Bulan suci akan segera berlalu. Sebelum habis, agaknya kita perlu bercermin kembali pada puasa-puasa yang telah dilaksanakan selama bulan Ramadhan ini. Selama ini apakah puasa telah membuat hidup kita hemat atau malah boros? Apakah puasa telah mendidik kita untuk menjadi produktif atau malah konsumtif? Apakah puasa telah mengajarkan kita kesederhanaan atau malah kemewahan? Apakah puasa telah mempertajam kepedulian sosial kita atau malah acuh tak acuh? Apakah selama puasa kita merasa iman semakin kuat atau malah lemah?
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyan seputarnya untuk dijadikan bahan kontemplatif. Di sini kita berupaya untuk mengaca diri kita pada cermin puasa Ramadhan. Jika puasa malah mencerminkan gaya hidup boros, maka ketahuilah bahwa puasa kita perlu dievaluasi kembali. Jika puasa malah menjadikan kita semakin konsumtif, maka saksikanlah bahwa puasa kita perlu dibenahi. Jika puasa malah membuat kita hidup bermewah-mewah, maka sadarlah bahwa kita salah kaprah. Jika puasa malah membuat kita kurang peduli terhadap sosial, maka ketahuilah bahwa puasa anda kurang bermakna. Jika puasa tidak membuat keimanan kita naik maka sadarlah bahwa ada yang tidak beres pada puasa kita.
Cerminan puasa yang salah berupa boros, konsumtif, hidup bermewah-mewah, tidak peduli sosial, iman melemah dan lain sebagainya itu akibat kesalahan kita dalam menjalankan dan memandang esensi puasa. Ibarat cermin puasa seharusnya mencerminkan hidup hemat, produktif, sederhana, peduli sosial dan semakin menguatkan iman. Bila hasil pantulan malah bertolak belakang dengan cerminan positif tadi maka cermin puasa kita kotor dan buram. Secara nyata keburaman itu dapat merusak kualitas pantulan cermin puasa.
Bagi yang sudah berpuasa sebaiknya rajin-rajin bercermin. Sebab boleh jadi meskipun kita sudah PD(Percaya Diri) merasa berpuasa ternyata ketika bercermin merasa takut dengan pantulan dan cerminan puasa kita sendiri. Mumpung belum selesai sebaiknya kita rajin-rajin membersihkan cermin puasa dengan lap ikhlas, sabar, sungguh-sungguh dan optimis dan cairan positif lainya. Semoga cerminan yang tergambar betul-betul refleksi nyata dari hakikat puasa.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !