslim). Kalau niat kita sejak awal adalah benar-benar tulus hanya untuk Allah,
insyaallah akan dimudahkan dan dianugerahi keistiqamahan setelah bulan
Ramadhan. Dengan niat yang tulus ini kita akan masuk dalam kategori hadits
Rasulullah shollallahu `alaihi wasallam: “Barangsiapa yang berpuasa
di bulan Ramadhan (karena) iman dan (tulus untuk) mengharap (ridha Allah, maka
dosa-dosa yang telah lampau (pasti) diampuni Allah ta`ala”(Hr. Bukhori dan
Muslim).
2
Memulai Dengan ‘BASMALAH’
Memulai Ramadhan dengan basmalah(dengan
nama Allah) berarti kita secara sadar menanamkan kesadaran mendasar pada hati
kita bahwa Allah menjadi tumpuan awal dan akhir dari amal kita. Tidak ada
segala sesuatu yang terjadi tanpa kehendak dan pengetahuan Allah. Dengan basmalah
kita akan menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan aman dan tentram. Ketika
sebelumnya banyak dosa, kita merasa aman karena Allah adalah Ar-Rahman(Maha
Pengasih), sebesar apapun dosa manusia pasti diampuni asal mau bertaubat.
Ketika kita merasa kebaikan yang dilakukan lebih banyak daripada keburukan,
maka kita merasa tentram karena Allah adalah Ar-Rahim(Maha Penyayang),
orang-orang yang beriman mendapat kasih sayang khusus dari Allah subhanahu
wata`ala. Kesadaran basmalah bila dipraktikkan secara benar, akan
membantu setiap muslim senantiasa semangat dalam beramal dan bekerja, apalagi di
bulan Ramadhan. Kesadaran ini pula akan membuat setiap muslim tidak sembrono
dalam beramal, dan selalu mementingkan kepentingan yang mengarah pada keridhaan
Allah daripada kepentingan-kepentingan pribadi. Allah menjadi tumpuan utama dan
menjadi tempat bergantung.
3
Memulai Amal Yang Paling Ringan
Kebanyakan orang menjadikan bulan
Ramadhan menjadi semacam ‘bulan pelampiasan’ sehingga ada yang melakukan amal
sebanyak-banyaknya dengan sebenap macamnya untuk diluapkan di bulan Ramadhan.
Tiba-tiba banyak dijumpai orang yang rajin shalat jama`ah, sedekah, shalat
malam, mengaji al-Qur`an dan lain sebagainya. Karena tidak memilih amal yang
paling ringan dan mudah dilakukan sesuai kemampuan diri, akhirnya di luar bulan
Ramadhan amalan-amalan menjadi terhenti dan putus. Putus karena disamping persepsi
dan niat yang salah, amalan-amalan dilakukan tanpa melihat kadar kemampuan
diri. Sehingga kita tidak heran jika banyak orang gagal ketika keluar dari
bulan Ramadhan, karena tidak memilih amalan yang paling ringan dilakukan. Maka
dari itu, yang perlu diperhatikan agar amalan kita berkualitas baik dan tetap
istiqomah, kita perlu memilih amalan yang paling mudah kita lakukan, agar tidak
membuat bosan dan putus di tengah jalan.
4
Menjalankan Secara Bertahap
Di antara hal yang membuat orang
mudah lelah, bosan dan putus asa ialah ketika melakukan sesuatu dengan
sebanyak-banyaknya tanpa mengindahkan tahapan-tahapan. Ibarat orang lari
maraton, ia langsung berlari sekencang-kencangnya sehingga sebelum sampai
finish tenaga sudah habis lebih dahulu karena salah dalam menggunakan tenaga.
Nabi sendiri sudah mengingatkan kita. Ada ungkapan menarik yang diriwayatkan
Imam Baihaqi dalam kitab syu`abu al-Imân: “Sesungguhnya agama ini
sangat kokoh, maka masuklah ke dalamnya dengan lembut”. Kelambutan
mencerminkan kebertahapan. Itulah mengapa kita dapati beberapa larangan
syari`at dilakukan secara bertahap seperti keharaman minum khamr dan perintah
untuk berjilbab dan lain sebagainya. Melakukan amalan secara bertahap sangat
penting lantaran untuk membuat kita konsisten dalam menjalankannya. Dalam bulan
Ramadhan, kalau kita langsung melakukan amalan di luar kebiasaan kita langsung
dengan jumlah banyak tanpa bertahap, bisa dipastikan di luar bulan Ramadhan
pasti kita akan meninggalkan amalan-amalan itu. Padahal tujuan disyariatkan
puasa di bulan Ramadha ialah untuk membuat orang bertakwa. Sedangkan ketakwaan
itu harus tetap diupayakan baik di bulan atau di luar bulan Ramadhan.
5
Menunaikan Amal Secara
Berkesinambungan
Imam Bukhori dan Muslim dalam kitab shohih-nya
meriwayatkan, Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam bersabda: “Amal
yang paling dicintai oleh Allah ialah yang paling dawam(istiqomah, langgeng)
meskipun sedikit”. Kelanggengan dan keistiqamahan amal ini erat kaitannya
denga melakukan amalan sesuai dengan kemampuan serta dilakukan secara bertahap.
Kebersinambungan amal ini juga menjadi sebagai tanda bagi sukses tidaknya
muslim dalam beribadah di bulan Ramadhan. Suatu saat Rasulullah shallalahu
`alaihi wasallam naik mimbar sembari berkata amin tiga kali. Para sahabat
heran dan bertanya mengenai pengaminan beliau sebanyak tiga kali. Beliau
mengatakan sedang mengamini doa Jibril. Salah satu yang beliau amini ialah:
celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak diampuni
dosa-dosanya(Hr. Turmudzi). Supaya Ramadhan kita diterima dengan baik maka kita
mengusahakan amalan yang rutin di bulan Ramdhan untuk kemudian dilanjutkan di
luar bulan Ramdhan.
6
Mendawami Jama`ah dan
Orang-orang Sholih
Membiasakan diri dan menjaga jama`ah
adalah faktor penting yang membuat kita sukses di bulan Ramadhan. Dengan
berjama`ah kita akan menjadi kuat. Pekerjaan juga akan menjadi ringan.
Meninggalkan jama`ah bagaikan seekor biri-biri yang sendirian, amat mudah
diterkam oleh serigala. Tak hanya itu, kita harus slektif dalam memilih teman
baik. Teman yang baik diibaratkan oleh Nabi dengan penjual minyak wangi, yang
berarti kita bisa membeli manfaat darinya, atau kalau tidak bisa membeli kita
tetap terkena bau wanginya. Sedangkan teman yang buruk ialah diibaratkan
seperti pande besi, yang memercikan apai sehingga bisa membakar bahkan baunya
tak enak(Hr. Bukhori Muslim). Singkatnya, kita harus menjaga jama`ah dan
bergaul dengan orang-orang sholih. Ini persis seperti lagu yang sudah mayshur
yaitu: Tombo Ati.
7
Memanjatkan Doa
Kita tidak pernah tahu apakah amalan
kita akan diterima oleh Allah atau tidak selama bulan Ramadhan. Sudah menjadi
keniscayaan bahwa sebagai muslim kita harus berdo`a kepada Allah ta`ala.
Kalau kebanyakan dari antara kita merasa bahagia ketika bulan Ramadhan, maka
lain halnya dengan para sahabat dan salafus sholih, mereka sedih bukan main
memanjatkan do`a agar diterima segala amal kebaikannya dan diberi keistiqamahan
dalam menjalankannya. Kita tidak tahu secara pasti apakah kita masi menjumpai
Ramadhan pada tahun berikutnya, maka kita harus berdoa agar amalan kita
dikabulkan dan konsisten beramal sepanjang waktu hingga diperjumpakan dengan
bulan Ramadhan tahun depan. Semoga ini bermanfaat dan menjadikan kita semangat
dan konsisten dalam beramal baik dalam maupun di luar bulan Ramadhan. Wallahu
a`lam bi al-showab.
Sumengko,
Ahad 27 Juli 2014/14:55
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !