Home » » Ramadhan dan Pembinaan Umat

Ramadhan dan Pembinaan Umat

Written By Amoe Hirata on Rabu, 23 Juli 2014 | 05.17

            Di antara faktor yang paling determinan untuk membina umat ialah Ramadhan. Umat Islam tidak boleh menyia-nyiakan faktor yang sangat besar ini. Di samping itu juga harus menggunakan momen Ramadhan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang baik. Umat Islam sangat butuh dibina kembali dengan pembinaan yang komplit sesuai dengan syariat Allah, supaya kendalinya atas seluruh umat bisa kembali digapai. Umat Islam adalah umat yang berhak memimpin dunia.


PERAN RAMADHAN DALAM PEMBINAAN UMAT

أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، إنه من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
أما بعد:

Selamat datang semuanya pada pertemuan yang penuh berkah ini. Saya memohon pada Allah ta`ala semoga menjadikan pertemuan ini masuk dalam timbangan kebaikan kita semua. Adapun sesudahnya.
Sebagaimana anda ketahui, kita sebagai umat Islam hidup dalam saat-saat bahagia, karena kita mendekati peristiwa yang mulia; peristiwa yang membuat umat Islam dipenuhi kebaikan, keberkahan dan rahmat’ peristiwa yang ditunggu-tunggu baik oleh anak  kecil maupu orang besar, laki-laki maupun perempuan, kaya maupun miskin. Allah menaburkan rasa cinta terhadapnya pada hati kaum mukmin, hingga anak kecil pun (mencantainya). Kita menanti Bulan Ramadhan. Kita tahu sampai sejauh mana anak-anak begitu menyukai kedatangan Ramadhan, meskipun mereka masih belum mengenal puasa, shalat malam, pahala dan kebaikan. Kita melihat orang-orang pada menantikan munculnya hilal betapa bahagianya hati ketika kita tahu Ramadhan besok akan datang.
Saudara sekalian, Ramadhan adalah bulan yang sangat agung dalam timbangan Islam. Mari kita melihat penggambaran Rasulullah berkaitan dengan bulan ini. Imam Ahmad dan Nasa`i meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Ketika Ramadhan datang, Rasulullah Saw. bersabda, ‘Telah datang pada kalian bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan puasa(pada bulan ini)”.
Ada beberapa peristiwa besar yang terjadi pada bulan ini sebagaimana yang pernah dikabarkan Rasulullah Saw. tentang perubahan-perubahan alam yang begitu mencengangkan:
Pertama: Pintu-pintu surga dibuka
Kedua  : Pintu-pintu neraka ditutup
Ketiga  : Setan-setan dibelenggu
          Jadi, Ramadhan adalah momen untuk beramal baik, masuk surga, dibebaskan dari neraka, dan menang atas setan-setan. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dari Allah. Orang mukmin kembali kepada Tuhannya, serta menghancurkan setiap yang dibangun iblis dan para pengikutnya pada bulan-bulan yang panjang. Ramadhan merupakan hadiah dari Allah yang Maha Penyayang. Rasulullah pernah bersabda berkaitan dengan hal ini: “Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan kebaikannya maka ia adalah orang yang rugi”. Menurut pendapat saya kita tak usah menentukan malam lailatul qodar dengan delapan puluh tiga tahun sebagaimana yang dikatakan kebanyakan orang. Masalah ini masuk dalam takdir (ukuran) Allah. Masalah ini sebenarnya untuk mengagungkan dan memuliakan. Orang yang diberi taufik mendapat kebaikan malam lailatul qodar adalah orang yang telah diberi taufiq oleh Allah. Tidak semua orang yang akan mendapati lailatul qodar, dan tidak semua orang akan mengeksploitasinya.
            Jadi, orang yang sukses diberi taufik Allah adalah orang yang mengerahkan segenap tenaga untuk mendapatkan malam lailatul qodar: adalah orang yang benar-benar rindu padanya; adalah orang yang sebelum Ramadhan menghitung berapa hari lagi Ramadhan akan datang; adalah orang yang ketika bulan Ramadhan takut Ramadhan berakhir, ia memiliki persiapan yang besar untuk (menyambut) bulan agung ini. Kita memohon kepada Allah ta`ala supaya kita semua diperjumpakan kembali dengan Ramadhan, serta diberi taufiq di dalamnya untuk beramal shalih, dan semoga Allah menganugerahkan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka pada kita.
            Pembahasan Ramadhan kali ini bukan pembahasan sebagaimana biasanya. Saya tidak akan membahas tentang hukum-hukum, keutamaan-keutamaan, dan adab-adab yang berkaitan dengan Ramadhan. Pada kesempatan ini saya akan berbicara tentang peran Ramadhan dalam membina umat Islam. Pembicaraan saya hari ini dari hati, saya memohon semoga akan juga sampai ke hati.
            Saudara-saudara sekalian, umat Islam merupakan istana yang besar dan megah. Pembinaan umat secara umum memang merupakan perkara yang berat dan susah. Apa yang tergambar pada benak saudara sekalian jika kita mau membina (membangun) sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia: (kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.[Qs. Ali Imran: 110]. Apa yang anda bayangkan jika kita hendak membina umat sebaga umay yang akan menjadi saksi, umat yang pertengahan: (dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu)[Qs. Al-Baqarah: 143]. Pembinaan(pembangunan) yang besar ini memerlukan usaha besar, pemikiran mendalam, dan kemampuan yang besar. Pembinaan ini juga membutuhkan fondasi yang kuat untuk menyangga bangunan besar yang ada di atasnya. Setiapa apartemen yang besar membutuhkan fondasi yang kuat. Dalam syariat Islam, Allah menjelaskan pada kita segala sesuatu. Menjelaskan pada kita bagaiman cara (membuat) fondasi yang kuat untuk istana yang besar ini, istana Islam.
            Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Ra. Ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, ‘Islam dibangun di atas lima perkara –inilah dia beberapa fondasi yang lima-: bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan’. Diantara kelima fondasi pokok itu ialah: puasa di bulan Ramadhan. Perkara ini adalah perkara yang sangat penting.
            Islam adalah agama yang sangat luas. Agama yang mencakup segenap masalah kehidupan. Mencakup masalah akidah, shalat, puasa, haji, umrah, zakat, sedekah, i`tikaf, shalat malam, ilmu pengetahuan yang beraneka ragam, keutamaan-keutamaan yang agung, jual-beli, transaksi perdagangan, pertanian, produksi, perang, perjanjian-perjanjian, hukum, legislasi, makanan, minuman, pernikahan, keluarga, dan pendidikan. Pintu-pintu Islam begitu sangat luas. Ia adalah agama yang komperehensif, sempurna dan paripurna. Akan tettapi di sekian banyak pintu yang besar ini Allah memilih hanya lima hal yang dijadikan sebagai fondasi Islam, sebagai dasar dari istana yang besar ini, Islam. Diantara fondasi itu ialah Ramadhan.
            Jadi, masalah Ramadhan bukan sekadar berkaitan dengan bulan bagus yang membuat kaum muslimin bahagia beberapa waktu dan sedih ketika berakhir, kemudian menanti kembali pada tahun berikutnya. Sama sekali bukan sekadar itu. Ramadhan merupakan perkara pembinaan umat. Bulan Ramadhan merupakan fondasi dasar diantara beberapa fondasi untuk menyangga Islam. Bayangkan jika fondasi tidak ada, kira-kira apa yang akan terjadi? (pasti) bangunan akan roboh semuanya. Fondasi satu saja bisa membuat bangunan roboh apalagi sama sekali tidak ada fondasi.
            Jadi, masalah ini adalah masalah yang sangat penting. Jika kita ingin membangun bangunan yang kuat dan kokoh maka fondasinya harus kuat. Karena itulah, dari situ hendaknya puasa Ramadhan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar dapat menyangga istana Islam yang begitu besar dan megah. Dengan tekad dan pikiran ini, pada titik tolak ini kita ingin memasuki Ramadhan. Setelah Ramadhan usai kita menjadi layak untuk menyangga beban istana yang besar dan amanah yang besar. Ini bukan sekadar perkara puasa. Ini adalah perkara yang berkaitan dengan pembinaan umat, atau katakan sebagai: pembinaan(pembangunan) umat terbaik.
            Bagaimana Ramadhan membina umat Islam? Supaya kita bisa memahami perkara ini secara mendasar, maka kita (harus) kembali pada penggalan sejarah yang indah. Kapan diwajibkan puasa Ramadhan atas orang muslim? Ketika kita mengamati kembali poin ini, kita akan tahu bagaimana Ramadhan membina umat muslim. Ramadhan diwajibkan atas orang muslim pada tahun kedua bulan Sya`ban, tepatnya tahu kedua Hijriah.

BEBERAPA INDIKASI(PETUNJUK) SEBELUM DIWAJIBKAN PUASA RAMADHAN SERTA PERANNYA DALAM PEMBINAAN UMAT.

            Ketika saya membaca kembali semua peristiwa yang terjadi pada bulan Sya`ban tahun kedua Hijriah, saya menemukan pada bulan ini terjadi beberapa peristiwa besar yang terjadi pada perjalanan sejarah umat Islam. Saya ingat setidaknya da empat perkara dalam kajian sirah nabawiyah, yang merupakan perkara yang sangat penting, dan semuanya terjadi pada bulan Sya`ban tahun kedua Hijiyah. Diantara perkara-perkara itu ialah sebagai berikut:
Pertama           : Diwajibkan puasa bulan Ramadhan. Masalah inilah yang sedang kita bahas pada pertemuan ini.
Kedua              : Diwajibkan zakat. Zakat diwajibkan sejak di Makkah, tapi tanpa ada ketentuan nisab dan hukum-hukum yang beranekaragam berkaitan dengannya. Maka pada bulan Sya`ban tahu kedua adalah masa penentuannya.
Ketiga              : Diwajibkan perang atas orang muslim setelah mereka hanya diperbolehkan. Allah berfirman: dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.(Qs. Al-Baqarah: 190), ayat ini turun pada bulan Sya`ban.
Kempat            : Pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka`bah pada pertengahan bulan Sya`ban tahun kedua Hijriyah.
            Peristiwa-peristiwa tersebut sangat penting, dan semuanya terjadi pada satu bulan yaitu pada bulan Sya`ban tahun kedua Hijriyah. Kenapa? Karena pada bulan Ramadhan tahu kedua Hijriah akan terjadi perkara yang sangat penting yang membutuhkan banyak persiapan dan pendidikan. Akan terjadi pertempuran Badar Kubro pada tanggal 17 Ramadhan tahu ke-2 Hijriyah. Jadi, empat perkara ini untuk menyiapkan pasukan pejuang (mujahid) yang akan memasuki perang penentuan. Empat perkara ini disyariatkan untuk membina umat pejuang, yaitu umat yang diharapkan menang atas segala umat lain; umat yang memimpin umat lain bukan umat yang dipimpin; umat yang mengendalikan umat lain, bukan umat yang dikendalikan.
           
RAMADHAN DAN PEMBERSIHAN(PENYELEKSIAN) BARISAN MUSLIM

            Diantara perkara yang berkaitan dengan Ramadhan sebagai bulan penyiapan dan pembinaan umat, kira-kira apa yang akan diajarkan Ramadhan untuk menyiapkan tentara pejuang (mujahid) atau untuk menyiapkan umat pejuang, atau umat pionir? Ramadhan menurut gambaran saya akan melakukan tida hal: tanqiyah(pembersihan, seleksi), tamayyuz(pembedaan) dan tarbiyah(pendidikan), apa yang dimaksud dengan ungkapan ini?
            Pertama: Ramadhan dan pembersihan(penyeleksian) barisan muslim. Ramadhan akan melakukan pembersihan pada barisan kaum muslimin. Ramadhan akan melenyapkan kotoran0kotoran dari barisan kaum muslimin. Banyak sekali orang bernamakan nama islami dan terhitung sebagai umat Islam tetapi ia tidak membawa semangat dari nama Islam itu; banyak orang yang berislam  baik dengan senang hari maupun terpaksa, atau dilahirkan dalam kondisi muslim sedangkan mereka sebenarnya tidak mempunyai pilihan atau keinginan sama sekali terhada Islam. Sesuatu (biasanya) dalam kondisi damai dan sejahtra terkadang tidak begitu sangat jelas, tapi ketika dalam perjuangan dan peperangan atau bertemu musuh, maka barisan harus kokoh. Tidak akan tegar di medan jihad kecuali dengan keimanan yang sejati. Harus ada penyeleksian muslim shalih untuk tetap tegar dalam berjihad; harus diseleksi muslim yang shalih untuk berpartisipasi pada pertempuran Badar Kubro, dan juga untuk menyeleksi orang-orang shalih untuk menghadapi yang serupa dengan Badar Kubro.
Semua (bisa) berkata: “Aku seorang muslim yang tegar atau teguh”. Tapi dimana orang-orang yang benar sungguh-sungguh? Dan dimana orang-orang yang berbohong? Harus ada ujia-coba terlebih dahulu. Ramadhan merupakan ujian yang penting yang akan terjadi di sela-selanya dan sesudahnya pembersihan barisan muslim dari kotoran-kotoran yang membuat gagal dalam ujian. Orang yang akan teguh pada bulan Ramadhan insyaallah akan teguh juga di bulan lainnya. Supaya ujian benar-benar menguji, maka ujian harus susah. Kira-kira apa susahnya Ramadhan? Susahnya Ramadhan dikembalikan pada beberpa perkara: Bahwasany puasa diwajibkan, sedangkan tabiat manusia cendrung menjauhi sesuatu yang wajib dan beban-beban. Ramadhan juga susah karena sebulan penuh, udzur(kelonggaran alasan) di dalamnya sangat terbatas, dan anda tidak mempunyai alternatif lain kecuali dengan udzur syar`i.
            Kadang Ramadhan datang ketika musim panas, kadang datang pada saat anda sibuk bekerja, kadang datang di saat sibuk-sibuknya anda. Sebulan penuh yang bersambung, terbatas, tidak bisa digantikan oleh bulan sebalumnya atau sesudahnya. Ramadhan juga sulit karena keluar dari kebiasaan. Syahwat makan, minum dan jima` merupakan syahwat yang sudah tertanam pada diri setiap manusia. Pada bulan Ramadhan akan keluar samasekali dari kebiasaan. Anda akan lapar, haus dan payah, tapi anda harus sabar. Lebih susah dari itu anda harus puasa secara sungguh-sungguh sebagaimana yang diinginkan Allah. Bahkan Ramadhan bukan sekadar masalah makan, minum dan syahwat saja, tapi masalahnya lebih besar dari semua itu. Contohnya sebagaiman riwayat Bukhari dari Abu Hurairah Ra. Berkata: Rasulullah Saw. bersabda: barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh pada puasanya. Ada juga riwayat lain yang diriwayatkan Bukhari, Abu Daud dan Ahmad: barangsiapa yang tidak meninggalakan perkataan dusta dan amalan yang berkaitan dengannya dan kebodohan-(menjahili manusia)-maka Allah tidak butuh pada puasanya.
            Jadi, anda harus bahwa si bulan Ramadhan anda akan diuji dengan ujian yang berat. Jika lulus maka anda layak mengemban amanah untuk membina umat, sedangkan jika anda gagal maka anda tidak mendapatkan tempat sama sekali di istana yang besar. Todak masauk akal bagi individu muslim mukminyang masuk dalam ujian besar seperti ujian Ramadhan menghabiskan waktunya yang panjang di depan televisi, misalnya atau untuk mengisi teka-teki silang di koran dan majalah, atau bahkan dalam hal makan dan minum yang halal pada waktu berbuka. Tidak masuk akal seorang muslim yang bijaksana  menghabiskan waktunya yang panjang untuk bermain kartu dan tabel dan yang semisalnya dengan alasan untuk menghibur diri. Tidak masuk akal orang yang berpuasa pergi bekerja terlambat dan keluar cepat-cepat, dan menghabiskan siangnya dengan tidur disebabkan karena puasa.
            Ketahuilah wahai saudaraku semuslim! Ramadhan adalah ujian untuk menyeleksi barisan  kaum muslimin. Siapakah yang mengujimu? Yang mengujimu adalah Allah azza wajalla: dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan(Qs. Az-Zumar: 67). Ramadhan merupakan ujian yang sangat dalam. Setiap saat dan detik ada penilaian Tuhan atau koreksi Tuhan terhadap pelaksanaan amalan dalam Ramadhan. Kira-kira berapa persen anda mengambil ujian di bulan Ramadhan?Jika anda benar-benar merasa bahwa Allah mengawasi apa ujian Ramadhan, apa yang akan anda lakukan di bulan Ramadhan?
            Jadi, Tuhan kita menyeleksi barisan mukminyang tegar dan kokoh pada bulan Ramadhan. Awas jangan sampai menjadi orang terusir (tereleminasi) atau orang yang dipenuhi kotoran-kotoran. Ramadhan merupakan kesempatan besar untuk menetapkan eksistensi; momen yang besar untuk pembinaan umat Islam. Mungkin ada orang yang akan bertanya kepada saya: “anda bilang ‘ umat Islam’? apakah saya yang akan membuat perbedaan dengan membina umat Islam?” saya jawab: Ya wahai saudaraku, kamu yang akan membuat perbedaan. Meskipun umat adalah kata yang besar akan tetapi ia merupakan kumpulan dari individu. Umat adalah saya, anda, saudaraku, saudaramu, anakku dan anakmu, saudariku dan saudarimu, anak perempuanku dan anak perempuanmu, inilah dia umat. Sesudah itu jika disana tidak ada kepentingan bagi umat, maka hendaknya hal itu penting bagi anda pribadi: tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,(Qs. Al-Muddatsir: 38).
            Jadi perkara pertama yang kita ketahui tentang Ramadhan ialah bahwa ia adalah bulan ujian yang dalam dimana Allah mengawasi seluruh perbuatan hamba, lalu menyeleksi orang-orang shali dan mengeleminasi orang-orang yang rusak. Dengan demikian terjadi penyeleksian untuk barisan umat Islam. Yaitu umat yang dibina di atas unsur fondasi yang baik akan menjadi umat yang kuat insyaallah. Inilah sarana pertama dari sekian sarana Ramadhan untuk membina umat: menyeleksi barisan muslim.

RAMADHAN DAN TAMAYYUZ (RASA BERBEDA DENGAN YANG LAINNYA)

            Sarana kedua dari sekian sarana Ramadhan untuk pembinaan umat Islam ialah tamayyuz(rasa berbeda dan unggul dari umat lainnya). Pada batas cukup bagus kaum muslimin merasa berbeda (tamayyuz) dari umat yang lain dan mereka juga cukup bagus dalam hal identitas keislamannya. Pada tahun pertama di Madinah, umat Islam berpuasa pada hari as-syura bersama dengan orang Yahudi, pada waktu itu juga diwajibkan atas orang Islam. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra. Is berkata: Sewaktu Nabi datang (ke Madinah)  beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa as-syura. Lalu Nabi bertanya: “(puasa) apa ini?” Mereka menjawab: “(puasa) hari baik dimana Musa dan bani Israil diselamatkan dari musuhnya, lalu Musa berpuasa”. Lalu Rasulullah Saw. berkata: “ Aku lebih berhak pada Musa daripada kalian”. Lalu dia berpuasa dan menyuruh (sahabat) berpuasa. Maka ketika diwajibkan (puasa) di bulan Ramadhan, Nabi bersabda: “Siapa yang hendap puasa –yaitu puasa as-syura- maka puasa dan yang tidak menghendaki tidak perlu puasa”.
            Sekarang setelah diwajibkannya puasa pada bulan Ramadhan umat Islam akan berbeda dengan umat lainnya. Mereka akan puasa khusus satu bulan. Sudah pasti umat akan merasa terhormat dengan perbedaan ini; disamping itu pada tahun kedua bulan Sya`ban  kiblat umat Islam akan dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Ka`bah sebagai tamayyuz(perbedaan) baru. Satu kiblat bagi setiap muslim. Tidak ada yang berhak kecuali orang Islam. Perasaan tamayyuz(berbeda, unggul) dengan identitas keislaman merupakan alat yang niscaya diantara sekian banyak alat kemenangan dan tamkin(penguasaan). Umat yang merasa mengikuti umat lain adalah umat yang tak akan memimpin dan mengendalikan.Umat yang terbiasa mengikuti dan meniru  gaya umat lain serta mengikuti tradisi, dan akidah mereka adalah umat yang tidak berhak bangkit, adalah umat yang bobrok (jatuh). Adapun umat Islam yang sesungguhnya adalah umat yang berbeda dan memiliki identitas sendiri, memiliki gaya yang khas, mempunyai ciri khusus yang orisinil, dan memiliki ciri tertentu. Demikianlah sesungguhnya Ramadhan membuat orang musli berbeda dengan umat lain. Ini membuat cita-cita tinggi, memperkuat tekad dan memantapkan hati. Jadi ini merupakan sarana kedua dari sarana-sarana Ramadhan untuk membina umat Islam: tamayyuz(merasa berbeda) dari umat lainnya.

RAMADHAN DAN TARBIYAH(PENDIDIKAN).

v  Pendidikan memenuhi secara total perintah Allah. Ketaatan total terhadap perintah Allah ta`ala.
v  Pendidikan mengekang dan mengendalikan syahwat.
v  Pendidikan mengendalikan syaraf ketika marah dan mampu meredam amarah.
v  Pendidikan infaq di jalan Allah ta`ala.
v  Pendidikan persatuan dan persaudaraan dan keharmonisan hubungan diantara muslim.
v  Pendidikan kepedulian sosial (turut merasakan sakit dan permasalahan muslim yang lain).
v  Pendidikan taqwa.

NASIHAT-NASIHAT ADA BULAN RAMADHAN SERTA PENJELASAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBINAAN UMAT ISLAM.

v  Menjaga rukun, syarat, kewajiban dan sunnah-sunnah shalat.
v  Perhatian terhadap al-Qur`an serta banyak membacanya di saat Ramadhan
v  Antusian dalam melaksanakan shalat malam (Tarawih)
v  Banyak bersedekah.
v  Berdekat (bergaul) diantara orang muslim
v  Menjaga lisan
v  Hati-hati dalam menonton televisi.
v  Berdakwah pada Allah ta`ala.
v  I`tikaf pada sepeluh terakhi pada bulan Ramadhan.

v  Taubat dari segala dosa dan maksiat.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan